Ada orang Bule Amerika datang ke Dayah /Pesantren, dan bertanya Tengku (Ustad).

Bule Amerika.: "Kenapa Tengku kalau mengajar Kitab, masih menggunakan bahasa Aceh? Di zaman globalisasi kek gini, kenapa gak ditingkatkan dengan menggunakan bahasa inglish?" Tengku menjawab: " karena kalau diajarkan dalam bahasa Inggris tidak akan mampu menafsirkan semua kosakata dalam Al Quran maupun Hadist, lah bahasa inggris itu kan bahasa sederhana. Bahasa Aceh, bahasa yang sangat kaya dan sangat kompleks ".

Rupanya Bule Amerika tadi merasa sangat tersinggung mendengar penjelasan sang Tengku, yang mengatakan bahasa inggris tidak mampu menafsirkan, dan kalah dengan bahasa Aceh.

Bule Amerika: Bagaiman bisa anda katakan bahasa Aceh itu, bahasa yang sangat kaya dan sangat kompleks? Padahal faktanya selama ini, bahasa inggris lah yang sangat kompleks.

Tengku: O Tidak bro! Bahasa inggris itu memang sangat sangat terbatas dan sederhana saja bagi saya,. Saya kasih contoh, coba anda lihat! Itu yang berwarna kuning keemasan yang ada disawah sawah itu ( Padi),. Orang Ingris menyebutnya apa?

Bule Amerika: "Rice"

Tengku: " orang Aceh menyebutnya PADE, sedang orang Inggris menyebutnya RICE, kalau sudah terkupas kulitnya dinamakan BREH, (Beras), Orang Inggris tetap menyebutnya RICE, BERAS kalau patah patah nama nya nuku'at, orang Inggris tetap menyebutnya RICE, BERAS kalau sudah dimasak namanya Bu (Nasi), Orang Inggris masih saja menyebutnya RICE, Nasi yang sudah dimasak sedikit lebih lama, bagian bawah nya yang udah gosong dinamakan BUKRAK, Inggris masih menyebut RICE. Dari satu kosakata saja, penafsiran namanya dalam bahasa Aceh bisa bermacam macam, sedangkan bahasa Inggris tidak bisa menafsirkan hal tersebut. Bahasa tidaklah ini lebih tinggi dan sangat kompleks dibandingkan bahasa Inggris yang sederhana tersebut?.

Bule Amerika: yes yes you alright... ( ya ya anda betul)