#Tantangan_Gurusiana_hari_kesatu

#Kelas_Editor_Surabaya

Remidi adalah kata yang sering kita dengar dalam dunia pendidikan untuk siswa atau mahasiswa yang gagal dalam ujian. Remidi bermakna mengulang. Kali ini saya sedang mengalaminya dalam lingkungan Gurusiana. Saya harus mengulang menulis mulai dari hari pertama lagi. Kesal? Iya. Jengkel? Lumayan. Sebel? Agak.

Sejak awal dicetuskannya tantangan menulis di Gurusiana, saya sudah berniat untuk mengikutinya. Dada berdegup kencang setiap membaca tulisan para gurusianer. Darah naik ke ubun-ubun setiap ada share link tulisan teman-teman di banyak grup. Semua niat dan dada panas itu terhalang oleh kondisi internet di rumah saya. Sudahlah, cukup jadi pembaca saja saat sinyal kuat membuka link tulisan teman.

Kelas editor surabaya mendorong saya untuk kembali berniat menhikuti tantangan menulis Gurusiana. Mulailah saya menulis pada hari pertama dan kedua saat di Surabaya. Lancar. Bahagia karena keinginan itu akhirnya terwujud. Tiba saatnya saya harus pulang ke rumah.

Di rumah saya lanjutkan menulis lagi pada tantangan hari ketiga. Meski harus menunggu malam, lewat pukul 23.00 atau bahkan lebih, saya tetap menulis karena pada jam-jam itulah internet di rumah saya kuat untuk mengirim tulisan di Gurusiana. Sampailah pada hari keempat saya melanjutkan menulis dan mengunggahnya di Gurusiana dalam waktu yang sudah limit yaitu mendekati pukul 00.00. Selesai menulis, saya klik tombol kirim. Sinyal munyer-munyer tiada henti.

Gembiranya hati saya ketika sinyal berhenti munyer . Yes, berhasil, hore (Dora mode on). Namun, badala, saya lihat tulisan waktu pada artikel yang telah terkirim itu adalah pkl. 00.12. "Matek aku rek," batinku sambil menguatkan gemgaman tangan. Ya sudahlah, remidi. Tetap gembira? Iya.

Sambil menertawakan diri sendiri, kulaksanakan remidi hari kesatu, yang harusnya menjadi hari kelima ini dengan semangat. Meski harus berkali-kali typo karena menulis saat di perjalanan, remidi ini saya laksanakan dengan semangat. Secepatnya saya selesaikan tulisan ini karena mumpung ada di kota dan sinyalnya kuat. Sebentar lagi saya sampai di rumah yang miskin sinyal. Saya akan tetap bersemangat untuk tidur. Hahaha