Idealnya, setiap penulis memiliki kepedulian dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan demikian, saat menulis dirinya tak semata-mata mementingkan isi atau materi tulisan, melainkan juga memerhatikan aspek kebahasaannya. Isi atau materi tulisan memang penting, namun aspek kebahasaan tak seharusnya diabaikan.

Karena itu, setiap penulis hendaknya mau belajar berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain mau mencermati Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hendaknya dirinya juga mau membaca tulisan-tulisan yang membahas materi kebahasaan. Dengan demikian, secara bertahap kemampuan berbahasanya akan semakin meningkat.

Dengan meningkatnya kemampuan berbahasa pada diriinya, diharapkan kesalahan-kesalahan penulisan yang sebelumnya masih dilakukannya, selanjutnya sudah tidak terjadi lagi. Tulisan-tulisan hasil karyanya pun kemudian menjadi semakin berkualitas ditinjau dari aspek kebahasaan.

Kepedulian penulis dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar, tak hanya bermanfaat bagi dirinya melainkan bagi penulis lain juga. Saat mengetahui ada tulisan penulis lain yang memiliki kesalahan penulisan, dirinya akan tergerak untuk mengingatkan maupun memberitahukan kesalahan penulisan tersebut. Asalkan mengingatkannya dilakukan dengan cara yang santun, penulis lain yang diingatkannya tentu akan berterima kasih.

Jika sesama penulis mau saling mengingatkan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar, pada saatnya nanti, diharapkan kesalahan-kesalahan penulisan yang selama ini masih dijumpai, tak akan terjadi lagi. [*]