JURNAL EVALUASI DALAM PENGUATAN KARAKTER JUJUR
EVALUASI DALAM PENGUATAN KARAKTER JUJUR PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI BENER
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Efa Suryana
¹) 232180235 – Universitas Muhammadiyah Purworejo
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Evaluasi Pembelajaran Dalam Penanaman Pendidikan Karakter Pada Siswa Sd Negeri Bener melalui strategin guru dalam proses pembelajaran dikelas
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 3 SD Negeri Bener Tahun Pelajaran 2023/2024 dengan jumlah siswa 19. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitan kualitatif. Penelitian kualittatif ini dilaksanakan dalam proses pembelajaran dikelas. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi dan metode wawancara. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan lembar wawancara tidak terstruktur.
Dari hasil analisis data diperoleh bahwa strategi guru dalam penguatan pendidikan karakter nilai kejujuran di kelas menunjukan adanya peningkatan, hal ini dibuktikan dengan sikap dan karakter peserta didik yang baik, sikap itu antara lain peserta didik menanamkan sikap kejujuran ketika mengerjakan tugas ataupun ulangan, peserta didik bersikap jujur dalam mengakui kesalahan, peserta didik mampu meminta maaf kepada teman ketika bersalah, peserta didik tidak pernah mengambil yang bukan hak nya. Namun ada beberapa kendala kesulitan pada salah satu peserta didik karena memang didasari latar belakang dari keluarga nya.
Kata kunci: Evaluasi, Strategi, Pendidikan Karakter
PENDAHULUAN
Masalah mutu Pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan karakter merupakan masalah nasional yang telah lama diperbincangkan. Upaya yang berkenaan dengan penguatan penilaian pendidikan karkater dilakukan sejak menginjak sekolah dasar. Penguatan nilai karakter yang ada didalam kelas terdapat beberapa aspek yang dapat digunakan untuk evaluasi yaitu sikap spiritual, sikap social, aspek pengetahuan dan aspek ketrampilan. Untuk membangun karakter yang baik, peserta didik memerlukan banyak kesempatan untuk menerapkan rasa sosial, tanggung jawab, jujur, dan keadilan dalam interaksi sehari-hari dan dalam diskusi-diskusi.
Pentingnya penguatan penilaian karakter dari aspek sosial didasarkan pada alasan bahwa sekarang banyak terjadi perilaku menyimpang yang bertentangan dengan norma yang berlaku. Maraknya berita korupsi yang terjadi di indonesia sudah tidak tabu lagi beredar di layar kaca maupun di social media. Hal ini yang mendasari penguatan aspek kejujuran harus di didik sejak dini maupun sekolah dasar. Perilaku tidak jujur biasanya sering ditemui di lingkungan sekolah, termasuk sekolah dasar contohnya tidak jujur dalam mengerjakan tugas, tidak jujur atas kesalahan yang dilakukan setelah berkelahi, sulitnya memohon maaf atas kesalahanya sendiri, curang atau mencotek saat mengerjakan ulangan, berpura pura ke kamar mandi untuk membuka contekan, meminta jawaban dengan teman yang lain dan menipu atau mengambil hak siswa yang lain.
Berdasarkan beberapa masalah kejujuran yang biasanya terjadi disekolah dasar. Maka Kepala Sekolah SD Negeri Bener menyatakan bahwa sikap jujur termasuk evaluasi yang harus diterapkan sejak sekolah dasar dimulai dari lingkungan kelas dan lingkungan keluarga, karena nilai nilai karakter anak yang jujur akan membuat moral masa depan anak ke jenjang tingkat sekolah lanjutan lebih baik. Dari penjelasan tersebut maka penguatan penanaman nilai karakter di sekolah dasar sangat penting dimulai dari lingkungan kelas dan lingkungan rumah. Beberapa progam sudah dijalankan di SD Negeri bener untuk menumbuhkan nilai karakter kejujuran siswa di usia selanjutnya.
Pengertian Pendidikan Karakter
Dalam dunia pendidikan di indonesia yang sudah masuk era globalisasi saat ini sangat penting dalam proses penyelenggaraanya. Dimulai dengan pendidikan karakter dengan menumbuhkan penguatan pendidikan karakter disekolah maka akan menciptakan manusia yang moral dan sikapnya akan lebih baik lagi untuk menghadapi tantangan perkembangan jaman. Menurut Sofyan Tsauri (2015:44) Pendidikan karakter merupakan segala upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk mengajarkan kebiasaan cara berfikir dan berperilaku yang membantu anak untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan, karakter juga dapat diistilahkan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Menurut Novi Trilisiani,Dkk (2023:22) Pendidikan karakter juga dipahami sebagai suatu proses maupun upaya peningkatan kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang selaras dengan berbagai nilai luhur yang membentuk jati diri yang diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhan, diri sendiri. orang lain dan lingkungan. Nilai-nilai luhur ini antara lain kejujuran, kemandirian, kesopanan, keluhuran sosial, berpikir cerdas, termasuk haus akan ilmu dan berpikir logis. Menurut Ahmad Sudrajat dalam Sofyan Tsauri (2015:46-47) Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri (akhmadsudrajat. wordpress.com).
