Edi Sumardi

Guru di SMPN 88 Jakarta semenjak tahun 1997,sejak tahun 2018 guru di SMPN 130 Jakarta, Lulus Jurusan Pendidikan Sejarah IKIP Jakarta/UNJ tahun 1995, Lulus...

Selengkapnya
Navigasi Web
100 Tahun Stasiun Manggarai Mengurai Kisah Dari Budak Sampai Heroik Revolusi Kemerdekaan
Foto atas; prasasti Stasiun Manggarai, Foto bawah; Stasiun Manggarai saat ini

100 Tahun Stasiun Manggarai Mengurai Kisah Dari Budak Sampai Heroik Revolusi Kemerdekaan

Sejak sebulan ini saya pergi dan pulang kerja menggunakan jasa transportasi kereta api karena lokasi tempat kerja lebih mudah dengan akses tersebut. Baik saat berangkat maupun pulang kerja selalu berhenti transit di Stasiun Manggarai.

Pada saat pulang kerja saya menyempatkan untuk sholat ashar di mushola pria stasiun manggarai. Dulu mushola pria dan wanita jadi satu berada disisi ujung utara berdekatan dengan toilet, tapi kini ruang mushola sudah diperuntukkan khusus toilet, mushola wanita berada disebelah toilet sedangkan mushola pria berada pada bangunan induk stasiun.

Hari itu Jumat, 7 September 2018, seperti biasa saya sesampainya di Stasiun Manggarai bergegas menunaikan sholat ashar. Selesai sholat tanpa disengaja mata saya tertuju pada tulisan sebuah prasasati berukuran 60 x 70 cm dibuat tahun 2010 yang disematkan pada dinding di sudut utara di dalam mushola pria. Dahi saya berkenyit seolah tidak percaya dengan apa yang dibaca, ternyata Stasiun Manggarai tiga bulan yang lalu tepatnya, 1 Mei 1918 genap berusia 100 tahun disertai dengan arsitek, tahun pembuatan hingga selesai dibangunnya.

Seperti dipublikasikan Wikipedia, Wilayah Manggarai, sudah dikenal sejak abad ke-17. Dahulu merupakan tempat tinggal dan pasar budak asal Manggarai, Flores, kemudian berkembang menjadi GementeeMeester Cornelis. Meskipun jalur Batavia-Buitenzorg dibangun oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) pada tahun 1873, di daerah ini baru dibangun stasiun Manggarai pada tahun 1912 dan selesai 1 Mei 1918.

Sejak dibangun, tidak ada perubahan yang berarti pada bangunan stasiun ini. Pada saat diresmikan, bangunan ini sebenarnya belum selesai secara keseluruhan. Atap besi tidak dapat didatangkan karena meletusnya Perang Dunia I. Sejak 1913, Staatsspoor en Tramwegen (SS, dulu Staatsspoorwegen) menguasai seluruh jalur KA di Batavia dan Meester Cornelis. SS kemudian menata ulang jalur KA di kedua kotapraja tersebut, antara lain membongkar stasiun Bukitduri (dipo KRL saat ini) eks-NIS dan membangun stasiun baru di Manggarai. Pembangunan dipimpin oleh arsitek Belanda bernama Ir. J. van Gendt. Ia juga mengarsiteki sekolah pendidikan perkeretaapian dan rumah-rumah dinas pegawai di sekitar kompleks stasiun.

Stasiun ini menjadi saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia yakni pada tanggal 3 Januari 1946, kereta luar biasa (KLB) mengangkut rombongan Presiden Soekarno ke Kota Yogyakarta. Di sini, berbagai persiapan sangat rahasia dilakukan. Deretan gerbong barang ditaruh pada jalur 1. Sekitar pukul tujuh malam, KLB melintas sangat perlahan dari arah Pegangsaan melalui jalur 4.

Stasiun Manggarai mempunyai 10 jalur kereta api. Tujuh jalur digunakan untuk pemberhentian KRL Commuter Line, sedangkan tiga sisanya digunakan untuk langsiran menuju Pengawas Urusan Kereta, Dipo Bukit Duri, maupun ke Balai Yasa Manggarai. Jalur 1 dan 2 digunakan untuk pemberhentian KA Commuter Line Jakarta Kota–Bekasi dan KA Commuter Loopline. Jalur 3 dan 4 digunakan sebagai sepur lurus untuk kereta api jarak jauh serta untuk pemberhentian KA Commuter Line Jakarta Kota–Bekasi. Jalur 5, 6, dan 7 digunakan untuk pemberhentian KA Commuter Line Jakarta Kota–Bogor dan KA Commuter Loopline.

Saat ini stasiun tersebut sudah menmiliki underpass seperti di Stasiun Pasar Senen, supaya memudahkan untuk mencapai peron dan tak ketinggalan kereta api. Tidak ada kereta api jarak jauh berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi persilangan atau persusulan antarkereta api.

Stasiun Manggarai sekaligus berfungsi sebagai dipo penyimpanan kereta-kereta besar. Banyak kereta kelas eksekutif, bisnis dan ekonomi diparkir di stasiun ini yang selanjutnya akan menuju ke Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Gambir. Jalur kereta api dari Bandara Soekarno-Hatta yang telah diselesaikan pada tanggal 26 Desember 2017 akan berakhir di stasiun ini.

Bersebelahan dengan dipo dan stasiun Manggarai ini terdapat Balai Yasa Manggarai, yang merupakan bengkel untuk melakukan perawatan rutin dan mereparasi kereta-kereta penumpang. Kemudian, tidak jauh di selatan stasiun ini terletak dipo KRL Bukit Duri, tempat penyimpanan dan perawatan harian aneka kereta rel listrik. Awalnya dipo ini juga menyimpan lokomotif diesel, namun semuanya dipindahkan ke dipo di Jatinegara dan Tanah Abang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah sejarah perjuangan bangsa kita juga patut berterima kasih kepada stasiun KA Manggarai, yang digunakan dalam misi perjuangan melawan penjajah

09 Sep
Balas

Betul Pak Syaihu, sudah selayaknya JASMERAH

10 Sep



search

New Post