Edi Satori

Edi Satori demikian nama lengkapnya salah seorang anak laki-laki dari empat bersaudara dilahirkan disebuah perkampungan disebuah desa yang jauh dari keramaian k...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cinta yang tak berlalu meski Ramadan pergi

Cinta yang tak berlalu meski Ramadan pergi

"Tuhan yang kamu sembah di bulan Ramadan itu sama dengan Tuhan yang kamu sembah di luar bulan Ramadan. Lantas, mengapa caramu beribadah berbeda?"-Rumi.

Pernyataan ini menghantam pelan tapi dalam. Mengapa saat Ramadan datang, hati kita terasa hidup, sajadah tak pernah kosong, dan malam-malam menjadi taman rindu? tapi ketika ramadan berlalu gairah itu ikut surut. Padahal Tuhan tak pernah pergi, tak berubah, tak berpaling.

Pertemuan dengan Ramadan membuat hidup lebih jernih, waktu terasa suci, dan dada dipenuhi harap ampunan. Tapi perpisahan denganNya seolah mengembalikan kita pada dunia lama tempat dimana do'a-do'a sering tertinggal dalam hati kembali beku. Padahal Tuhan yang kita sembah sebelum dan sesudah Ramadan tetap sama. Lantas, kenapa cinta kita berbeda?

Mungkin inilah ujian cinta sejati, pecinta sejati tak menunggu momen tapi menciptakan momen. Ia mencintai dalam hadir dan dalam jarak tak peduli musim. Tak peduli waktu. Karena cinta tetap satu, tak berubah dan tak bergeser. Cinta itu menetap, bukan sekedar singgah.

Malam ini malam ke 29 mungkin adalah malam ganjil terakhir, mungkin pula malam perpisahan. Tapi jika ini perpisahan, biarlah ia jadi luka yang indah, luka karena takut tak mampu menjaga cahaya yang telah dinyalakan Ramadan.

Kalau ini benar malam terakhir, biarlah ia menjadi malam janji. Bahwa selepas Ramadanpun kita tetap mencintai Tuhan yang sama dengan rindu yang sama. Karena cinta yang sejati tak mengenal akhir. Ia bukan singgah sesaat saat kita butuh atau nyaman. Ia bukan ritual musiman yang on-off. Tapi ikatan jiwa yang tak lepas sesaat yang hidup sepanjang usia. Dan semoga sepanjang usia itu, kita tetap bersamaNya dalam perjumpaan, juga dalam perpisahan dengan Ramadan.

Mungkin ini malam ganjil terakhir kita, mungkin ini Ramadan terakhir dalam hidup kita.

Tabik,

Sumber: Facebook Nadirsyah Hosen

28 Maret 2025

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post