Dyna Rukmi Harjanti Soeharto

SDIT Al Uswah Banyuwangi...

Selengkapnya
Navigasi Web

Penangkal Hujan

Bude Narti akan punya hajat. Mbak Anita, putri pertamanya, akan menikah besok. Saat ini di rumahnya banyak saudara yang ikut membantu persiapan pernikahan Mbak Anita. Ada yang memasak, membuat dekorasi pelaminan, menghias kamar pengantin, dan membungkus cinderamata. Semua terlihat ceria dan guyub. Bertolak belakang dengan cuaca di luar yang tampak mendung.

“Pengantin gak boleh mandi lho, ya,” seru Bulik Wati, adik Bude Narti.

“Kenapa Bulik?” tanyaku.

“Biar gak hujan,” jawab Bulik Wati lagi.

“Apa hubungannya, Bulik?”

“Halah, anak kecil jangan ikut-ikut. Pokoknya Anita gak boleh mandi!” sewotnya.

"Bau dong, Bulik. Masak pengantin bau asem?” Bulik Wati mendelik kesal. Sementara itu dari luar terdengar suara hujan mulai turun, bersamaan dengan keluarnya Mbak Anita dari kamar mandi.

“Kamu mandi, Ta?”

“Iya, Bulik.”

“Nah, terbukti kan, Anita mandi langsung turun hujannya,” Bulik Wati tambah sewot. Bude Narti tampak mondar-mandir bingung, khawatir dekorasi yang baru saja dibuat basah terkena air hujan.

“Gimana ini, Ti?” Bude Narti mendekati Bulik Wati. Bulik Wati tampak membisikkan sesuatu.

“Hah?! Masa harus begitu, Ti?”

“Iya, Mbak.”

Setelah itu Bude Narti tampak bergegas masuk ke kamar Mbak Anita untuk mengambil sesuatu dan keluar lagi. Beliau langsung menuju ke depan dan melemparkan sesuatu ke atas genting. Tak lama terdengar teriakan dari orang-orang yang ada di ruangan samping tempat membuat kue, disambung dengan tawa riuh mereka.

Aku berlari menuju ke sana. Semua orang sedang tertawa sambil melihat ke atas, tepat di mana sebuah celana dalam perempuan mendarat dengan mulus di genting kaca yang ada di sana. Celana dalam berwarna merah itu terlihat jelas oleh orang-orang yang berada tepat di bawahnya. Aku nyengir, teringat lagi bisikan Bulik Wati tadi yang sempat kudengar, bahwa untuk menghentikan hujan adalah dengan melemparkan celana dalam pengantin ke atap rumah. Siapa sangka lemparan Bude Narti tepat mengarah ke genting kaca. Celana dalam Mbak Anita jadi tontonan dan bahan tertawaan orang serumah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post