Dyah Kristanti

Guru SMKN Sawoo Ponorogo...

Selengkapnya
Navigasi Web
Serpihan Asa Yang Pernah Hilang (Bagian 6)

Serpihan Asa Yang Pernah Hilang (Bagian 6)

Laras serius mendengar kisah abangnya Rangga. "Biasanya mama khawatir pasti ada alasan kuat dibaliknya. Biasanya feeling mama untuk anak-anaknya selalu mendekati benar lo, Ras. Abang dulu pernah waktu smp punya beberapa teman yang terbiasa merokok. Awalnya abang cuma melihat lama-lama ditawari terus mencoba dan akhirnya ikut terbiasa walaupun cuma sebatang dua batang tidak nyandu seperti teman abang lainnya. Lalu kami pun terbiasa ke warung kopi cari wifi sambil main game. Hari-hari kulalui hampir tiap hari berdebat dengan mama karena abang berbohong tidak merokok. Rupanya mama hafal dengan bau rokok dan warna bibirku yang mulai menghitam. Akhirnya abang dilaporkan mama kepada ayah. Dan kau tahu kan bagaimana sikap papa. Beliau pendiam namun sekali marah menakutkan. Hehe.. "kata Rangga terkekeh sambil mengingat masa itu. "Terus,, apa yang terjadi Bang?", tanya Laras penasaran. "Ya abang terpaksa berhenti merokoklah. Takut sama papa dan kasihan melihat mama. Tiap hari abang diledekin sama teman-teman abang namun abang berusaha menahan malu. Abang mengurangi bertemu teman abang dan terkadang abang membelikan mereka rokok dari uang saku abang. Terkadang Abang rela tidak jajan untuk sekedar membelikan rokok teman abang supaya tidak dibully. Namun, suatu hari mama tetap tahu kalau abang membelikan teman abang rokok. Dan sampai suatu hari abang dikenalkan dengan jenis rokok elektrik. Rokok ini mempunyai berbagai macam aroma sehingga tidak bisa dikenali oleh mama. Akhirnya abang mulai merokok lagi. Hingga suatu pagi saat akan berangkat sekolah mama memergoki Abang sedang merokok menggunakan rokok elektrik di kamar. Mama marah dan merampas rokok itu dari Abang",kenang Rangga. " Lalu, apa yang terjadi bang? Abang kena marah mama papa? Gak diberi uang jajan sekolah? Atau gak boleh keluar rumah?, " tanya Laras makin penasaran. "Abang ketakutan saat itu. Serasa putus asa karena takut kalau dihajar papa, dimarahi mama, tidak diberi uang jajan sekolah bahkan takut dilarang keluar rumah. Tidak bisa kubayangkan bagaimana nasib abang jadinya. Sehingga tak kuasa abangpun menangis. Meminta maaf pada papa dan mama. Berharap untuk dimaafkan dan berjanji untuk tidak mengulanginya," kata Rangga mantap. "ihhh,,, Abang menangis??? Apakah mama papa memaafkan abang saat itu?", ledek Laras kepada abangnya. "Abang ngambek nih,, ,"jawab Rangga. "Jangan ngambek bang,, ceritanya mulai seru hihihi", jawab Laras nakal. "Mau dengar kelanjutannya tidak?," tanya Rangga tak mau kalah. "Iya deh iya. Lalu bagaimana bang?,"tanya Laras. "Alkhamdulillah,, Papa mama masih memaafkan abang. Uang jajan masih diberi namun jika bertemu teman harus kuat menahan untuk tidak merokok dalam bentuk apapun. Mama mengajak abang berbicara dari hati ke hati. Mama menjelaskan tentang berbagai macam keuntungan dan kerugian merokok dan juga dalam berteman. Mama mengajak abang untuk sholat tepat waktu walaupun saat bersama teman harus tetap meluangkan waktu sholat tepat waktu. Kemudian abang diajak mama mengaji hingga hatam Al Qur'an.",kenang Rangga sambil tersenyum bangga. "Wah,,hebat bang Rangga. Jempol deh. Lalu pertanyaan Laras, pernahkah abang dekat dengan cewek saat itu atau mungkin iseng menyukai siapa gitu?," selidik Laras. "Ah,, kau mulai ini.. Kenapa tiba-tiba nenanyakan itu?",jawab Rangga tersipu malu. "Kan aku mau curhat tentang marahnya mama soal kedekatanku dengan Fatan. Masa kakak lupa sih?," nyinyir Laras. "Eh,,iya ding hehe.. Kalau soal itu rahasia dong hahaha," kilah Rangga. "Yah,abang kok gitu sih sama Laras," kata Laras merajuk. "Iya,,iya,, kalau menurut abang mama tidak akan marah tanpa alasan tuan putri,,, coba kamu cari tahu sana gih,, bagaimana latar belakang keluarga Fatan atau mungkin mama punya pengalaman kurang menyenangkan kali dengan keluarga Fatan. Siapa tahu saja mama pernah mengenal keluarga Fatan yang belum kamu kenal bagaimana latar belakang keluarganya. Karena biasanya kalau mama tidak punya alasan kuat biasanya tidak semarah itu deh kayaknya. Coba saja cari tahu dulu. Mungkin bisa membantumu keluar dari masalahmu dan tidak su'udzon lagi sama mama,,yah", jelas Rangga. "Baiklah kak Rangga,, terimakasih atas waktu dan sarannya. Selamat mengerjakan tugas ya. Laras tak mau bantu hihi", kata Laras sambil lari berlalu keluar kamar kakaknya Rangga karena menghindari tangan kakaknya yang sudah bersiap akan menjitaknya walaupun dia tahu itu hanya gurauan saja.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post