edi kusmaya

Lahir di Kota Wisata Kabupaten Pangandaran Ciamis Jawa Barat. Dari pasangan, almarhum keluarga petani Hj. Rohayati dan Rusmana. Ayahanda seorang seniman, maka d...

Selengkapnya
Navigasi Web
BANGUN KREATIVITAS SISWA DENGAN PRAMUKA  MELALUI PEMBELAJARAN PARSITIPATIF
Hj. Agusniah SPd, MPd aktivis Pramuka SDN Buniayu 1 Kec. Sukamulya Kabupaten Tangerang Banten berada di tengah2 generasi

BANGUN KREATIVITAS SISWA DENGAN PRAMUKA MELALUI PEMBELAJARAN PARSITIPATIF

Oleh: Drs. Edi Kusmaya, M.Pd

Pengasuh Komunitas 4-B (Buat Buku Bareng, Bisa!)

Mengukur tingkat pendidikan umum, tidak hanya berdasarkan jumlah siswa dan hasil, nilai rata-rata akademik . Namun juga harus memperhatikan aspek mentalitas, seperti etos kerja, kepribadian, produktivitas dll. Salah satu hal yang masih dipertanyakan, kreativitas.

Kreativitas Bangsa ini tidak mampu mengimbangi perubahan (kemajuan) selalu lebih cepat dari semula. Inovasi banyak datang dari luar, kita hanya bisa jadi bangsa pemakai saja, bukan pencipta.Wajar jika dibuat ladang subur, untuk memasarkan berbagai produk. Apa saja yang dijual di Indonesia, selalu laku.

Itu terjadi sebagai akibat, dari berbagai faktor penyebab. Namun yang jelas, sikap disiplin, mandiri, dan kreatif harus ditumbuhkan sejak dini kepada anak bangsa melalui pendidikan dalam arti luas. Sebab jika tersebut sudah tertanam sejak dini khususnya pada anak muda, akan berpengaruh pada pembentukan sikap secara permanen kepada seseorang dalam menjalani perjalanan hingga akhir hidupnya.

Upaya untuk menumbuhkembangkan sikap kedisiplinan, kemandirian, dan Kreativitas melalui kegiatan Pramuka. Mengapa peserta didik pramuka tingkat kedisiplinan, kemandirian, dan kreativitasnya tampak cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan peserta didik dalam kelas konvensional.

Hal ini, disebabkan oleh beberapa faktor, satu diantaranya dalam pembelajaran pramuka, penggunaan metode pembelajaran kelompok dengan teknik pembelajaran parsitipatif lebih dominan. Kedua hal itu, sangat memberikan peluang bagi peserta didik, melalui motivasi dan panduan para pembina untuk menumbuhkembangkan kedisiplinan, kemandirian, dan kreativitas.

Untuk itu, membahas masalah ketepatan penggunaan metode pembelajaran kelompok dengan teknik pembelajaran partisipatif perlu terus dilakukan. Sehingga dapat diperoleh informasi serta pengalaman baru. Terlebih metode dan teknik pembelajaran, merupakan salah satu aspek instrumental input yang secara berpengaruh pada Proses Kegiatan Belajar Mengajar (PBM) dan pada gilirannya, ikut memberikan dampak terhadap hasil belajar (Abin Syamsudin Makmun, 1983).

Peran Pembina

Pihk yang paling berperan membangun mental peserta dalam pramuka, adalah para Pembina; Pertma, mereka berupaya secara penuh, dalam memberikan kesemapatan kepada peserta didik untuk menumbuhkembangkan kedisiplinan, kemadirian, dan Kreativitas belajar sesuai dengan minat serta kemampuan masing-masing.

Kedua, terciptanya suasana yang memungkinkan setiap peserta didik mempunyai peluang yang sama, untuk menumbuhkembangkan kedisiplinan, kemandirian, dan kreativitas belajar secara optimal.

Ketiga, adanya motivasi dari peserta didik, untuk menumbuhkembangkan kedisiplinan, kemandirian, dan kreativitas belajar secara optimal.

Keempat, penggunaan metode pembelajaran kelompok melaui teknik pembelajaran parsitipatif, memungkinkan peserta didik mendapat kesempatan penuh, dalam upaya menumbuhkembangkan kedisiplinan, kemandirian, dan Kreativitas belajar.

Teori

MenurutThorndike dalam Teori Koneksionisme menjelaskan, “Kegiatan belajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien, apabila peserta didik memiliki kesiapan belajar. Materi pelajaran hedaknya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, dan cara-cara belajar yang dimilikinya sehingga proses pembelajaran dapat menimbulkan kepuasan. Menurut teori ini, kesiapan, latihan, dan pengaruh merupakan hukum-hukum yang harus diperhatikan. (Sudjana, 1993)

Relevansi teori tersebut dengan analisis ini sebagai berikut; kreativitas belajar peserta didik (pramuka) lebih tampak jika dibandingkan di sistem pendidikan persekolahan (dalam kelas). Hal ini dikarenakan banyak hal, antara lain suasana belajar yang kondusif. Hambatan psikologis antara sumber belajar dengan peserta didik, boleh dikatakan relatif kecil, sehingga dapat mendorong pembelajaran mengurangi proses pembelajaran.

