Edi Prasetyo

Tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah. Sejak masih kuliah di IKIP Yogyakarta gemar menulis. Pernah menjadi guru di SMAN 1 Sokaraja, Banyumas 18 tahun, KS SMAN 1 S...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tak Selamanya Jujur Itu Baik

Tak Selamanya Jujur Itu Baik

Jika selama ini Anda beranggapan bahwa berkata maupun berbuat jujur itu pasti baik, maka saran saya, mulai sekarang berpikir ulanglah! Mengapa? Sebab menurut hasil kajian saya (wah, gayanya seperti peneliti saja!), ternyata tak selamanya berkata maupun berbuat jujur itu baik. Ah, yang benar! Bukankah sejak dulu kita telah dididik oleh orang tua maupun guru-guru kita untuk selalu berkata dan berbuat jujur? Bahkan kita pun telah dikenalkan pada satu ungkapan yang sangat terkenal, yakni “Berkata jujurlah, meskipun pahit!”.

Dulu, saya pun beranggapan seperti itu. Tapi sekarang, setelah melakukan pengkajian, saya sudah tidak lagi beranggapan seperti itu. Memang secara umum, jujur itu baik. Sebab, dengan satunya antara kata maupun perbuatan dengan hati (jujur), maka hati dan pikiran kita tidak akan merasa terbebani. Hati dan pikiran kita akan enteng dan plong!

Meski demikian, hendaknya tetap harus kita pahami, bahwa terkait dengan ucapan maupun perbuatan yang kita lakukan, ternyata tidak semata-mata menyangkut hati dan pikiran “kita”, melainkan juga hati dan pikiran “dia” maupun “mereka”. Bukan hanya menyangkut diri kita, tapi juga menyangkut orang lain! Nah, kalau sudah seperti itu, maka baik tidaknya ucapan maupun perbuatan kita, hendaknya tidak semata-mata didasarkan pada ukuran kita, melainkan juga menurut orang lain.. Oleh karena itu, ketika kita mau berkata maupun berbuat jujur, kita tetap harus mempertimbangkan apakah kejujuran kita itu akan berakibat baik dan bermanfaat atau tidak? Baik bagi kita maupun orang lain.

Jika setelah kita pertimbangkan masak-masak, ternyata apa yang akan kita ucapkan atau kita lakukan memang mempunyai kebaikan maupun manfaat yang besar, baik bagi kita maupun orang lain, maka lakukanlah! Tapi jika sebaliknya, maka hindarilah!

Saya tidak ingin berbelit-belit! Saya ingin memberi beberapa ilustrasi berikut ini. Sekiranya Anda ditanya oleh istri/suami Anda begini: “Apakah sebelum menikah denganku kamu benar-benar masih perawan/ perjaka?” Padahal, status Anda bukan janda/duda, namun misalnya, Anda sudah bukan perawan/perjaka. Apa jawaban Anda? Apakah Anda akan menjawab dengan jujur? Atau ketika Anda ditanya oleh istri/suami atau orang lain, “Apakah Anda pernah berselingkuh?” dan kenyataannya, misalnya Anda memang pernah berselingkuh. Apa jawaban Anda?

Ketika istri Anda selesai berdandan dan kemudian bertanya kepada Anda, “Aku cantik tidak, Mas?” Apakah Anda akan menjawab “Tidak!”, meski kenyataannya seperti itu? Atau ketika Anda memakan masakan istri Anda kemudian istri Anda bertanya, “Enak tidak, Mas?” Apakah Anda akan menjawab “Tidak!” meski kenyataannya demikian?

Atau ketika Anda sedang bertamu, kemudian tuan rumah menawari Anda untuk makan, padahal bisa saja tawaran tuan rumah tadi sekadar basa-basi. Apakah Anda akan secara jujur menjawab, “Oya, kebetulan saya sedang sangat lapar,” meskipun kenyataannya Anda memang sedang sangat lapar? Atau ketika Anda bertemu dengan seseorang yang punya gelagat tidak baik, misalnya wajahnya penuh amarah dan membawa golok, kemudian orang itu menanyakan seseorang kepada Anda. Apakah Anda akan secara jujur menunjukkan orang yang sedang dia cari, karena Anda memang mengatahuinya?

Dari beberapa ilustrasi tadi, sekali lagi, intinya saya hanya ingin mengatakan, bahwa kejujuran atas ucapan maupun perbuatan yang kita lakukan, tetap harus kita hubungkan dengan manfaat atau kebaikan yang ditimbulkannya, baik bagi diri kita maupun orang lain. Jika memang baik dan bermanfaat, lakukanlah! Namun jika sebaliknya, hindarilah!

Bagaimana menurut Anda? Jika pendapat saya ini salah, mohon Anda sudi untuk memaafkan saya. Terima kasih!*

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setuju..pak Edi

08 Feb
Balas

Terima kasih, Bu Dyah.

08 Feb

Betul juga...

08 Feb
Balas

Mdh2an bgt.

08 Feb

Setuju pak. Salam literasi

08 Feb
Balas

Terima kasih sekali, Bu Budiyanti. Salam literasi juga.

08 Feb

Betul sekali Pak. Setuju banget. Baarokallah....Pak.

08 Feb
Balas

Alhamdulillah. Aamiin.

08 Feb

BENAR

08 Feb
Balas

Terima kasih sekali, Bu Yuki. Alhamdulillah sdh sda 3 guru yg menyatakan pendapat saya benar.

08 Feb



search

New Post