Dyah Argarini

Guru Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Kota Surabaya. Suka menulis dan membaca apa saja. Mendukung literasi dengan daya dan upaya untuk kemajuan an...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jakarta I am Coming (2) Semarang dan Segelas Teh

Jakarta I am Coming (2) Semarang dan Segelas Teh

Sudah sampai Semarang. Waktu menunjukkan pukul 12.50 WIB. Beberapa penumpang bersiap berkemas turun di Stasiun Tawang Semarang. Saya mencoba mengambil gambar yang bagus dari Stasiun Tawang ini. Sayang, tidak memungkinkan karena saya mendapat tempat duduk di gerbang Eksekutif 2, 2 gerbang dari lokomotif depan. Jadi pada saat kereta berhenti menurunkan penumpang, pasti berada di ujung depan, tidak tepat berada di tengah yang memungkinkan saya memungkin memgambil gambar bangunan stasiunnya. Tidak apalah.

Hari ini hari Selasa. Bukan hari libur. Tapi penumpang ke Jakarta lumayan banyak. Sejenak berhenti tadi, kereta tidak hanya menurunkan penumpang tetapi juga menaikkan banyak penumpang. Termasuk pasutri dengan satu balitanya yang duduk di samping kiri tempat duduk saya. Saya mendapat tempat duduk di kursi 4d (hmm seandainya 4d itu adalah pangkat dan golongan saya hehe...). Mereka dusuk di kursi 4a dan 4b. Sementara itu kursi 4c yang berada tepat disebelah kiri saya, kosong, tidak bertuan. What a blessing. Tempat duduk jadi lebih longgar. Kenapa a blessing? Bukannya saya tidak suka berteman seperjalanan atau bersebelahan dengan seseorang. No. Kalau mbak mbak atau ibu ibu, it is ok. Tapiii kalau bapak bapak, aduh! Terus terang saya kurang nyaman. Dekat dengan yang bukan keluarga, lawan jenis, selama 9 jam. Bayangkan! Alhamdulillah, sampai saat ini kursi sebelah belum terisi. Semoga tidak terisi sampai Jakarta nanti. Maaf ya KAI, bukan saya mendoakanmu rugi. Wait! Eh, ada lauut, indahnyaa...Memamg keren Yang menciptakan lautan. Bagaimana mungkin laut bisa sebiru baju yang saya kenakan.

Kembali ke Pasutri tadi, bersama putri kecilnya yang manis. Senangnya melihat mereka. Melihat keluarga kecil yang bahagia saya jadi ikut merasakan kebahagiaan mereka. Barang bawaannya lumayan banyaak dengan kopor biru (loh birunya seperti baju saya hahaha) yang buessaarr. Si Bapak nampak sedikit kerepotan membawa barang bawaannya. Dengan senyum manis ia menyapa saya, "Permisi Buu" sambil meletakkan barang barang bawaannya di kursi kosong sebelah saya. "Oh iya silahkan", jawab saya. Tidak apalah, barang barangnya dilerakkan di sebelah saya. Kasihan, kalau barang yang begitu banyak sesak memenuhi tempat duduk mereka. Mana ada anak kecil lagi. Toh saya tetap bisa duduk dengan nyaman dan longgar. So, stay happy saja.

Saya kemudian menyeruput teh hangat yang tadi barusaja saya beli dari Mbak pramugari kereta. Hmmm.. manis. Meski lumayan mahal karena ini teh kereta. Lima belas ribu rupiah untuk segelas teh hangat itu jika di tempat saya bisa dapat enam gelas teh yang sama manisnya. Ah, sudahlah. Saya nikmati saja. Dan perjalanan masih panjang menuju senja.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

04 Oct
Balas

Terimakasih Bu

08 Oct

Dan... Saya menunggu secangkir cerita senjanya...

04 Oct
Balas

Dan menunggu nunggu dengan setianya, namun tulisan tak kunjung tiba hehe

08 Oct



search

New Post