Kemudian didukung salah satu ciri khas pembelajaran pramuka yang lebih menampilkan hubungan yang komunikatif, kekeluargaan, kebersamaan, keceriaan, dan kepuasaan membuat proses pembelajaran lebih efektif dan efisien. Tidaklah berlebihan, jika peserta didik pramuka ambalan pada umumnya usia remaja, dalam berfikir, berbicara, dan berbuat tampak mencerminkan kedewasaan. Khususnya saat mereka mengikuti kegiatan

Metode pembelajaran kelompok dengan teknik pembelajaran partisipatif dalam kegiatan pramuka, ikut memberikan kontribusi pada proses menumbuhkembangkan kedisiplinan, kemandirian, dan kreativitas dalam pembelajaran Metode

Kegiatan pembelajaran partisipatif, tumbuh dan berkembang dalam gerakan pramuka. Kegiatan tersebut, perlu dikembangkan dengan pertimbangan pokok kegiatan pembelajaran merupakan pendekatan yang relatif baru serta memiliki keluwesan sekaligus bersifat terbuka. Substansi dari pembelajaran partisipatif, patokan kegiatan belajar partisipatif dilakukan oleh peserta didik.

Metode adalah prosedur yang disusun secara teratur dan logis dituangkan dalam suatu rencana kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai konsekuensinya metode memiliki unsur-unsur yang mencakup prosedur, sistematis, logis, terencana serta aktivitas untuk mencapai suatu tujuan.

Pembelajaran, sebagai setiap upaya sistematik dan disengaja untuk menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar-membelajarkan. Terjadi interaksi edukatif antara dua pihak, peserta didik yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik yang melakukan kegiatan membelajarkan.

Membelajarkan dapat diartikan sebagai upaya membantu agar seseorang melakukan belajar. Membelajarkan dapat diartikan sebagai kegiatan sistematik dan dilakukan secara sengaja oleh sumber belajar, untuk membantu warga belajar agar melakukan kegiatan belajar.

Terhadap istilah kelompok, banyak definisi secara beragam. Namun intinya, kelompok dapat diberi pengertian sebagai kumpulan orang-orang dalam jumlah terbatas; memiliki kesamaan kepentingan, saling ketergantungan, serta memiliki aturan-aturan untuk melakukan hubungan saling mempengaruhi dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, disimpulkan bahwa metode pembelajaran kelompok, “Prosedur yang sistematik dan terencana untuk menyelenggarakan kegiatan belajar-membelajarkan di dalam dan melalui kelompok dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan”.

Unsur kegiatan membelajarkan ditandai dengan adanya upaya disengaja, terencana, sistematik yang dilakukan oleh sumber belajar untuk membantu warga belajar dalam melakukan kegiatan belajar. Kegiatan membelajarkan didasarkan atas prinsip belajar-membelajarkan. Prinsip belajar antara lain, adalah berorientasi pada kebutuhan belajar, kesiapan belajar, pengalaman, serta berpusat pada warga belajar. Sedangkan prinsip membelajarkan antara lain adalah bertahap dan berkesinambungan,penggunaan teknik belajar partisipatif, proses penguatan (empowering process) serta berorientasi ke masa depan.

Teknik

Kegiatan pembelajaran partisipatif, terdiri atas kegiatan belajar-membelajarkan partisipatif. Kegiatan belajar partisipatif adalah, “Keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan belajar-membelajarkan”. Sedangkan kegiatan belajar partisipatif adalah, “Upaya pendidik untuk memotivasi dan melibatkan warga belajar dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan belajar-membelajarkan”.

Hal tersebut, memberikan makna bahwa kegiatan belajar itu dilakukan bersama di dalam kelompok oleh warga belajar dengan bantuan sumber belajar. Untuk terwujudnya kegiatan belajar-membelajarkan yang efektif dan efisien di dalam kelompok, maka diperlukan metode pembelajaran kelompok.

Penggunaan metode pembelajaran kelompok, memberikan corak tersendiri dalam proses kegiatan belajar peserta didik. Dalam proses ini, terdapat dua aspek penampilan warga belajar yaitu intensitas kegiatan saling belajar dan pelaksanaan tugas yang dilakukan dalam kegiatan belajar.

Dalam kegiatan pembelajaran partisipatif, intensitas peranan sumber belajar dalam tahap awal akan tinggi. Karena kegiatan awal digunakan untuk menerima; informasi, bahan belajar, dan petunjuk lain tentang langkah-lngkah belajar. Kemudian partisipasi warga belajar, makin lama makin tinggi dalam kegiatan untuk; membahas bahan belajar, bertukar pikiran/pengalaman, merumuskan dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan dengan langkah yang telah ditetapkan oleh peserta didik dengan sumber belajar. Dengan tingginya partisipasi yang ditampilkan peserta didik, maka suasana saling belajar dan pelaksanaan tugas yang ditempuh dalam kegiatan belajar dapat terwujud sebagaimana seharusnya terjadi dalam kegiatan belajar partisipatif.