Dari beberapa definisi tersebut peneliti menyimpulkan bahwa penanaman pendidikan karakter merupakan upaya yang dilakukan pendidik terhadap peserta didik sejak dari kelas maupun lingkungan kelurarga yang nantinya akan menghasilkan sikap nilai-nilai luhur yang baik pada setiap peserta didik untuk menghadapi tantangan zaman selanjutnya.
Evaluasi Pendidikan Karakter
Evaluasi pendidikan karakter diterapkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas yang nantinya akan dituangkan di buku raport. Menurut sofyan tsauri (2015:94) Penilaian adalah kegiatan untuk menentukan pencapaian hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran dapat dikategorikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Menurut Lewin dalam buku sofyan tsauri (dalam Andersen, 1980), perilaku seseorang merupakan fungsi dari watak yang terdiri atas kognitif, afektif, dan psikomotor, dan karakteristik lingkungan saat perilaku atau per- buatan ditampilkan. Jadi, tindakan atau perbuatan seseeorang ditentukan watak dirinya dan kondisi lingkungan(2015:94). Menurut Koesoma (2007: 282) yang dinilai dalam pendidikan karakter adalah perilaku dan tindakan, bukan pengertian, pengetahuan, kata-kata yang diucapkan. Ketika suatu ucapan baru sebatas pemahaman dan pengertian, belum sampai pada tindakan, atau aktualisasi nilai tersebut, kata-kata itu belum menjadi objek penilaian bagi pendidikan karakter. Oleh karena itu, penilaian tentang pendidikan karakter semestinya mengarah pada bagai-mana perilaku merefleksikan perbuatan dan keputusannya dalam kaitannya dengan perkembangan diri sendiri dan orang lain. Dalam evaluasi pendidikan karakter ada empat komponen dalam membangun karakter peserata didik, akan diperoleh hasil seperti yang diharapkan. Empat komponen tersebut adalah sikap, minat, nilai, dan konsep diri. Kemudian untuk evaluasi pada pendidikan karakter diterapkan dalam nilai nilai yang dilakukan di dalam kelas maupun dilingkungan sekolah , ada beberapa pilar yang termasuk dalam nilai pendidikan karakter yaitu Cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya, tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian, kejujuran, hormat dan santun, kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan persatuan. Berdasarkan penjelasan diatas evalusi dalam pendidikan karakter dilakukan untuk mengukur seberapa jauh nilai-nilai pendidikan karakter telah dipahami, di- hayati, dan diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari, sekurang-kurangnya dapat terlihat di lingkungan sekolah. Ada beberapa nilai yang harus di cantumkan namun dalam hal ini peniliti hanya mengambil penilaian dalam sikap kejujuran.
Nilai Kejujuran dalam pendidikan karakter
Dalam konteks evaluasi pendidikan karakter dikelas dalam nilai kejujuran untuk menuju sebuah keberhasilan belajar bagi peserta didik tidal lain adalah seorang guru, karena guru merupakan seorang pendidik atau tokoh yang menjadi panutan oleh peserta didik di sekolah. Melalui nilai kejujuran yang diterpakna di kelas nantinya peserta didik akan menerapkan dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan sekitar, beberapa upaya guru yang dilakukan dalam menumbuhkan nilai nilai kejujuran di dalam kelas yaitu di mulai dengan sikap displin. Maka dari itu, seorang guru bukan hanya memberi pembelajaran pengetahuan ranah kognitif, tetapi perlu adanya ranah afektif dan terimplementasi dalam perilaku nyata misalnya penerapan nilai kejujuran yang dilakukan di lembaga sekolah seperti berikut ini:
Pertama, siswa diberi arahan oleh guru, untuk pemahaman mengenai karakter kejujuran yang akan membuat siswa termotivasi dengan apa yang disampaikan guru sehingga siswa akan menerapkan karakter kejujuran dalam kehidupan pribadinya.
