Effi Hastiati

Mengajar di SMP Negeri Kota Cimahi Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menggunting Spon Ati di Kota Gudeg

Menggunting Spon Ati di Kota Gudeg

Senin pagi 7 September 2015 setelah bersih-bersih rumah, saya segera ke dapur. Hari itu berencana membuat kering tempe untuk stock makanan awet di rumah. Tiba-tiba telepon berdering memecah kesunyian, ternyata telepon dari Kasie Kurikulum Disdikpora Kota Cimahi. Saya mendapat tugas Diklat selama 2 minggu di Yogyakarta. Diklat Guru Prakarya Region dalam Jawa. Provinsi Jawa Barat diwakili oleh Kota Cimahi dan Kota Banjar. Saya kaget karena harus berangkat hari itu juga. Beliau menyarankan agar berembug dahulu dengan keluarga, segera mencari tiket kereta api dan mengambil surat tugas di kantor Disdikpora Kota Cimahi.

Setelah mendapat restu suami, saya sanggupi tugas tersebut karena anak-anak sudah besar dan mandiri. Tidak masalah ditinggal jauh dalam waktu cukup lama. Untuk mempercepat persiapan keberangkatan saya mengerahkan bantuan dari keluarga dan rekan kerja. Suami segera mencarikan tiket kereta api dan mendapat KA Lodaya malam, Saya hubungi rekan TU di sekolah untuk mengambil surat tugas di Disdikpora kota Cimahi. Saya sendiri segera mengepak semua kebutuhan untuk 2 minggu, tidak lupa menyiapkan tugas untuk invaler selama saya diklat.

Kereta berangkat dari statsiun Bandung pukul 18.50. Sekitar pukul 3.20 dini hari, Rabu 8 September 2015 KA Lodaya sudah tiba di statsiun Tugu Yogyakarta. Saya turun mencari tempat duduk di dalam Statsiun Tugu. Beristirahat sejenak, membersihkan diri, melaksanakan shalat subuh dan menunggu waktu agak siang untuk menuju P4TK Seni Budaya di Sleman. Berangkat sendiri untuk waktu lama membuat saya mempersiapkan bawaan yang cukup banyak. Membawa satu tas ransel, tas dorong dan tas tenteng ternyata merepotkan, terutama saat ke kamar kecil. Kemanapun pergi semua bawaan selalu saya bawa. Saya tidak mengetahui tempat penitipan barang saat itu. Dengan berbekal informasi dari seorang sahabat, saya berusaha hati-hati memilih kendaraan menuju lokasi diklat. Akhirnya saya putuskan menggunakan taksi milik koperasi PT KAI sebuah kendaraan mini bus, tarif yang saya sepakati 125 ribu dari Statsiun Tugu ke P4TK Seni Budaya Yogyakarta. Jaraknya kurang lebih 15 km dengan waktu tempuh 30 menit menembus lalu lintas kota Yogyakarta yang relatif masih lenggang di pagi hari. Belakangan baru tahu kalau tarif tersebut tergolong mahal. Jadi ketahuan kalau saya baru pertama melancong sendirian ke kota Yogyakarta. Saat itu saya lebih mempertimbangan keselamatan.

Memasuki gerbang P4TK Seni Budaya disambut satpam yang sudah mengetahui bahwa saya adalah peserta diklat. Saya diarahkan menuju Guest House di bagian belakang gedung dekat dengan mesjid. Taksi berhenti di depan Guest House dekat Wisma Borobudur. Saya berpapasan dengan 3 orang ibu peserta diklat yang tersenyum ramah dan segera memberi tahu kemana harus menuju untuk mendapatkan asrama dan makan pagi. Setelah melapor saya ketuk pintu kamar tempat menginap, ternyata sudah dihuni 2 peserta diklat dari Kediri dan Banjarnegara. Kami saling berkenalan, dalam waktu relatif singkat kami merasa saling cocok. Selama 2 minggu tidak terasa kamar asrama menjadi tempat nyaman yang menyambut kami ketika kegiatan diklat berakhir di sore hari. Apalagi dengan tambahan penghuni baru peserta asal dari Bantul. Walaupun tidak menginap selalu membawa suasana ceria dengan celotehan tentang aktifitasnya sehari-hari, Mungkin suasana gembira karena diklat ini untuk guru-guru Prakarya dan Seni Budaya. Sehingga dimungkinkan umumnya orang sanguin yang selalu riang gembira.

