Edi Sutopo

Mengajar di MTs Negeri 1 Grobogan Jawa Tengah....

Selengkapnya
Navigasi Web
Sabana
liputan6.com

Sabana

udara pengap pelan-pelan menguap

lalu luruh jadi rintik-rintik embun

perapian hanya menyisakan abu

hening lengket di dinding bambu

*

nyeri bukanlah dingin

yang kaurasa setiap malam

tapi rintik embun yang turun

lalu hilang seperti bayangmu

*

pergi dan jangan kembali

ingin kulihat kau telanjang

tanpa jubah kesombongan

*

pucuk bambu berselimut kabut

senja turun dalam segelas kopi hitam

lalu kuhirup sebagai sajak yang hambar

*

terus melangkah dan usap air matamu

bintang bulan 'kan jadi pedoman

melintasi sabana pendewasaan

*

sakit bukanlah akhir perjalanan

sekadar ujian menundukkan angan-angan

yang kadang berwujud karang bersudut tajam

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren banget, Pak Edi...

01 Feb
Balas

Puisi yg sarat makna, Mantul pak Edi. Salam literasi

30 Jan
Balas

Diksinya keren sekali.. salam sukses selalu, Pak

31 Jan
Balas

Wao kereen itu karya puisinya

30 Jan
Balas

Luar biasa keren puisinya pak, salam sukses!

31 Jan
Balas

Menginspirasi

31 Jan
Balas

Keren menewen selalu puisinya pak Edi.Ajari dong.

01 Feb
Balas



search

New Post