Sebagaimana metode pembelajaran lain, metode pembelajaran kelompok mempunyai titik lemah, antara lain seolah-olah mengabaikan aktivitas perorangan. Untuk mengatasi hal tersebut, kegiatan belajar perorangan dipergunakan untuk mendukung kegiatan kelompok. Teknisnya menugaskan orang perorang untuk mengerjakan sesuatu, dimana pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan kelompok.

Kreativitas

Salah satu ciri proses pembelajaran dalam kegiatan pramuka, adalah tampaknya kreativitas belajar peserta didik dalam mengikuti seluruh kegiatan.

Seorang musisi dengan apiknya mengolah ide dan perasaanya dalam berkesenian, sehingga tercipta sebuah komposisi musik yang enak didengar. Lalu kita katakan, bahwa musisi itu “kreatif”. Seorang ibu merasa bangga bila orang lain melihat anaknya sedang asyik membuat bunga dari serpihan kain dan keretas. Kemudia orang itu berkata, “Waah … kreatif benar anak ibu !”.

Kedua ilustrasi tersebut menerangkan, bahwa “kreasi”, wujud dari sebuah Kreativitas. Dengan kata lain kreasi adalah produk kreativitas. Sebagaimana komposisi musik bagi seorang komposer, desain bagi seorang disainer atau tarian kreasi baru bagi seorang koreografer, atau bahkan patung bagi seorang pemahat.

Dari kedua ilustrasi tersebut, setidaknya yang berkaitan dengan kreativitas antara lain; a) merupakan daya, kemampuan, kekuatan, atau energi. b) Terjadi proses penemuan-penemuan atau perubahan c) Perubahan itu harus menyangkut suatu segi yang sama sekali baru bagi yang bersangkutan. d) Melahirkan ide-ide asli yang diperkuat daya imajinasi dan fantasi.

Kemudian muncul pertanyaan, “Apakah ukuran seseorang atau kelompok bisa dikatakan lebih kreatif dari yang lainnya?” Kemudian, “Atas dasar apakah seseorang dikatakan kreatif dan apa pula suatu produk dikatakan kreatif ?”.

Dedi Supribadi berpendapat, yang dikemukakan kembali Neni Rochaeni, (1999) mengatakan “Penentuan kriteria kreativitas menyangkut tiga hal yaitu dimensi; proses, person, dan produk kreatif”. Dimensi proses kreatif, dengan menggunakan proses kreatif sebagai kriteria kreativitas, maka produk yang dihasilkan dari proses itu dianggap sebagai produk kreatif, dan orangnya disebut kreatif. Orang-orang kreatif memiliki karakteristik kepribadian yang secara signifikan berbeda dengan orang-orang yang kurang kreatif.

Catatan

Pramuka sebagai salah gerakan pembelajaran dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran partisipatif. Karena substansi proses pembelajaran dalam kegiatan pramuka menempatkan peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi sekaligus sebagai subjek proses pembelajaran itu sendiri.

Pembina berperan sebagai fasilitator, artinya terbatas pada peran mem-fasilitasi peserta didik untuk dapat saling membelajarkan dan menggali potensi secara mandiri.

Suasana belajar dalam pramuka bersifat tidak kaku, kebersamaan, demokratis, dan rekreatif ikut memberikan kontribusi bagi terlaksanakanya kegiatan pembelajaran parsitipatif.

Kegiatan pembelajaran parsitipatif, telah memberikan peluang bagi peserta didik untuk menumbuhkembangkan kreativitas belajar peserta didik.

Peserta didik dapat menumbuhkembangkan kreativitas dalam pembelajaran parsitipatif, karena peserta didik diberikan kesempatan dan pilihan untuk mengekpresikan hasrat, sikap, dan kemampuannya secara penuh.

Para pembina pramuka dapat berupaya mengefektifkan kegiatan pembelajaran parsitipatif, sehingga peserta didik telah mampu menumbuhkembangkan kreativitas belajar.

Peserta didik secara aktif dapat mengajukan sumbang saran dalam setiap kesempatan kegiatan. Mereka tidak pernah putus asa jika sarannya belum bisa diterima. Adapun upaya pembina untuk membangkitkan prakarsa, dengan cara menghargai keberanian dan inisiatif untuk menyampaikan prakarsa.

Ketika peserta didik mengadapi masalah, tidak pernah putus asa untuk terus menghadapinya secara gigih. Biasanya baru meminta bantuan para pembina, jika sudah di luar batas kemampuannya. Atas sikap itu, para pembina mengambil tindakan tetap hanya memberikan suport dan solusi, karena proses akhir pengambilan keputusan diserahkan kepabali pada peserta didik.

Peserta didik dapat mengundang tanggung jawabnya, dengan cara dapat mempertanggungjawabkan semua tindakan yang telah dilakukan. Diharapkan mengambil keputusan dan tindakan yang diambil, jika mereka memutuskan.

Bagi para pendidik persekolahan pun tidak menutup untuk menerapkan pembelajaran parsitipatif, untuk mendorong kreativitas siswa dalam belajar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post