Assalamualaikum, dear readers. Bagaimana kabarnya? Semoga pembaca semuanya sehat walafiat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Hari ini ada satu cerita yang saya adopsi dari buku 101 Kisah Teladan yang merupakan karya terjemahan dari Safrudin Edi Wibowo Lc dari kitab Mi'ah Qishshah wa Qishshah fi Anis Ash-Shalihin wa Samir Al Mttaqin karangan Muhammad Amin al Jundi. Seperti biasa, saya terjemahkan ke bahasa Inggris agar ini bisa membantu saya mengajar Bahasa Inggris dan mungkin bapak ibu guru Bahasa Inggris pada siswa siswinya di Madrasah terutama untuk materi pembelajaran Teks Narrative dengan menggunakan kisah kisah inspiratif yang Islami. Berikut kisahnya:

It is said that one day, Imam Asy-Safi'i was giving a lesson in front of his students. Suddenly the devil came - may Allah curse him - by transforming into a man, then the devil sat among the other disciples of Imam Sayafi'i. The devil asked the question, "What do you think about the One Who created me according to His will and uses me according to His will. And after that, (He is free) if He wills, He will take me to heaven. And if He wills, He can send me to hell. Do you think it was a just act or an act of injustice?" With the light of Allah, Imam Shafi'i immediately recognized who was asking the question. He replied, "O you, if he created you as you wish then he has wronged you, but if he created you according to his will, then he is not charged, not held accountable) for what he did."

Dalam bahasa Indonesia:

Alkisah, suatu hari, Imam Asy-Safi'i sedang memberi pelajaran di depan murid-muridnya. Tiba-tiba datanglah iblis -semoga Allah melaknatnya- dengan menjelma menjadi seorang laki-laki. Lalu iblis itu duduk di antara murid-murid Imam Sayafi'i yang lain. Ia lantas mengajukan sebuah pertanyaan, "Bagaimana pendapat anda tentang Dzat Yang Menciptakan diriku sesuai kehendakNya dan mempergunakan diriku sesuai kehendakNya. Setelah itu, jika Ia menghendaki, Ia akan memasukkan aku ke surga. Dan jika Ia menghendaki sebaliknya, Ia bisa memasukkan aku ke neraka. Menurutmu, apakah itu perbuatan yang adil atau perbuatan yang dzalim?"

Dengan cahaya dari Allah, Imam Syafi'i segera mengenal siapa yang bertanya itu. Ia menjawab, "Wahai kamu, jika Ia menciptakanmu seperti apa yang engkau inginkan maka Ia telah mendzalimi dirimu, tetapi jika Ia menciptakan dirimu sesuai dengan kehendakNya, maka Ia tidak didakwa, tidak dimintai pertanggungjawaban mengenai apa yang Ia perbuat."

Dear pembaca, dari kisah ini, kita dapat mengambil sebuah hikmah pelajaran, bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ia tidak tunduk pada ciptaanNYa dan Ia tidak lemah. Ia tidak dapat didikte oleh makhluk. dan tak ada satupun yang bisa memerintahNya. Bagaimana mungkin seorang hamba memerintah Tuannya? Ia Maha Berkehendak. Jika ia menghendaki jadilah, maka jadilah ia. Namun demikian keadilanNya tak perlu diragukan. Kasih sayangNya melimpah ruah pada hamba hambanya, bahkan kepada mereka yang mendurhakaiNya. Bagaimana kita bisa meragukanNya?

Dalam Surat At-Tin ayat 8, Allah SWT berfirman:

اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَحْكَمِ الْحٰكِمِيْنَ ࣖ

Bukankah Allah hakim yang paling adil?

Pada Tafsir Ringkas Kemenag RI tentang penjelasan makna dari ayat tersebut adalah

Bukankah Allah adalah hakim yang paling adil? Jangan kaukira Allah menciptakan manusia secara sia-sia dengan tidak memberinya perintah dan larangan. Allah telah menurunkan aturan syariat. Dia akan memberi putusan dengan adil; memberi pahala kepada orang yang taat dan menghukum orang yang bersalah.

Semoga kita dimasukkan Allah SWT ke dalam golongan orang orang yang tidak pernah meragukan keadilanNya. Aamiin.