Kedua, guru diharuskan menanamkan nilai kedisiplinan, karena sifat disiplin akan membuat siswa memiliki karakter jujur. Siswa akan datang ke sekolah tepat waktu, mengerjakan tugas sekolah dengan baik tanpa disuruh oleh guru, dan mematuhi semua peraturan sekolah yang berlaku. Dengan dilakukan pembinaan kedisiplinan oleh guru, maka nilai kejujuran siswa akan meningkat dan hasil yang optimal dalam diri siswa akan nampak dalam perilakunya sehari-hari.
Ketiga, guru memberikan keteladanan mengenai karakter kejujuran dengan memberikan contoh positif yang dilakukan oleh guru, guru menekankan pada siswa umtuk tidak mencontek selama proses mengerjakan tugas sekolah, ini akan menjadi penentu dalam penanaman nilai jujur dalam diri siswa yang akan melekat di kehidupan sehari-hari. Nilai kejujuran yang harus ditanamkan di kelas yang pertama nilai kejujuran dalam mengerjakan tugas peserta didik di beri arahan bahwa sikap mencontek merupakan perilaku buruk yang nantinya akan berpengaruh pada keberhasilan pencapaian pendidikan karakter, yang kedua peserta didik jujur atas kesalahan yang dilakukan misalnya peserta didik mencoret-coret meja atau tembok maka sebaiknya jujur dengan kesalahan dan meminta maaf tanpa harus ada dorongan dari teman yang lain untuk mengakui kesalahan yang telah dilakukan, yang ketiga meminta maaf jika bersalah apabila ada peserta didik yang berkelahi harus diterapkan untuk saling meminta maaf tanpa harus menunjuk satu satu untuk meminta maaf.
Contoh indicator penilaian dalam kejujuran, kategori Indikator Membudaya (M) Jika melakukan kesalahan, mengakui dengan sukarela. Berkembang (B) Mengakui kesalahan tetapi meminta dukungan dan perantara dari orang lain (orang tua atau). Mulai berkembang (MBK) Mengakui kesalahan setelah ditanya oleh pendidik. Memerlukan bimbingan (MB) Tidak mengakui kesalahan yang dilakukannya.
Strategi Guru Dalam Penguatan Pendidikan Karakter
Menurut Riyanto (2010), Dalam rangka mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah terdapat empat (4) tawaran model penerapan, yaitu : a) Model otonomi dengan menempatkan pendidikan karakter sebagai mata pelajaran tersendiri, b) Model integrasi dengan menyatukan nilai-nilai dan karakterkarakter yang akan dibentuk dalam setiap mata pelajaran, c) Model ekstrakurikuler melalui sebuah kegiatan tambahan yang berorintasi pembinaan karakter siswa, d) Model kolaborasi dengan menggabungkan ketiga model tersebut dalam seluruh kegiatan sekolah.
Menurut Darmuin, dkk (2013: 20-21) menyebutkan pendekatan Pendidikan Karakter (Model Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter), diantaranya : a) Keteladanan. Satuan pendidikan formal dan non formal harus menunjukkan keteladanan yang mencerminkan nilai nilai karakter yang akan dikembangkan. Perilaku pendidik dan tenaga kependidikan dalam memberikan contoh tindakantindakan yang baik sehingga menjadi panutan bagi peserta didik. b) Pembelajaran di Kelas. Setiap materi pelajaran atau kegiatan yang dirancang khusus. Setiap kegiatan belajar mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, afektif, konatif dan psikomotor. c) Pengintegrasian Pendidikan Karakter Dalam Semua Materi Pelajaran
Dalam membangun penanaman karakter siswa guru merupakan fungsi utama dalam proses pendidikan di sekolah, dalam hal ini guru harus memiliki inovasi inovasi sendiri dalam menciptakan pendidikan karakter jujur di kelas, upaya guru dalam menumbuhkan pendidikan karakter dikelas Antara lain:
Pertama, memberikan pembelajaran dan afirmasi positif secara terus menerus kepada peserta didik agar memahami pentingnya menanamkan arti kejujuran dalam kehidupan sehari-sehari. Hal ini dilakukan berulang-ulang agar apa yang disampaikan guru tertanam pada diri peserta didik.
Kedua, guru memberikan contoh bagaimana memiliki sikap jujur dalam kelas, misalnya apabila salah satu peserta didik melakukan kesalahan mencoret-coret kursi atau dinding kelas, menyobek buku paket yang ada dikelas untuk dibuat mainan, dan membuang sampah sembarangan guru memberikan arahan bahwa hal tesebut tidak baik dan dapat merugikan yang lain, selain memberikan arahan guru harus menanamkan sikap mau mengakui kesalahan tanpa dorongan dari teman yang lain maupun orang tua terhadap peserta didik yang melakukan kesalahan.
