Usahamu berbeda-berbeda walaupun kalian berpasangan. Ada laki dan perempuan, siang dan malam, gelap dan terang benderang, namun berpasangan belum tentu bersama. Setiap manusia memilih jalannya sendiri, walaupun kedua jalan itu telah jelas untung dan ruginya. Sebagian ada yang menempuh jalur selamat agar hidupnya nanti bahagia, tapi ada juga yang "nekat" menempuh jalur terjal, rusak dan akhir destinasi yang sengsara.

Orang yang terjaga hatinya senantiasa menjauhi jalur rusak itu sehingga menata hati dan langkah agar melalui jalan bahagia. Apa jalan itu?, yaitu jalan orang yang selalu memberi makanan kepada sesama, membagikan hartanya untuk membantu orang yang membutuhkan. Dia sadar bahwa harta yang dikeluarkan akan membersihkan jiwa dan menjaganya dari siksa.

Suami berpasangan dengan istri karena setiap makhluk berpasangan. Allah SWT menciptakan segala sesuatu berpasangan. Dia menciptakan laki-laki dan perempuan. Berpasangan itu sebuah ketentuan Allah SWT sehingga tidak ada yang tidak memiliki pasangan.

Usaha manusia pasti berbeda-beda walaupun berpasangan. Kisah masa lalu sebagai cerminan kehidupan saat ini, ketika terjadi perbedaan langkah antara pasangan itu. Suami lebih memilih jalur kebaikan, istri sebaliknya. Ada juga istri yang istiqomah dalam kebaikan, sementara suaminya lebih memilih hasrat dirinya tanpa peduli terhadap nasehat yang lain.

Guru tidak semuanya sama dalam langkah, ada yang tetap mempertahankan jati dirinya sebagai guru,walaupun harta tidak sebanding dengan keringat yang keluar. Ada juga yang mencoba menempuh jalur lain, dengan memunculkan dalam dirinya, bahwa dia guru tapi rasa pengusaha. Dia guru tapi rasa pemain bola, rasa politikus, rasa pejabat, sehingga bicaranya bukan bicara guru. Obrolan di ruang guru bukan ilmu, tapi tanah dan Kontrakan, warisan, dan membicarakan sesuatu yang tidak ada ujung dan solusinya.

Jalan baik telah dijelaskan dengan sangat terperinci agar manusia memilihnya dan berjalan diatasnya.

Bekasi, 20 Juli 2022