Edi Martani

Menulis itu membutuhkan tenaga ekstra, maka sebelum menulis siapkan cemilan secukupnya. Agar betah menulis sampai cemilan habis. Alumni...

Selengkapnya
Navigasi Web

Seribu Pintu (Tantangan Menulis hari ke4)

Hari ini, saya bertugas mendampingi guru-guru untuk kegiatan bimbingan haji dalam pembelajaran di luar kelas. Senang sekaligus bangga bisa memberikan wawasan tentang perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji. Dengan kegiatan ini, saya mendapat kesempatan untuk selalu mengingat akan kegiatan haji beberapa bulan lalu. Sambil terus menggali kenangan menjadi sebuah buku.

Tempat kegiatan ini dipilih wahana manasik di kota Semaran. Sebuah wahana lengkap dengan replika kakbah dan tempat tempat penting dalam ibadah haji.

Dengan penuh semangat, saya pandu jamaah layaknya jamaah haji waktu di Tanah Suci. Tugas mulia ini saya lakukan sebaik dan sejelas mungkin. Dengan harapan bisa memberikan pencerahan kepada guru-guru. Bahkan nantinya akan sampai juga pada peserta didik

Teringat ketika saya harus memandu serombongan jamaah yang ingin melaksanakan umroh sunah. Dengan kemampuan bahasa Arab yang minim, ku beranikan mencoba berbuat sesuatu. Anggap saja sebagai pelajaran. Mulai dari menyewa taksi dan memulai ihram di Masjid Aisyah. Suatu tempat yang dijadikan sebagai miqat. Jaraknya pun tidak terlalu jauh, sekitar 10 km.

Mungkin saat ini saat-saat yang tepat untuk terus mengasah kemampun. Bukankah Allah memberikan kesempatan luas kepada hambanya untuk menjadi tamu-Nya? Semoga Allah mewujudkan niat dan impian ini.

Selanjutnya saya dan rombongan singgah di sebuah tempat bersejah di Semarang. Sebuah gedung tua peninggalan Belanja, orang menyebutnya Lawang Sewu.

Saya kemudian membayangkan bangunan Mashidil Haram dengan pintu-pintunya. Mulai dari Ismail Gate, Marwa gate hingga King Faht Gate. Semua pintu itu mengarahkan pengunjung (peziarah) menuju pelataran Kakbah.

Lain halnya dengan Lawang Sewu ini, pintu-pintu yang berjejeran dan berderet tanpa nama. Kemudian pintu-pintu tersebut tidak semuanya saling menghubungkan. Mungkin karena dulunya adalah sebuah perkantoran.

Dari kedua hal tersebut, saya berkesimpulan. Selama manusia mau belajar dan berusaha maka Allah akan membukakan jalan. Seperti halnya untuk dapat sampai ke suatu tempat tidak harus melalui pintu pertama kedua atau seterusnya. Ada ungkapan banyak jalan menuju Roma. Bahkan banyak sebab yang akan menjadikan seeorang mencapai kesuksesan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post