Ketiga , guru menerapkan sikap berani meminta maaf tanpa disuruh dimana apabila ada yang berkelahi atau membully teman yang lain dengan rendah hati meminta maaf tanpa disuruh atau di dorong oleh teman yang lain.
Keempat, guru memberikan punishmen kepada siswa yang mencontek atau tidak mengerjakan tugas maupun PR, disini guru memberlakukan sikap displin ketika ada yang tidak mengerjakan tugas ataupun mencontek teman yang lain.
Kelima , guru membiasakan mengajarkan kepada peserta didik apabila menemukan peralatan tulis maupun uang yang jatuh milik temanya untuk melaporkan kepada guru sehingga disini peserta didik dapat menanamkan sikap kejujuran bahwa tidak boleh mengambil yang bukan hak nya.
Keenam, di dalam lingkup sekolah didirikan koperasi kejujuran dimana peserta didik dapat membeli peralatan sekolah dengan membayar sendiri , mengambil barang sendiri dan mengambil kembalian sendiri. Ini diterpakan agar peserta didik mampu menanamkan sikap jujur sejak dini.
Ketujuh, siswa dilarang menyebarkan berita hoax, apabila ada yang menyebarkan tidak sesuai dengan kebenaranya maka akan mendapatkan punishment dari guru.
Kedelapan, peseerta didik wajib membaca buku 15 menit sebelum selama proses pembelajaran di sekolah hal ini dituangkan dalam table absen membaca peserta didik. Peserta didik mengisi sendiri apabila sudah membaca atau belum membaca secara jujur dan transparan hal ini untuk meningkatkan kedispilinan, kejujuran dan literasi membaca disekolah.
Beberapa strategi dalam penanaman pendidikan karakter yang dilakukan di SD Negeri Bener dilakukan oleh seluruh guru kelas masing-masing, mereka mempunyai upaya sendiri sendiri untuk menciptakan penanaman nilai kejujuran didalam kelas.
MEMETODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bener yang terletak di Jl. Wonosobo-Purworejo km 27 Desa Bener Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2023, terhitung mulai dari pengamatan sampai dengan penulisan laporan. Subjek yang diteliti adalah peserta didik kelas 3 SD Negeri Bener semester 1 tahun ajaran 2023/2024. Jenis penelitian yang di lakukan adalah Penelitian Kualitatif dengan jenis penelitian lapangan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain metode observasi dan wawancara secara mendalam untuk mendapatkan pemahaman tentang suatu fenomena atau masalah yang menarik perhatian di lingkungan sekolah yang diperoleh dari informasi penelitian. Jenis penelitian ini digunakan agar mendapat suatu pemahaman serta penafsiran secara mendalam mengenai strategi guru dalam membentuk karakter siswa melalui nilai-nilai kejujuran di sekolah SD Negeri Bener, Pada pelaksanaan wawancara guna mengumpulkan data, informan yang menjadi subjek penelitian ini yaitu kepala Sekolah, guru dan siswa sebagai upaya penanaman karakter nilai kejujuran di sekolah. Penelitian ini fokus pada strategi guru dalam membentuk karakter siswa melalui nilai-nilai kejujuran. Melalui analisis data, tahapan yang digunakan antara lain pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan hasil penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode observasi dan tes.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana satrategi penguatan dalam evaluasi pendidikan karakter pada kelas 3 SD Negeri Bener. Dalam penelitian yang dilakukan secara non tes dengan bentuk observasi dan wawancara dengan menggunakan kertas laporan secara tidak struktur, penelitian dilakukan oleh guru kelas 3 SD Negeri Bener. Berikut evaluasi dalam penguatan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri Bener. Evaluasi dalam penguatan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran dikelas yaitu penanaman pendidikan karakter kejujuran. Evaluasi nilai kujujuran dalam pendidikan karakter memiliki beberapa indicator yaitu Membudaya (M), Jika melakukan kesalahan, mengakui dengan sukarela. Berkembang (B), Mengakui kesalahan tetapi meminta dukungan dan perantara dari orang lain (orang tua atau). Mulai berkembang (MBK), Mengakui kesalahan setelah ditanya oleh pendidik. Memerlukan bimbingan (MB), Tidak mengakui kesalahan yang dilakukannya. Dalam hal ini hasil yang didapat dalam pengamatan dan wawancara bahwa