Edi Juharna

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Wisata Sejarah di Kampung Halaman

Wisata Sejarah di Kampung Halaman

Para backpacker, sebutan untuk orang-orang yang senang bepergian, seringkali menjadikan buku catatan perjalanan sebagai panduan untuk menjelajahi tempat-tempat yang akan disinggahi. Buku catatan perjalanan itu umumnya memuat informasi seputar tempat wisata yang memiliki keunikan dan keindahan alam lengkap dengan informasi rute perjalanan, penginapan, serta biaya perjalanan. Destinasi wisata yang diinformasikan bisa di dalam maupun di luar negeri. Keberadaan buku-buku catatan perjalanan itu pun cukup efektif untuk mempromosikan berbagai destinasi wisata.

Di tengah maraknya perdaran buku-buku catatan perjalanan, Andrenaline Katarsis menawarkan sesuatu yang berbeda melalui buku catatan jalan-jalan yang ditulisnya. Ia dengan percaya diri menulis catatan kegiatan jalan-jalan di kampung halamannya sendiri. Bukan tempat wisata populer yang biasa orang banyak kunjungi, Andre malah mendatangi tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah. Tercatat banyak sekali tempat bersejarah seperti benteng pertahanan masa kolonial, tempat ibadah, pemakaman, perkebunan, gedung tua, dan tempat-tempat bersejarah lainnya yang tentu saja memiliki keunikan dan nilai tersendiri. Kota Bandung, Lembang, dan Cimahi adalah kota-kota yang dibidik Andre karena memiliki catatan tersendiri dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia dari masa kolonial hingga masa kemerdekaan seperti sekarang ini.

Kegiatan jalan-jalan yang dilakoni Andre tidak hanya dilakukan seorang diri, tetapi juga seringkali dilakukan bersama rekan-rekannya di komunitas sejarah. Tercatat beberapa komunitas sejarah seperti Tjimahi Heritage, Lembang Heritage, dan Gamboeng Vooruit adalah komunitas-komunitas tempat Andre bergiat demi memperkaya pengalaman dan wawasannya tentang sejarah. Memang komunitas-komunitas tersebut konsisten bergulat dalam upaya pelestarian cagar budaya.

Buku Jelajah Kampung ini menawarkan wisata dari sudut pandang yang berbeda. Nilai sejarah dari tempat-tempat yang dikunjungi Andre menjadi fokus utama. Andre mengawalinya dengan menyajikan tulisan seputar Konferensi Asia Afrika (KAA). Publik dunia tahu bahwa Bandung adalah kota pertama tempat berlangsungnya konferensi yang diikuti oleh sejumlah negara di benua Asia dan Afrika. Andre tidak bermaksud memamerkan catatan-catatan penting yang dihasilkan KAA pada 1955. Namun, ia dengan jeli memulai catatan ini dengan kisah menggelikan para tamu Bung Karno, yaitu Jawaharlal Nehru dan Gamal Abdul Naseer yang meminum air kobokan di mangkuk saat jamuan makan di RM. Madrawi. Air kobolan itu dikiranya air minum.

Andre juga berusaha mengajak pembaca untuk mengingat suasana Bandung tempo dulu. Selain peristiwa lucu KAA pada 1955, ia juga berusaha mengajak pembaca membongkar sejarah sebuah jalan yang menjadi salah satu ikon Kota Bandung, yaitu Jalan Braga. Publik barangkali hanya mengetahui Jalan Braga sebagai jalan yang sering dijadikan arena hiburan seperti panggung pertunjukan musik, festival kuliner, atau hanya sekadar tempat unik untuk berswafoto. Namun, belum banyak yang tahu ada peristiwa apa saja di masa kolonial terkait Jalan Braga ini. Mengapa dinamai Braga? Apa nama jalan ini sebelum dinamai Jalan Braga?

Selain menyingkap sejarah tempat, buku ini juga mengajak pembaca mengenal lebih dekat sosok-sosok penting dalam perjalanan sejarah Kota Bandung dan sekitarnya. Tercatat nama tokoh seperti Oto Iskandar Dinata sebagai tokoh penting dalam perpolitikan Indonesia, kemudian ada Franz Wilhelm Junghuhn sebagai penemu tanaman kina, Johan Eliza de Vrij sebagai ahli kimia yang tentu saja jasa-jasanya tak dapat dilupakan.

Cimahi dan Lembang menjadi dua kota kecil yang mengapit Bandung memiliki catatan sejarah yang sangat menarik. Tokoh-tokoh tersebut di atas makamnya berada di kawasan Lembang. Sementara Cimahi yang dikenal sebagai kota militer menawarkan suguhan sejarah tersendiri melalui barak-barak militer peninggalan Belanda, kamp interniran Jepang, serta pemakaman korban perang bernama Ereveld Leuwigajah. Sejumput kisah tentang Jugun Ianfu pun dapat disimak melalui catatan jalan-jalan Andre di Kota Cimahi.

Sisi menarik dari buku ini adalah kepiawaian pengarang dalam menyajikan fakta sejarah. Catatan sejarah yang Andre rujuk dari berbagai buku, ia jadikan semacam alat transportasi untuk membawa pembaca melihat bentuk visualnya. Di tempat-tempat yang dikunjungi Andre, catatan sejarah yang tertulis di buku-buku semakin terbukti dengan melihat wujud visualnya.

Namun, ada saja kelemahan yang masih tersisa di balik menariknya tampilan visual buku ini. Hampir di setiap bab ditemukan penggunaan kata ulang (reduplikasi) yang tidak efektif dan cukup mengganggu dalam proses pembacaan. Misalnya di halaman 39 terdapat pengulangan “…beberapa gedung-gedung di kota Bandung.” Semestinya ditulis: beberapa gedung atau gedung-gedung. Ada juga di halaman 176, tertulis: banyak tokoh-tokoh. Seharusnya cukup ditulis: banyak tokoh atau tokoh-tokoh.

Terlepas dari kekurangan tersebut, secara keseluruhan buku ini layak untuk diapresiasi. Para penikmat sejarah bisa menjadikan buku ini sebagai salah satu rujukan apabila ingin mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang ada di Kota Bandung Cimahi, dan Lembang. Bagi para peneliti sejarah, buku ini layak dipertimbangkan sebagai salah satu sumber acuan.***

Penulis, penikmat buku dan pegiat di komunitas Tjimahi Heritage.

*) Resensi ini pernah dipublikasikan oleh harian Pikiran Rakyat Bandung, edisi 13 Juli 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya juga menikmati membacanya mas Edi.

20 Jul
Balas

Terima kasih apresiasinya mas

25 Jul

Sip. Bagi petualang sebagai uji diri. Mari... Kita coba

20 Jul
Balas

Tetaplah menikmati sejarah. Sip...

25 Jul

Keren, berimbang tulisannya...

27 Jul
Balas



search

New Post