edi kusmaya

Lahir di Kota Wisata Kabupaten Pangandaran Ciamis Jawa Barat. Dari pasangan, almarhum keluarga petani Hj. Rohayati dan Rusmana. Ayahanda seorang seniman, maka d...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gerakan Menghapal Perkalian di SDN Cisoka 2 Tangerang Banten
Suasana siswa SDN Cisoka 2 saat mengikuti program hapalan perkalian .......

Gerakan Menghapal Perkalian di SDN Cisoka 2 Tangerang Banten

“Ide muncul karena selama saya menjadi guru kls 6, mata pelajaran yang paling kurang dari KKM adalah matematika”, kata Wartika SP.d MM - membuka pembicaraan. Penyebanya utamanya menurut Tika (panggilan pendeknya), siswa pada umumnya tidak hapal perkalian.

“Atas dasar kenyataan tersebut, saya sebagai guru kelas enam - mencoba sebelum masuk kelas anak diwajibkan mengapal perkalian dulu. Gerakan ini dilalukan secara berkesinambungan dan bertahap”, tegas Tika. Waktu ditanya bagaimana respon kepala sekolah (Sarna, SP.d), Tika menegaskan, “Alhamdulillah Bapak kepala sekolah sangat mendukung”.

Selanjutnya menurut Wartika, yang pernah meraih guru teladan tahun 2011 – sebaiknya pembiasaan menghapal perkalian paling tepat di lakukan di kelas bawah, sehingga ketika siswa menginjak kelas enam - tinggal mengulang. Namun demikian, menurutnya tak ada kata terlambat dalam proses belajar. Sebagai salah satu bentuk motivasi, agar anak mau belajar dan mempermudah belajar.

Teknisnya relatif mudah, anak hanya tinggal membawa papan tulis kecil, spidol serta penghapus. Dirinya berharap kedepannya metode ini digunakan untuk kelas bawah juga, demi kualitas lulusan SDN Negeri Cisoka 2. Pihaknya juga menyampaikan, bahwa selain mata pelajaran matematika, punya program utuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan nama program "Teras Baca" ketika istirahat anak-anak bisa sambil membaca. Selain untuk menambah wawasan, juga mempelancar kemampuan membaca.

Menurut Wartika, yang pernah mengikuti pelatihan K-13 dan menjadi tutor, menyampaikan pandangannya bahwa metode PAKEM (Pembelajaran Aktif dan Menyenangkan) harus benar-benar diterapkan secara konsisten. Terutama kedisiplinan, karena merupakan pondasi untuk membentuk karakter menginjak kedewasaan.

Menurut Wartika yang hoby seni dan olahraga, jaman now kedisiplinan sudah jauh berkurang. Apalagi dengan diberlakukannya HAM dalam beberapa hal, mengakibatkan guru merasa terbatas dalam mendidik. Pendeknya guru hanya terbatas pada aspek mengajar. Namun dengan prinsip jalani hidup ini dengan Ikhlas, kuat, dan tegar. “Insya Allah semua bisa berjalan dengan lancar”, seraya menutup pembicaraan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah kereen SDN Cisoka 2, kecamatan di mana saya tinggal pak

16 Jan
Balas

Ya, saya pernah tugas di sana 3 tahun ......lumayan. Kapan kita bisa kumpul Tangerang neeh ...

16 Jan

Ya... Keren. Boleh juga ditiru

16 Jan
Balas

Banyak inovasi di lapangan sebenarnya, namun rata2 guru kurang minat mendokumentasikan dan menuliskan naskah akademik ...sebagai bahan kajian dan pengembangan ....disitu salah satu persoalanya intinya "kebiasaan menulis" masih sangat kurang ...

16 Jan



search

New Post