Effen Effendi

Lahir di Garut, saat ini menempati rumah impian di Kota Bekasi. Bertugas di Direktorat Dikdasmen YPI Al Azhar Jakarta. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

002. Jangan Salah Ucap

Ada pepatah mengatakan bahwa lidah tidak bertulang sehingga jangan berbicara sembarangan. Mulutmu harimaumu. Dua pepatah itu cukup bagi kita untuk menjaga lisan agar berbicara harus berfikir terlebih dahulu. Setiap ucapan ada konsekuensi logis yang harus diterima apalagi ucapan itu berbentuk tulisan yang disebarkan melalui media masa.

Kejadian salah ucap menimpa kepada penulis dan merupakan pengalaman yang sangat berharga. Di saat kegiatan rakornas, pagi itu penulis sengaja datang ke kantor lebih awal supaya dapat membantu panitia menerima para tamu yang baru hadir. Saat duduk di meja, tidak seperti biasanya, penulis membuka HP dan sekilas melihat informasi pada salah satu media nasional yang mengabarkan bahwa mantan rektor UIN meninggal dunia. Tabaarakallohu, dalam hati, penulis mengucapkan bahwa salah satu narasumber rakornas tidak akan hadir, karena bertakziah. Fikiran itu diucapkan kepada salah seorang panitia. Dan benar, ternyata salah satu pembicara pada rakornas berhalangan hadir.

Kejadian pada hari berikutnya, salah ucapan mengantarkan penulis menghambat kepulangan. Kejadian ini terjadi ketika penulis melaksanakan tugas melihat kegiatan Camp Tahsin sekolah Al Azhar bertempat di Bogor. Kunjungan dilakukan untuk menyaksikan murid-murid yang sedang belajar Al Quran melalui metode Tilawati. Al Hamdulillah, selama tiga pekan, mereka telah menyelesaikan 5 jilid tilawati dan mampu membaca Al Quran dengan baik.

Setengah jam sebelum adzan zhuhur berkumandang, penulis meminta izin untuk kembali ke kantor karena ada kegiatan berikutnya, kekhawatiran perjalanan jauh dan kemacetan menjadi pertimbangan shalat zhuhur di perjalanan. Setelah menyantap sedikit jamuan makan siang, penulis kembali ke kantor. Subhanalloh, Allah SWT ingin menunjukkan kekuatanNya dan melemahkan manusia yang "mungkin" memiliki sifat sombong.

Saat penulis membuka laptop dalam mobil, dan melihat kembali bahan PPT yang akan ditayangkan, tiba-tiba suara HP berdering, penulis tidak memperdulikannya, karena suara HP tersebut bukan milik penulis. Suara HP terus menerus berbunyi. Alangkah kagetnya, ada dua HP disamping penulis. Kemudian HP tersebut diangkat dan terdengar suara menanyakan apakah HP nya terbawa penulis.

Akhirnya, perjalanan dihentikan, dan mencari Masjid untuk shalat zhuhur. Sinyal mendadak tidak ada, karena kondisi jalan mendaki menuju puncak bukit. Komunikasi terputus sehingga pada akhirnya, disepakati untuk kembali ke tempat camp mengembalikan HP salah seorang guru yang terbawa pulang.

Allah SWT ingin memberi tahu bahwa manusia makhluk lemah, sehingga dilarang mendahului takdir. Kelemahan manusia merupakan sebuah tanda bahwa dirinya tidak boleh sombong dan merasa bahwa perjalanan hidupnya diatur oleh dirinya sendiri.

Bekasi, 24 September 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

25 Sep
Balas

Terima kasih ibu

25 Sep



search

New Post