DWI SRI SUJARWATI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Stasiun Pasarturi

Stasiun Pasarturi

#tantangan_gurusiana_haripertama_080320

#KelasEditorSurabaya

       Stasiun Pasarturi. Sebuah nama yang mengingatkanku pada era 70-an. Pada tahun 1970 hingga 1976 adalah masa kecilku yang sangat bahagia. Sebagai anak juragan pisang, kala itu, aku sering diajak bapak pergi ke Surabaya untuk berdagang pisang di pasar-pasar kota Surabaya. Dari desa kami naik kereta api dengan membawa puluhan kenjang pisang mentah yang dinaikkan di gerbong barang. Kami turun di Stasiun Pasarturi kemudian menyewa mobil untuk membawa pisang ke beberapa pasar di Surabaya. 

           Dua hari lalu kembali aku injakkan kaki di stasiun Pasarturi untuk berburu ilmu di Kota Pahlawan ini. Begitu melewati pintu keluar, aku putar pandangan dan ingatan akan masa kecil yang bahagia bersama bapak atau ibu. Selanjutnya, aku bersama tiga teman yang sama-sama datang dari Jawa Tengah naik takasi online menuju ke Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur yang berada di daerah Ketintang. Sepanjang perjalanan, ingatanku berputar ke masa lalu ketika naik becak bersama bapak menuju ke Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya. Kusasarkan pandanganku ke jalan-jalan, toko-toko, taman-taman demi mancari sisa kenangan yang masih ada. Ternyata tak sedikit pun aku temukan. Semua telah berubah. 

         Sesampainya di gedung LPMP pada pukul 04.05 dini hari, badan terasa lelah dan kami pun masuk kamar masing-masing untuk shalat Subuh dan sekadar beristirahat sejenak sebelum kami mengikuti Pelatihan Editor. Setelah mandi dan makan pagi, kami menuju kelas untuk menerima materi dari dua Srikandi MediaGuru yang cetar membahana. Beliau berdua adalah Ibu Mislinatul Sakdiyah dan Ibu Istiqomah. Dua hari kami ditempa, digembleng, dan dilatih menjadi seorang editor yang andal.

       Minggu sore ini aku kembali berada di Stasiun Pasarturi untuk kemudian kembali ke rumah. Di sini anganku kembali berputar di masa lalu. Kemana para pedagang yang kami setori pisang itu sekarang. Ah, pasti mereka semua juga sudah almarhum seperti bapak ibuku. Ah, sudahlah, toh rinduku pada Kota Pahlawan ini telah terobati. Bapak, ibu, aku telah melepas rindu di tempat dan jalan-jalan yang pernah kita lalui bersama.

 

Stasiun Pasarturi Surabaya, 8 Maret 2020

               

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

AlhamdulillahIso karo Napak tilas

08 Mar
Balas

Itu salah satu motivasiku ke Surabaya. Hehe.

09 Mar
Balas

Bu Nurul, salam kenal juga.

09 Mar
Balas

Mas Yasin, siap, asal aku diajak ke THR ya? Eh, tapi THR-nya masih ada apa gak ya?

09 Mar
Balas

Salam kenal bu

09 Mar
Balas

Berarti harus sering ikut kegiatan di Surabaya. Biar bisa sering napaktilas

09 Mar
Balas



search

New Post