pengembangan karakter jujur pada kelas 3 sudah menyeluruh dilaksanakan dengan baik oleh peserta didik hanya saja ada salah satu siswa yang masih memerlukan bimbingan baik dari guru maupun orang tua karena ketika mengerjakan ulangan masih menunggu jawaban dari teman yang lain, namun dalam hal ini artinya strategi guru yang diterapkan di dalam kelas dan sekolah berhasil merubah karakter siswa yang sebelumnya belum nemjalankan karakter sikap jujur saat ini sudah menjalankan dan menjadi kebiasaan setiap hari, tanpa guru menyuruh siswa secara rendah hati melakukan beberapa karakter yang sudah disampaikan oleh guru dengan senang hati tanpa paksaan dari teman yang lain mauoun orang tua. Seperti mereka sudah mampu mengerjakan ulangan tanpa tanpa bertanya dengan teman yang lain, mereka selalu mengerjakan PR , mereka selalu bersikap jujur ketika membuang sampah sembarangan, peserta didik sudah tidak malu meminta maaf apabila berkelahi dengan teman yang lain, peserta didik sudah menerapkan apabila menemukan barang ataupun uang milik peserta didik yang lain jujur dilaporkan kepada guru kelas tanpa mengambilnya, peserta didik jujur ketika dalam hari itu tidak membaca buku, dalam hal ini artinya peserta didik kelas 3 SD Negeri Bener sudah menerapkan karakter sikap jujur di dalam proses pembelajaran di kelas maupun sekolah.
PEPENUTUP
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi penanaman pendidikan karakter dalam sikap kejujuran sudah terlaksana dengan baik di dalam kelas 3 SD Negeri Bener.
2. Strategi untuk penguatan pendidikan karakter yang dilakukan oleh guru sudah diterapkan dan menghasilkan perubahan yang signifikan dalam proses pembelajaran di dalam kelas 3 SD Negeri Bener.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. (2017). Peran Guru Dalam Menanamkan Nilai Kejujuran Pada Lembaga Pendidikan. TADBIR: Jurnal Studi Manajemen Pendidikan, 1(1), 105-124.
Anam, K., & Sakiyati, I. D. (2019). Kantin kejujuran sebagai upaya dalam pembentukan karakter. Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan Dan Kemasyarakatan, 13(1), 21-32.
Dini, J. P. A. U. (2022). Strategi pendidik dalam menumbuhkan karakter jujur pada anak usia dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(1), 261-270.
Fahira, V., Satria, R., & Priadi, A. (2021). Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Menanamkan Nilai-Nilai Kejujuran. An-Nuha, 1(4), 448-460.
Hariandi, A., Puspita, V., Apriliani, A., Ernawati, P., & Nurhasanah, S. (2020). Implementasi nilai kejujuran akademik peserta didik di lingkungan sekolah dasar. NUR EL-ISLAM: Jurnal Pendidikan Dan Sosial Keagamaan, 7(1), 52-66.
Hidayah, A. R., Hediyati, D., & Setianingsih, S. W. (2018). Penanaman nilai kejujuran melalui pendidikan karakter pada anak usia dini dengan teknik modeling. Kopen: Konferensi Pendidikan Nasional, 1(1), 109-114.
Munif, M., Rozi, F., & Yusrohlana, S. (2021). Strategi Guru dalam Membentuk Karakter Siswa melalui Nilai-nilai Kejujuran. Fondatia, 5(2), 163-179.
Nurgiansah, T. H. (2021). Pendidikan Pancasila sebagai upaya membentuk karakter jujur. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(1), 33-41.
Sari, V. K., Akhwani, A., Hidayat, M. T., & Rahayu, D. W. (2021). Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-nilai Antikorupsi Melalui Ekstrakurikuler dan Pembiasaan di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(4), 2106-2115.
Surya, P., Rofiq, M. H., & Ardianto, A. (2021). Internalisasi Nilai Karakter Jujur Dalam Proses Pembelajaran Di Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Unggulan Hikmatul Amanah Pacet Mojokerto. Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(1), 31-37.
Sulastri, S., & Simarmata, M. Y. (2019). Penanaman Nilai Pendidikan Karakter Jujur dalam Aspek Keterampilan Berbicara dan Menulis. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia II (Vol. 2, pp. 108-110). FBS Unimed Press.
Tsauri, Sofyan.2015.Pendidikan Karakter Peluang Dalam Membangun Bangsa.jember: IAIN Jember Press
Trilisiana, Novi, Dkk.2023.Pendidikan Karakter.kediri: CV Selembar Pustaka
.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan yg keren
Terimaksih ibu, sehat selalu