Efriliya Ningsih

Counselor and Copywriter...

Selengkapnya
Navigasi Web

Pura-Pura Tidur

Hari itu, saya sakit demam campur menggigil, diare, muntah-muntah dan asam lambung naik. Bukan main rasanya. Tak ada yang bisa dilakukan selain berbaring di kasur.

Melihat kondisi saya yang memprihatinkan, suami sangat antusias membawa saya ke rumah sakit untuk dilakukan rawat inap. Saat ke dokter untuk kedua kalinya, suami ingin saya melakukan cek darah, namun alhamdulillah, dokter yang praktek sedang tidak di lokasi. Akhirnya suami membawa saya pulang dengan perasaan kecewa.

Saya masih sangat heran dan beberapa kali ingin marah karena dia yang begitu ingin saya dirawat. Saya paham betapa khawatirnya dia dengan kondisi saya, terlihat dari badannya yang juga mulai drop karena saban hari mengurusi saya. Tapi saya juga ingin dia tahu bahwa saya tidak mampu melawan rasa takut saya dengan jarum infus maupun jarum suntik.

Suatu malam, saat adzan isya berkumandang, dia mengatakan, "dek, nanti habis isya' kalau kamu bisa tidur dan ada perubahan, kita ga jadi ke rumah sakit. Tapi kalau kamu sama sekali ga ada perubahan, kita ke rumah sakit ya dek, biar kamu dirawat dan cepet sembuh. Aku khawatir soalnya kamu ga ada perubahan. "

"iya mas. InsyaAllah aku nanti sembuh kok. Mas jangan khawatir ya. "

Benar saja, setelah isya', saat mata saya sama sekali tidak ngantuk, saya harus pura-pura tidur demi tidak dibawa ke rumah sakit. Suami meledek, memastikan saya benar-benar tidur atau tidak. Dengan tenaga ekstra, saya harus tetap mengatupkan mata sembari mengingat bagaimana biasanya posisi saya ketika tidur, seperti itulah gerakan tidur yang saya lakukan agar suami tidak curiga. Kacaunya, saat suami datang, saya lupa mematikan lampu kamar. Astaghfirullah! Mana dia juga ikut tiduran di samping saya. Haha. Tidak paham harus bagaimana, saya tetap melakukan akting tidur saya. Setelah hampir satu jam, alhamdulillah badan saya berkeringat dan badan saya mulai terasa ringan. Yeheee! Saya sembuh!

Merasa tidak kuat pura-pura tidur, akhirnya saya bangun icak-icak mau buang air kecil. Selesai dari kamar mandi, suami memegang kening saya. "apa yang kamu rasain sekarang dek? "

"aku udah mendingan kok mas, lebih enteng badanku habis minum obat tadi. Mataku juga udah bisa lihat dengan jelas. "

"alhamdulillah kalau gitu dek"

"berarti aku ga usah dirawat ya, mas? Kan aku udah sembuh"

"iya sayang, semoga beneran sembuh ya dek? "

Tetap saja, dia tidak yakin kalau saya beneran sembuh. Tapi memang sih, sebenarnya kepala saya pun masih sangat berat dan badan saya mulai terasa panas lagi. Tapi ah, sudahlah, pokoknya saya tidak akan mau dirawat. Besok minta cariin dugan saja. Buat nambah ion tubuh yang hilang. Supaya saya segera sembuh tanpa harus dirawat juga. Wkwkwk

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post