Menempuh Perjalanan
Seperti kita, mereka jalani hari-hari penuh warna.
Sejak hari bagaikan tunas, hingga hari menjadi tua,
berulang-ulang, mereka jalani.
Tak ada yang mudah, sebab terkadang dahaga teramat akrab,
dingin teramat ingin, bahkan kasih sayang hilang atas nama
kealpaan dan keegoisan. Tak ada tangis dilahirkan.
Segala rasa yang mereka terima menjadi kekuatan tak
tergantikan untuk menempuh jalan panjang.
Bandarlampung,15 Februari 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wihhh, galfok ke aglonemanya
Terima kasih apresiasinya,Bu Casminih. Aglonema yang ditanam sejak awal pandemi.
Indah penuh makna. Sukses selalu Pak Edi. Salam literasi
Terima kasih apresiasinya,Bu Zulfa. Sukses juga untuk ibu. Salam literasi kembali.
Keren puisinya
Terima kasih apresiasinya,Bu Farida. Sukses selalu,Bu