Pembukaan Diklat Guru Seni Budaya dan Prakarya SMP Region Jawa dilaksanakan dengan sederhana dan singkat. Selanjutnya istirahat untuk menyantap kudapan, setelah itu kami berkeliling ke beberapa studio seni, antara lain studio keramik, kulit, kayu dan batik. Kami berkeliling melihat proses kerja, peralatan kerja dan hasil produknya. Di tempat ini memiliki 15 studio seni yang meliputi Seni Tari, Seni Musik, Teater, Seni Rupa dan berbagai Kerajinan. Saya terkagum-kagum melihat aneka hasil karya kerajinan yang benilai seni tinggi, halus, rapi tentunya juga memiliki nilai jual yang tinggi.

Kegiatan selanjutnya pretest, penyampaian materi diklat yang diawali dengan perkenalan. Penjelasan tentang kurikulum 2013 dilanjutkan mata diklat teori. Pukul 17.00 kegiatan diklat berakhir, kami langsung beristirahat di asrama untuk melanjutkan diklat di hari berikutnya yang dimulai pukul 8.00 pagi setiap harinya.

Pagi hari yang cerah menyambut peserta untuk memulai aktifitas diklat. Setelah semalam mendapat istirahat yang cukup karena suasana asrama yang sangat tenang. Sepi tidak terdengar suara bising karena pengaruh bentuk ruang di P4TK Seni Budaya dengan bangunan dan kamar-kamarnya berbentuk pentagon. Sehingga suara dari luar kamar nyaris tidak terdengar. Tetapi bentuk bangunan tersebut menyebabkan bingung dengan arah. Hari Kamis tgl 10 September kami mendapat teori beberapa menit, dilanjutkan dengan praktek karya kerajinan dari bahan alam. Tugas membuat kerajinan dari tanah liat membuat peserta asyik sehingga waktu berlalu tidak terasa meskipun tangan belepotan tanah liat. Tetapi kami nyaman karena pakaian boleh mengenakan kaos dan sepatu sandal saat praktek. Praktek dilanjutkan esok harinya Jum’at 11 September 2015. Jum’at kegiatan diawali dengan senam pagi sehingga kegiatan diklat baru terlaksana pukul 09.00.

Sabtu 12 September 2015 studi banding ke SMP Negeri 8 Yogyakarta. Fasilitas pembelajaran Seni Budaya sangat memadai, memiliki ruang studio musik 2 buah. Sementara untuk Pelajaran Prakarya tidak memiliki ruang khusus untuk praktek, tapi menggunakan ruang kelas dan halaman sekolah. Hasil karya siswa variatif, terdiri dari kerajinan limbah organik, anorganik, bahan alam dan bahan buatan juga kegiatan membatik yang semuanya difasilitasi sekolah, kecuali canting. Ibarat pensil, canting harus dimiliki oleh masing-masing siswa. Ukuran canting sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Setelah studi banding, pergi ke kasongan untuk melihat aktifitas membuat karya kerajinan, melihat aneka ragam karya kerajinan dengan harga yang relatif terjangkau. Sekitar jam 16.00 kami sudah kembali ke asrama P4TK Seni Budaya Yogyakarta dan langsung bisa beristirahat di asrama.

Minggu kegiatan diklat libur, sebagian peserta ada yang pulang terutama yang rumahnya dekat, bisa ditempuh dengan lama perjalanan kurang dari 3 jam dari tempat diklat. Suasana sepi membuat kami yang bertahan di asrama, memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar Kaliurang yang lokasinya dekat dengan tempat diklat Beruntung ada peserta dari Jakarta yang memiliki teman di Yogyakarta sehingga kami bisa jalan-jalan malam dengan aman karena ada penunjuk jalan. Minggu siang kami habiskan waktu untuk berkumpul dengan peserta lain, jalan-jalan sekitar tempat diklat dan bernyanyi dengan iringan elektone peserta Seni Budaya sehingga suasana menyenangkan dan menggembirakan.

