Cerita tanpa Tokoh Wanita
"Mau menulis apa, Pak?" seru istriku saat melihatku mulai membuka gawai.
"Menulis cerita." Aku menjawab pelan sembari menengok ke arahnya.
"Cerita apa?" desak istriku.
"Pokoknya cerita. Entah cerita apa nantinya," jawabku sembari siap-siap untuk menulis judul.
"Silakan saja menulis cerita, tapi ada satu permintaanku," ujar istriku sembari menunjukkan jari telunjuk tangan kanannya. Aku pun hanya diam sambil menunggu kata-kata yang akan diucapkan istriku selanjutnya.
"Jangan sekali-kali ada tokoh wanita dalam cerita yang akan kamu tulis nanti," lanjut istriku bernada mengancam.
"Memang kenapa, Bu?"
"Pokoknya aku tidak mau!" Mata istriku tampak melotot.
"Iya, tapi tolong kamu jelaskan mengapa kamu melarangku membuat cerita yang ada tokoh wanitanya," desakku. Istriku diam sejenak.
"Aku tidak mau nantinya kamu mendeskripsikan kecantikan dan keseksian wanita. Aku juga tidak mau ada adegan percintaan antara tokoh pria dan wanita dalam ceritamu. Apalagi seperti yang sudah-sudah, penggambaran adegan seperti itu biasanya kamu buat dengan begitu mesra sehingga seperti benar-benar terjadi." Istriku memberi penjelasan.
"Yang namanya cerita, penggambarannya memang harus logis sehingga seolah-olah benar-benar terjadi, Bu." Aku mencoba memberi penjelasan.
"Pokoknya aku tidak mau! Aku cemburu, mengerti?" ujar istriku ketus sembari melangkah pergi meninggalkanku.
"Weleh weleh! Cerita saja kok kamu cemburui to, Bu? Lha kalau tidak ada tokoh wanitanya, terus aku harus menulis cerita apa? Tidak asyik nanti ceritanya. Kalau begitu, lebih baik aku tidak menulis cerita," gerutuku sembari mematikan gawai. [*]
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wkwk ... jadi geli
Kenapa geli, Bu?
Oke pak bisa membawa dunia angan ke dunia nyata. Sebuah kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh penulis cerpen. Yes..salam sejahtera.
Ya, Pak. Setiap penulis hendaknya bisa seperti itu. Salam sejahtera juga, Pak.
Owalaaa....saya senyum-senyum sendiri ni, Pak Edi. TIdak jadi menulis cerita, tapi jadi satu tulisan.., njih Pak ? Luar biasa. Salam literasi. Semoga sehat, bahagia, dan sukses selalu. Titip salam buat ibu, Pak. Barakallah.
Iya, Bu. Menulis cerpennya lain kali saja. Salam literasi kembali. Semoga Bu Raihana pun selalu sehat, bahagia, dan sukses. Amin.
Ha ha. NgeriĀ² sedap pak.. Bikin cerita dg judul 'jeruk makan jeruk'. Insyaallah ibu senyum
Hehehe... iya, itu malah asyik ceritanya.
Hehehe..... Ga jadi ceritanya. Cemburu itu tandanya cinta....
Betul, Bu. Yang penting jangan terlalu sering cemburu.