Apakah hak Allah itu? Saya akan menceritakannya di sini dalam 2 bahasa yakni bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Saya menceritakannya berdasarkan sebuah buku terjemahan dari kitab Mi'ah Qishshah fi Anis Ash-Shalihin wa Samir Al Muttaqin karangan Muhammad Amin al-Jundi yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Safruddin Edi Wibowo Lc.

Once upon a time, Prophet Isa (as) was on a hill. The devil came and said to him, "Didn't you say that if Allah willed the death of a human, then death would have happened?" Prophet Isa replied, "That is true." The devil asked again, "What if Allah doesn't want it?" Isa (as) replied, "Death will not happen." The devil, may Allah curse him, retorted, "Then jump off this hill. If Allah wants you to die, you will die, but if Allah does not want your death, you will not die.." Prophet Isa snapped at him, "Get out of here, O cursed devil! Indeed, Allah has the right to test His servants, but it is not the right of a servant to test his Lord."

Dalam bahasa Indonesia kurang lebih seperti ini:

Suatu ketika, Nabi Isa a.s berada di atas sebuah bukit. Kemudian datanglah iblis menghampiri beliau dan berkata, "Bukankah engkau mengatakan bahwa jika Allah menghendaki kematian manusia niscaya kematian itu akan terjadi, benar bukan?" Nabi Isa menjawab, " Iya, benar." Lantas iblis bertanya lagi, "Bagaimana jika Allah tidak menghendaki?" Nabi Isa menjawab, "Kematian itu tentu tidak akan terjadi." Iblis, semoga Allah melaknatinya, lantas menukas,"Kalau begitu, ayo,lompatlah engkau dari atas bukit ini. Jika Allah memang menghendaki kematianmu, engkau akan mati. Tetapi bila Allah tidak menghendaki kematianmu, engkau pasti tidak akan mati." Mendengar iblis berkata seperti itu, Nabi Isapun membentaknya, "Enyahlah engkau, wahai iblis laknat!" Perlu engkau ketahui, bahwa sesungguhnya Allah berhak menguji hamba-hambaNya tetapi bukan hak seorang hamba untuk menguji Tuhannya."

Dalam kitab al-Zuhd, Imam Ahmad bin Hanbal memasukkan riwayat tentang perbincangan Nabi Isa ‘alaihissalam dan Iblis tersebut. Berikut riwayatnya:

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُثَنَّى قَالَ: حَدَّثَنِي أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ، عَنْ يُونُسَ قَالَ: حَدَّثَنِي ابْنُ شِهَابٍ قَالَ: قَالَ إِبْلِيسُ لِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ: يَا ابْنَ مَرْيَمَ إِنَّكَ لَا يُصِيبُكَ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكَ قَالَ: أَجَلْ يَا عَدُوَّ اللَّهِ قَالَ: فَارْقَ هَذَا الْجَبَلَ فَارْمِ بِنَفْسِكَ أَنْظُرُ تَمُوتُ، قَالَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ: يَا عَدُوَّ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَبْتَلِي عَبْدَهُ وَالْعَبْدُ لَا يَبْتَلِي رَبَّهُ

(Imam Ahmad bin Hanbal, al-Zuhd, Kairo: Dar al-Rayyan li al-Turats, 1992, h. 306)

Sumber: https://islam.nu.or.id/hikmah/debat-nabi-isa-dan-iblis-Y375G

Semoga kisah ini bermanfaat dan kita bisa mengambil hikmahnya. Semoga Allah mengampuni kita jika selama ini kita sering arogan bersikap dan berpikir kurang sopan dan mengujiNya.