“Jangan lihat penciptanya, lihat ciptaanya untuk pencita olahraga bola sundul, khususnya masyarakat Kabupaten Tangerang Provinsi Banten”, demikian pernyataan Irat mengawali pembicaraan.

Di lingkungan pencinta Olahraga Bola Sundul, nama Iratmoko (52) sudah tidak asing lagi. Karena Ia penciptanya. Kini permainan yang lebih mengandalkan kemampuan bagian kepala tersebut, sudah menjadi milik masyarakat pada umumnya dan warga kabupaten Tangerang khususnya.

“Saya sudah serahkan hak cipta kepada masyarakat Kabupaten Tangerang, sebagai salah satu wujud pengabdian kepada dunia olahraga”, tandas nya. Oleh karenanya mantan guru jebolan FPOK UNS Surakarta itu terus berharap, agar hasil kreasi ciptaanya bisa terus berkembang – kalau bisa hingga mendunia.

Menurutnya, ide terciptanya olahraga tersebut – berawal dari keterbatasan. “Sebagai guru olahraga di SMAN 1 Tigaraksa saat itu, saya dalam keadaan – bingung, karena peralatan olahraga masih terbatas. Anak banyak latihan atletik, jadi mereka kelihatan dah mulai bosan. Satu-satunaya alat hanyalah ada bola sepak. Sedangkan lapangan sepak bola tidak ada. Dari situlah muncul gagasan, untuk menciptakan jenis olah raga yang lebih banyak menggunakan teknik kepala. Sebagai salah satu solusi mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana olahraga. Permainan yang terinspirasi dari sepak bola dan bola volley. Kemudian saya beri nama Bola sundul”, tandasnya mengenang proses penciptaan beberapa tahun silam. “Yak arena bolanya di sundul ….heeee”, ia sedikit tertawa ringan.

Ketika ditanyakan bagaimana perjuangan dari awal, hingga Bola Sundul menjadi salah satu kebanggaan warga Tangerang, lelaki berperawakan tegap ini menuturkan. “Waah pokonya …cukup berat”, tandasnya.

Setelah proses penciptaan panjang, dirinya berupaya untuk menyampaikan pada pihak yang paling bertanggung jawab dalam pengembangan olahraga, yaitu dinas pendidikan pada saat itu. Saat awal saja melangkah, sudah dihadapkan pada kekecewaan. Karena harapannya, kurang mendapat resposn.

Namun sosok Irat, tak patah semangat. Sambil terus mempraktekan, menyempurnakan serta mengembangkan temuannya, Ia coba mengadu kepada pimpinan tertinggi Bupati Tangerang pada saat itu. “Alhamdulillah Mas Iman, saya dipanggil dan mendapat tanggapan”, kata Irat lega.

Selanjutnya pada Tahun 2003, pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas Pendidikan, mulai memberikan kesempatan mensosialisasikan Bola Sundul kepada siswa di tingkat sekolah dasar sampai sekolah tingkat atas.

Ketika ditanyakan apakah anda sebagai pencipta Bola Sundul, sudah puas dengan perkembangan olahraga tersebut, Irat menjawab dengan tegas, “Belum. Belum optimal …. masih bisa terus dikembangkan. Salah satunya perlu adanya gedung khusus Bola Sundul”. Ia menegaskan sebagai missi yang belum terselesaikan.

Namun demikian, Beliau menyampaikan apresi kepada pemerintah Kabupaten Tangerang. Antara lain di Tanggal 21 bulan November 2017 – telah digelar 4000 pemain Bola Sundul. Target tersebut, terbukti memecahkan Rekor Murry.

Diakhir dialog, Ia juga menyampaikan tentang filosofi Bola Sundul. Dalam olahraga tersebut tesirat untuk menanamkan nasionalisme dan kearipan lokal. Antara lain; warna bola (Merah Putih), bentuk lapangan seperti ketupat (makanan khas Indonesia), panjang lapangan 17 meter – menggambarkan hari keramat Tanggal kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Kata kunci di akhir pembicaraan Irat menegaskan, “Agar permainan Bola sundul berkembang hingga bisa menjadi olahraga nasional bahkan tidak mustahil mendunia. Kata kuncinya harus ada campur tangan pemerintah. Dan ini merupakan salah satu asset Pemerintah Kabupaten Tangerang”.