Senin dan Selasa 14 dan 15 September 2015, 3 jam pelajaran kami melakukan review tentang pembuatan keramik, dilanjutkan pembuatan kerajinan dari bahan buatan. Setelah kami mendapat sedikit teori dan permainan untuk membangkitkan suasana. Selanjutnya praktek membuat karya kerajinan bahan buatan spon ati. Peserta terlebih dahulu melihat contoh karya yang akan dibuat, selanjutnya membuat pola dan segera menggunting bahan spon ati yang sudah dipola untuk membuat tas. Besoknya kami masih melaksanakan praktek pembuatan kerajinan bahan buatan dengan menyelesaikan 2 karya sesuai contoh, satu karya hasil kreasi sendiri. Kreasi peserta cukup beragam, antara lain ada hiasan dinding, jam dinding, sandal, tempat pinsil dan pernak pernik lainnya.

Rabu dan Kamis 16 dan 17 September 2015 mata diklat praktek kerajinan dari bahan limbah organik, setelah diberi sedikit teori, selanjutnya ditugaskan membuat pola sendiri untuk membuat 4 buah karya. Praktek membuat kerajinan dari limbah organik membuat tangan lengket saat harus menempel batang kulit pisang pada pola dari karton tebal. Lalu menghiasnya dengan berbagai biji-bijian. Kreatifitas mebuat karya dari bahan limbah organik terdiri dari produk kerajinan pigura, tempat tisu, tempat hp, tempat pinsil, tempat map dan tempat pernak-pernik.

Sabtu dan Senin berikutnya mendapat mata diklat Praktek membuat karya kerajinan dari bahan limbah anorganik, dari 3 penyaji kami mendapat ilmu tentang cara membuat bunga dari kantong kresek, membuat bros dari limbah kemasan makanan, membuat lampion dari limbah dus dan membuat aneka karya dari limbah botol plastik.

Sabtu kegiatan hanya setengah hari sampai jam 12.00, karena kegiatan diklat hanya tinggal 3 hari lagi sebagian peserta memutuskan tidak pulang, tetapi ada juga yang mendapat kunjungan dari keluarganya. Saya dengan rekan lain memutuskan untuk jalan-jalan ke Bringharjo mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat masing-masing. Menyewa taksi berempat dengan tarif hanya 60 ribu rupiah. Aneka batik berupa kain dan baju yang sangat variatif dengan harga terjangkau dapat kami peoleh di sini.

Minggu 20 September 2015 kembali kami mendapat libur, setelah pagi-pagi melakukan olah raga jalan kaki mengelilingi Gedung P4TK Seni Budaya Yogyakarta selama 30 menit dengan 3 kali keliling, kami memutuskan siang harinya jalan-jalan ke Ambarukmo Plaza dengan menyewa taksi. Semula kami kira ini adalah hotel, karena kami disambut resepsionis yang sudah berdiri menghormat membungkukkan badan begitu kami keluar dari taksi. Di tempat ini sedang berlangsung kegiatan demonstrasi memasak aneka hidangan coklat, lumayan bisa icip-icip aneka camilan coklat, kue-kue termasuk bakpia dengan varian harga yang berbeda, mulai harga dibawah 20 ribu rupiah sampai di bawah 50 ribu rupiah. Akhirnya saya memutuskan membeli coklat yang sudah menjadi penganan oleh-oleh khas Yogyakarta karena sedang diskon 20% dan membeli bakpia dengan bentuk panjang seperti egg roll karena biasanya berbentuk bulat dengan harga 17 ribu rupiah, yang penting bakpianya dikemas dengan divacum sehingga bisa awet. Selanjutnya kami mencari kuliner. Meskipun kantin P4TK Seni Budaya sudah menjamu dengan variasi menu yang tidak membosankan karena bagi saya makanan hanya ada 2 rasa, enak dan enak sekali.

