Dyahni Mastutisari

Lulusan FKIP UNS Solo Jurusan Pendidikan Matematika. Sekarang bertugas di MTs Muhammadiyah Patikraja Kabupaten Banyumas...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tak Seindah yang Dibayangkan

 

 

 

Dengan kaki di gips membatasi segala ruang gerakku. Belum terbiasa menggunakan kruk menjadi faktor utama. Dua hari pertama masih sangat ketakutan untuk berjalan. Namun lambat laun mulai terbiasa. Meski kekhawatiran selalu ada. Takut jatuh lah, takut kruknya mleset lah dan ketakutan yang lainnya yang selalu mengiringi setiap kaki ini melangkah. Berjalan yang tadinya begitu mudah sekarang menjadi teramat sulit. Kaki kanan sementara tidak boleh menapak. Mengandalkan kaki sebelah kiri dan kruk menjadi tumpuan badan sebelah kanan. Melangkah dengan menggunakan kruk  memerlukan rumus. Seperti halnya dalam matematika. Jika kau salah menerapkannya alamat kau akan jatuh. Ketakutan akan keselamatan janin dalam kandungan menjadi alasan.

Hamil dalam kondisi kaki di gips tak pernah kubayangkan sebelumnya. Bahkan begitu besar asa untuk bisa hamil membuatku begitu antusias belajar membuat baju hamil sendiri meski hasilnya tak sebagus para tailor. Bermodal sedikit ilmu tata busana sewaktu di SMP serta belajar dari kakak yang sudah bisa menjahit membuatku mempunyai sedikit ketrampilan tangan. Ketrampilan yang kugunakan untuk menjahit baju sendiri bukan baju orang lain. Baju hamil yang kubuat pun terbilang sederhana. Hanya berupa blous dan gamis yang dibuat longgar di bagian perut. Berharap ketika hamil bisa kupakai.

Harapan hanya sekedar harapan. Baju hamil yang kusimpan dalam lemari tak semuanya bisa dipakai. Dalam kondisi menggunakan kruk faktor kenyamanan menjadi syarat utama. Baju yang simple dan mudah dikenakan serta tak mengganggu ruang gerak menjadi pilihan. Maka ketika perut semakin membesar membuka lemari hanya nelangsa tak bisa menggunakan gamis motif kotak-kotak dengan bagian pinggang ke bawah berbahan jeans yang lumayan berat. Rasanya tak mungkin mengenakannya dalam situasi perut buncit serta badan yang belum kuat berjalan sendiri. Hanya blous sederhana berwarna coklat yang bisa kupakai untuk bekerja.

Bayangan hamil mengenakan baju yang unyu-unyu pun pupus. Bisa beraktivitas di sekolah lagi sudah teramat aku syukuri. Semua bayangan hamil yang cantik dan anggun lenyap sudah. Manusia hanya berharap Tuhan yang menentukan.

#Tantangan Hari Ketiga#

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post