Ketika Peluit Kereta Datang
Dan peluit kereta pun datang
mengurai segala ingatan
yang rimbun di kepala.
Tentang nyanyian yang
dilahirkan tubuh-tubuh bambu,
ladang para yang menjadi rumah
orang--orang dahaga, dan
pokok randu yang setia dijaga
lelaki senja.
Bandarlampung, 27072021
#TantanganGurusiana
#Tantangan Menulis Hari ke-446
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi
Selalu keren puisinya, Pak Edi. Salam sukses selalu.
Konotasinya mantap. Berulang-ulang memvacanya agar keindahannya meresap di jiwa. Sederhana namun menawan.