Senin tanggal 21 September 2015 setelah mereview pembuatan kerajinan dari bahan limbah anorganik ada pretest, seharusnya dilaksanakan esok harinya. Dilanjutkan pameran semua produk kerajinan yang sudah kami buat sekaligus pameran karya peserta diklat Seni Budaya. Pameran dilaksanakan di Gedung Saraswati, kami memasang Banner menyiapkan leaflet dan memajang karya di meja-meja display memenuhi lorong masuk menuju gedung pertunjukan, Prakarya di sayap kiri, sayap kanan untuk Seni Budaya. Terselip rasa bangga beberapa karya saya dipilih untuk dipamerkan di meja-meja pajang yang beralaskan kain warna merah. Pengunjung pameran ada mahasiswa dari 8 negara asing yang sedang melaksanakan tugas belajar di Indonesia menunjukkan rasa ketertarikan melihat kreasi hasil praktek selama diklat tersebut.

Selasa 22 September 2015 setelah masuk kelas membahas rencana tindak lanjut, akhirnya tiba kegiatan penutupan. Saya ditunjuk untuk menjadi pembawa acara saat itu. Setelah acara dibuka dilanjutkan dengan sambutan, kemudian pentas Seni berupa Tari Warna Warni dari seluruh peserta Diklat Seni Budaya, dilanjutkan Teater berjudul Banjir, Lagu Sayonara dan Kemesraan. Bapak Ketua P4TK Seni Budaya Yogyakarta Bapak Salamun, SE.,M.B.A,Ph.D akhirnya menutup kegiatan diklat dengan mengetukkan palu tiga kali.

Waktu 2 minggu tidak terasa sudah berakhir, kami saling berpelukan dengan berurai air mata tanda haru. Selamat jalan teman-teman seperjuangan, semoga selamat sampai tujuan dan kita lanjutkan perjuangan mencerdaskan anak bangsa demi kejayaan Indonesia. Prakarya Kerajinan dan Seni Budaya adalah akar budaya bangsa Indonesia yang sudah diakui oleh bangsa lain. Terbukti dengan banyaknya mahasiswa asing berminat belajar di Indonesia. Salah satu mahasiswa yang sempat bertegur sapa di asrama berasal dari Venezuela tertarik untuk belajar batik. Saya merasa malu karena membatik sayapun belum memahaminya. Saya akan mencoba belajar berbekal oleh-oleh canting, kain mori, kompor listrik, lilin/malam dan pewarna yang dibeli atas rekomendasi guru di Bojonegoro yang juga pengusaha batik.

Pengalaman diklat durasinya cukup lama tapi tidak membosankan. Materinya banyak praktek dan jadwal kegiatan tidak terlalu padat, hanya sampai pukul 17.00. Tidak ada kegiatan diklat pada malam hari. Kegiatan demi kegiatan membekas di benak dan hati, meskipun sudah 2 tahun yang lalu. Pada kegiatan diklat ini materinya adalah bahan kajian yang akan dilaksanakan di kelas. Dibelajarkan kepada peserta didik. Saya diberi kesempatan untuk mencoba, mengalami dan memiliki karya-karya. Melalui kegiatan diklat semacam ini saya yakin efektif meningkatkan kompetensi profesionalisme guru. Selain pengalaman diklat paling manusiawi diantara lainnya yang pernah saya ikuti. Pengalaman mengenal guru dari wilayah lain sangat memperkaya keterampilan sosial ketika harus bekerja sama, menghargai, bersikap santun, tanggung jawab dan sikap lain. Pada gilirannya aspek sikap tersebut kita yang akan menilai pada peserta didik. Pengalaman diklat sangat menyenangkan, sehingga ingin membaginya di forum guru ini. Semoga diklat-diklat selanjutnya juga mempertimbangkan sisi efisiensi dan efektifitas. Sehingga hasilnya benar-benar dapat dirasakan manfaatnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post