Hari yang membuat aku tak berhenti berucap syukur karena berkesempatan turut serta Simposium Guru Nasional tahun 2018. Sungguh ini pengalaman yang luar biasa rasanya, bertemu dengan guru-guru berprestasi tingkat nasional, guru dengan seabreg prestasi yang luar biasa, berada di tempat yang nyaman, badan sehat makan terjamin, mandi enak, intinya ini seperti orang yang rindu bertemu dengan kekasihnya setelah lama tidak bertemu dan sekarang bertemu. You know lah kalau orang yang sedang dimabuk asmara. Nikmatnya sungguh tak berperi.

Sebagai guru aku termasuk masih baru dan tidak ada prestasi apapun yang menonjol dalam diriku. Berasal dari desa dan belum pernah mengecap di hotel berbintang, sebisa mungkin menjaga gengsi minimal tidak kepergok kalau aku adalah orang ini adalah orang dusun. Aku pribadi pernah mengikuti kegiatan diklat semacam ini tapi kualitas penginapan tidak sebagus ini. Aku seperti menemukan dunia baru yang indah, yang nyaman, yang udaranya segar, yang bersih tanpa pencemaran yang belum tercemar oleh ulah serakah manusia yang merusak atmosfer bumi. Apakah aku berlebihan? Entahlah, yang pasti aku sekarang tak ubahnya anak kecil yang mendapatkan kejutan hadiah mainan baru dari ayahnya. Bagi mereka yang sudah berpengalan dengan saking banyaknya pengalaman symposium suatu yang tak spesial. Satu hal yang pasti, bagi ayam satu kilogram dedak lebih berharga dari sekarung emas.

Aku kira menikmati fasilitas hotel berbintang ini adalah puncak kenikmatan dari simposium ini. Namun, ternyata aku salah besar! Berkenalan dengan orang hebat yang prestasinya berjubel dari berbagai daerah buatku lebih nikmat dari hangatnya air di kamar mandi hotel. Mendengar cerita sukses dan perjuangan para guru dari berbagai daerah jauuuuuuuh lebih nikmat dari lezatnya sarapan pagi di hotel ini. Prestasi mereka yang membanggakan bermacam-macam dari yang menjadi penulis, berkunjung ke seluruh Bangsa Indonesia, mendapat beasiswa ke Jerman, Belanda, Prancis dan lain sebagainya. Aku yang selama ini menjadi guru biasa saja menjadi penasaran. Kuperhatikan mereka dari ujung kepala sampai ujung kaki, kulihat cara mereka makan, cara mereka menghembuskan dan menarik napas, cara mereka minum, cara mereka membuka tutup botol mineral, cara mereka meminumnya, cara mereka menutupnya kembali, cara meletakkannya kembali, cara mereka duduk, cara mereka jalan ke kamar kecil, cara mereka jalan keluar dari kamar mandi, cara meminum kopi, cara mengaduk kopi, cara mereka menandatangani absen, cara mereka masuk lift. Semua itu kuamati dengan saksama dan tak kurang khidmat memperhatikannya. Kesimpulan dari observasiku ini mereka adalah MANUSIA! Nah, yang yang membuatku tiada habis pikir adalah mereka berprestasi sementara aku biasa-biasa saja, mereka sudah berkunjung ke luar negeri sementara aku berkutat disini saja. Mulai saat ini motivasiku menggebu kalau mereka satu spesies denganku, maka aku juga aku juga berhak sukses seperti mereka. Inilah kenikmatan yang hakiki saat

Terimakasih SIMPOSIUM GUR PENDIDIKAN DASAR 2018