Effi Hastiati

Mengajar di SMP Negeri Kota Cimahi Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Apa Kabar Rifki?

Apa Kabar Rifki?

Saat itu saya mendapat tugas mengajar di kelas 7, tepatnya di kelas 7 M. Pembelajaran waktu itu tentang macam-macam jenis hardware komputer. Ada yang agak bingung menghadapi kelas 7 M ini. Hal yang membingungkan adalah ada siswa berkebutuhan khusus, namanya Rifki. Secara fisik Rifki tidak terlihat ada kelainan. Anaknya manis, senang tersenyum, terlihat sangat ramah, bahkan menyenangkan bila melihatnya.

Rifki duduk di belakang, di barisan paling kanan. Saya mulai memperhatikannya, ketika melihat buku tugasnya. Buku tugas yang dikumpulkan untuk dinilai, ternyata hanya berisi beberapa huruf saja. Saat itu saya mulai mendekati anak tersebut. Ketika pertama kali saya sapa, dia tersenyum sangat ramah, suaranya sangat pelan.

Sejak saya mengetahui keadaan Rifki, beberapa kali pertemuan awalnya saya biarkan tanpa pendekatan khusus. Saya sebenarnya agak bingung bagaimana menghadapi anak ini. Anak ini rajin sekolah, keberadaannya di kelas sama sekali tidak mengganggu. Bahkan saking tidak terlihatnya ada kelainan, nyaris saya luput untuk memperhatikannya.

Hal yang aneh adalah saat ulangan, Rifki bisa menyelesaikan ulangan dengan lengkap, apabila soalnya pilihan ganda. Bahkan kadang-kadang nilainya juga cukup bagus untuk ukuran kecerdasannya. Itupun setelah saya mulai mencari di internet tentang tahapan kecerdasan kognitif, seorang anak Tuna Grahita. Jadi yang benarnya adalah karena faktor kebetulan, karena bentuk soalnya pilihan ganda .

Beberapa data yang saya catat dari hasil browsing di internet, kira-kira keadaan Rifki seperti berikut ini:

- Karakteristik Mentalnya memiliki kecenderungan dapat menjawab pertanyaan meskipun perbendaharaan katanya kurang, kurang mampu berfikir secara abstrak. Tetapi dalam batas-batas tertentu masih bisa mengikuti kegiatan akademik meskipun sangat pasif.

- Karakteristik Fisik, sama sekali tidak ada kelainan, tinggi dan berat badannya sama dengan teman-teman seusianya.

- Karakter sosial emosinya, meskipun terlihat ramah, karena selalu tersenyum. Tetapi ada kecenderungan menarik diri. Seperti mudah bingung, tetapi yang paling hebat di diri Rifki adalah senyumnya yang terus mengembang. Seolah tidak pernah ada masalah dalam hidupnya. Saya perhatikan, meskipun dia duduk sebangku dengan temannya, tetapi dia tidak dapat bersosialisasi.

- Karakteristik belajar akademiknya, memiliki kemampuan menulis, membaca dan berhitung tetapi sangat rendah. Tulisan yang dibuatnya cukup terbaca, tetapi tidak dapat merangkai kalimat yang panjang, kemampuan menulisnya hanya kata per kata bahkan mungkin per suku kata.

Sebuah PR besar bagi saya dalam mengembangkan kompetensi Rifki terutama dalam pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Berdasarkan pendapat ahli, dikemukakan bahwa visi dan misi pembelajaran dapat ditentukan tujuan pembelajaran (Mulyasa E, 2004: 21-22), sebagai berikut:

1) Agar dapat menghasilakan individu yang mampu melakukan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan orang lain melalui kemampuan dirinya dalam menggunakan persepsi, pendengaran, penglihatan, taktil, kinestetik, fine motor, dan gross motor.

2) Agar dapat menghasilkan individu yang mempunyai kematangan diri dan kematangan sosial. Misalnya, dapat berinisiatif, dapat memanfaatkan waktu luangnya, cukup atensi atau menaruh perhatian terhadap lingkungannya, serta bersifat tekun.

3) Menghasilkan individu yang mampu bertanggung jawab secara pribadi dan sosial. Misalnya, dapat berbungan dengan orang lain, dapat berperan serta, dan dapat melakukan suatu peran tertentu di lingkungan kehidupannya.

4) Agar dapat menghasilkan individu yang mempunyai kematangan untuk melakukan penyesuaian diri dan penyesuaian terhadap lingkungan sosial. Misalnya, mampu berkomunikasi dengan orang lain melalui kematangan berbahasa.

Mengamati paparan di atas, maka sangat sulit mengharapkan Rifki dapat mengikuti pelajaran sama dengan siswa lainnya. Tetapi yang bisa dilakukan adalah memberinya kesempatan untuk memiliki kecakapan hidup, dalam hal bersosialisasi dan melatih ketekunan dalam kegiatan yang bersifat keterampilan.

Khusunya dalam mata pelajaran TIK, biasanya Rifki saya buatkan latihan khusus. Saya memperkenalkan gambar-gambar alat komunikasi yang sederhana yang biasa dia lihat sehari-hari. Seperti Televisi, Radio, HandPhone, Komputer kemudian Rifki saya suruh menuliskan apa nama alat-alat tersebut. Apabila praktek di Laboratorium, Rifki saya beri tempat di meja saya. Menggunakan komputer saya, dia diberi tugas untuk menuliskan nama dan kelas. Ya, begitulah yang bisa saya lakukan saat itu. Agak sulit untuk memberi perhatian khusus karena di waktu yang sama saya juga harus memperhatikan siswa lainnya.

Sekarang Rifki sudah duduk di kelas 8, sudah lama saya tidak bertemu, tidak melihat senyum manisnya. Apa kabar Rifki?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow, sangat mencerahkan

28 Mar
Balas

Terimakasih neng....prihatin belum bisa berbuat banyak.

28 Mar
Balas

Kereennn..., seperti itulah..selalu ada yang dilebihkan dalam.satu kls....aku juga sama mengalami itu, anak didik yang selalu spesial aku perhatikan..semangat buu..

28 Mar
Balas



search

New Post