Edi Juharna

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Mengatasi Adiksi pada Anak dan Remaja

oleh Eddi Koben

Tidak mudah mendidik anak yang terlahir sebagai generasi millenial. Generasi yang karib disebut digital native atau generasi Z ini kadung lahir dan tumbuh di tengah maraknya perkembangan teknologi. Acang (gawai/gadget) yang tumbuh dan berkembang demikian pesat membuat anak-anak generasi Z selalu bersentuhan dengan teknologi canggih ini.

Tak heran jika di berbagai tempat kita sering mendapati anak-anak dan remaja melakukan aksi “menunduk”, larut dalam asyiknya bermain acang. Mereka seolah lupa jika di sekelilingnya ada orang tua, guru, kawan, saudara, atau siapa pun yang lebih layak untuk diajak berinteraksi. Kehadiran acang memang telah membuat generasi Z ini tampak asosial. Mereka jauh atau sengaja menjauhkan diri dari lingkungan sosial yang benar-benar nyata di sekelilingnya, sebaliknya mereka sangat akrab dengan lingkungan sosial di dunia maya.

Menurut Psikolog Miryam A Sigarlaki, kondisi “menunduk” yang dialami anak-anak dan remaja terjadi akibat adiksi (kecanduan) yang menyebabkan mereka tak dapat lepas dari acang. Banyak dampak negatif dari kondisi ini seperti kurang sosialisasi, tidak fokus, dan kompetensi sosialnya sangat kurang. Hingga di sini, para orang tua mesti mengenali karakter remaja atau anak-anak zaman sekarang. Apa yang mereka butuhkan, seperti apa berkomunikasi dengan mereka. Demikian dikatakan Miryam dalam seminar “Problematika Remaja di Era Digital” yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) di gedung Hindarto Joesman Jalan Sudirman Kota Cimahi beberapa waktu lalu (PR, 7/4/2017).

Ini merupakan tantangan berat buat orang tua dan guru. Orang tua dan guru adalah pihak yang paling dekat dan sering berinteraksi dengan anak-anak dan remaja. Peran penting orang tua dan guru harus dijalankan semaksimal mungkin dalam rangka mencegah juga mengatasi adiksi acang yang melanda anak-anak dan remaja. Orang tua mesti berperan aktif untuk terus membimbing anak-anaknya agar tidak terjerumus dalam dampak negatif acang. Begitu pula dengan guru di sekolah.

Contoh kecil di rumah, sebagai orang tua dari dua anak yang sudah berusia sekolah, saya berupaya semaksimal mungkin mengurangi penggunaan acang pada anak. Saya hanya memiliki satu telepon pintar yang digunakan bergantian dengan istri. Untuk komunikasi sehari-hari dengan relasi lain, saya menggunakan telepon genggam biasa yang hanya memiliki fasilitas telepon dan SMS. Pun dengan laptop, saya hanya memiliki satu yang juga digunakan bergantian dengan istri. Untuk anak-anak, saya hanya membolehkan mereka menggunakan telepon pintar atau laptop maksimal sekali dalam seminggu. Itu pun dengan pengawasan yang cukup ketat. Saya dan istri biasanya mendampingi anak-anak ketika menonton video di laptop maupun di telepon pintar.

Selain itu, di rumah sengaja tidak saya sediakan televisi. Untuk kebutuhan informasi, saya mengupayakan berlangganan surat kabar. Di ruang keluarga hanya tersedia deretan buku dan majalah di lemari dan rak buku. Ruang keluarga saya fungsikan sebagai perpustakaan keluarga. Anak-anak bisa bermain juga membaca-baca koleksi buku yang tersedia. Tak jarang anak-anak saya membawa serta kawan-kawannya untuk bermain dan membaca atau sekadar mengerjakan tugas sekolah di perpustakaan keluarga.

Upaya yang saya lakukan ini memang tidak mudah, tetapi dengan keyakinan dan konsistensi tinggi, saya yakin akan berhasil menghindarkan anak-anak dari ancaman adiksi terhadap acang. Saya tak ingin meninggalkan generasi yang lemah, baik lemah secara moral maupun lemah secara sosial. Ancaman kecanggihan teknologi dengan berbagai dampak negatifnya sudah di depan mata. Maka, tak ada kata lain selain kita harus segera berbuat sesuatu untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, beriman, dan berakhlak mulia.***

Penulis, Pengajar di Pondok Pesantren Kampoeng Quran Cendekia, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setuju ...tugas kita untuk menyebarkan virus "Cerdas Gadget"; Pengguna gadget yang cerdas.

18 Apr
Balas

Setuju ...tugas kita untuk menyebarkan virus "Cerdas Gadget"; Pengguna gadget yang cerdas.

18 Apr
Balas



search

New Post