Kemarin, ada seorang teman bertanya kepada saya. Melalui aplikasi WA, dia menulis, “Pak, penulisan kata yang benar itu bisikan apa bisikkan ya?” Saya pun kemudian menjawab bahwa untuk mengetahui mana penulisan yang benar, harus diperhatikan konteks kalimatnya.

Kedua kata tersebut akan sama-sama benar jika terdapat pada konteks kalimat yang tepat. Kata bisikan berasal dari kata bisik yang kemudian mendapatkan akhiran -an (bisik + an). Sedangkan kata bisikkan berasal dari kata bisik yang kemudian mendapatkan akhiran -kan (bisik + kan). Kata bisikkan merupakan kata kerja.

Penulisan kata-kata tersebut akan benar jika diterapkan pada kalimat sebagaimana contoh berikut:

1. Hendaknya kamu mau mendengarkan bisikan (bukan bisikkan) hati nuranimu.

2. Tolong kamu bisikkan (bukan bisikan) kata-kata yang dapat membangkitkan semangat hidupnya.

Hal serupa juga terdapat pada kata-kata yang lain, misalnya pada kata masukan dengan masukkan dan anggukan dengan anggukkan.

Perhatikan penerapan kata-kata tersebut pada contoh-contoh kalimat berikut:

1. Saya telah menerima banyak masukan (bukan masukkan) dari teman sejawat.

2. Masukkan (bukan masukan) mobil itu ke garasi, Mas.

3. Dari anggukan (bukan anggukkan) kepalanya, aku tahu kalau dia setuju.

4. Cepat anggukkan (bukan anggukan) kepalamu!

Secara sederhana, untuk memahami bagaimana penulisan yang benar atas kata-kata semacam itu, perhatikan saja kata tersebut dimaksudkan sebagai kata kerja atau bukan. Jika dimaksudkan sebagai kata kerja, maka akhirannya -kan bukan -an.

Semoga tulisan sederhana ini ada manfaatnya. Salam literasi! [*]