Bukan karena kita gila hormat, ketika kita meminta orang lain menghormati kita. Tentu saja bukan dengan perkataan meminta, “ Hormati saya “ . Sepertinya tidak seperti itu, tetapi dengan sikap yang tegas ketika kita merasakan seseorang dengan sengaja menunjukkan perilaku tidak menghormati kita.

Siska teman saya, sering merasa jengah dengan perilaku Si Kardun . Apa yang Anda rasakan bila seseorang di muka umum mengatakan “ Ibu tidak kompeten, seharusnya Ibu serahkan pekerjaan ini kepada orang lain” . Atau hal lain yang menyinggung harga diri kita.

Siska sudah belajar mengontrol diri dengan tidak membalas perkataannya, saat itu. Karena Siska sadar bila membalasnya pada waktu itu, Kardun akan berusaha menyelamatkan muka dengan membela diri.

Atau bisa saja balik menyalahkan, Siska yang terlalu sensitif, tidak bisa diajak humor , apa pun yang dia katakan untuk membela dirinya di muka umum. Yang terjadi adalah pertengkaran yang tidak berguna.

Tapi apabila dibiarkan, harga diri kita akan terkikis. Siska berkata dalam hatinya,” Saya harus bertanggungjawab atas diri sendiri. Saya tidak peduli dengan perilaku dia, tapi saya harus menghormati diri sendiri, saya harus menghargai diri sendiri, bukan budak yang boleh diperlakukan semena-mena.”

“Saya harus melakukan hal yang benar, “ lanjutnya “ Saya akan melatihnya, untukku “.

Siska pun mendatangi Kardun, mengajak bicara secara pribadi. Siska berkata , “ Kardun, saya tahu kamu tidak bermaksud buruk dengan ucapanmu kemarin, tapi saya ingin kamu tahu, bahwa kamu menyinggung perasaan saya.”

Mungkin ada dua reaksi, Kardun meminta maaf atau Kardun bersikukuh dia hanya berusaha mengingatkan.

Ketika Kardun meminta maaf, Siska akan tersenyum sambil mengucapkan terima kasih, Siska mengatakan bahwa dia sangat menghargai permintaan maafnya.

Jika yang terjadi yang kedua, Siska akan mengulang perkataannya tanpa meninggikan suara, tanpa mendebat, “ Saya mengerti maksudmu Dun, tapi apa yang kamu katakan menyinggung perasaan saya”. Akhiri percakapan sampai di sana, tanpa ditambah dengan uraian lain.

Kalau pun Si Kardun tidak meminta maaf pada saat itu, dia akan merenung. Dan mungkin saja permintaan maaf darinya tidak kunjung datang.

Namun Siska akan merasa menang, harga dirinya tidak terkikis. Dan Kardun tidak akan lagi berani merendahkan harga diri Siska.

Si Kardun patah arang, bersua baji dengan matan. Ternyata Siska berani menunjukkan kekuatannya, tanpa melemahkan diri sendiri.

Kutamaya, 16 Februari 2022