Efrizal

Efrizal M.A adalah guru PAI di Kabupaten Agam...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menjadi guru yang cerdas emosi

Menjadi guru yang cerdas emosi

Menjadi guru yang memiliki kecerdasan emosi

Menjadi guru adalah pilihan. Pilihan dari sekian banyak profesi yang ada, seperti dokter, pilot, tentara, pengacara dan lain-lain. menjadi guru juga pilihan untuk mengaplikasikan keinginan mendidik dan mengajar peserta didik. Hari ini guru bukan lagi Umar Bakri yang berkutat dengan sepeda untelnya yang butut, tetapi profesi guru sudah mentereng seiring dengan kebijakan pemerintah memberikan tambahan penghasilan (sertifikasi) pada guru seperti yang termaktub dalam UU guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005. tidak ada lagi guru yang mengendarai sepeda ke sekolah, hal ini sudah berganti dengan motor dan mobil. Alhamdulillah, kesejahteraan guru sudah meningkat.

Meningkatnya kesejahteraan guru adalah harapan bagi jutaan guru seluruh Indonesia. Dengan demikian diharapkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan juga meningkat, sebab guru sudah bebas dari kebutuhan finansialnya, tidak lagi sibuk menambah penghasilan di luar sekolah. Ada harapan yang tinggi tertumpang pada guru untuk memberikan kualitas layanan yang baik dan prima pada anak didik. guru betul-betul mengerti perannya dalam membantu perkembangan kejiwaan dan fisik anak.

Sudah saatnya guru mengerti letupan-letupan emosi anak. letupan emosi anak bisa terlihat dari mimik wajahnya, tatapan kosong anak, air mata anak, suka menjahili teman, mencari perhatian guru dengan mencoret-coret dinding, menggunting buku teks pelajaran dan kehadiran yang tidak maksimal. Semua ini harus dicermati oleh guru. Gejala ini harus dianalisis oleh guru untuk dapat memberikan tindakan yang tepat. seandainya guru tidak secara komprehensif melihat gejala anak tersebut, maka bisa dipastikan guru salah mengambil tindakan, hal ini berakibat pada terganggunya perkembangan kejiwaan anak.

Guru sudah zamanya tidak berpikir untuk dipahami dan dimengerti oleh anak didiknya. Sudah sewajarnya gurulah yang memiliki kewajiban untuk memahami tingkah polah anak didiknya. di sinilah letak peran seorang guru yang memiliki kecerdasan emosi. Guru yang memiliki kecerdasan emosi, pandai memenej diri untuk kapan marah, kapan memuji dan kapan untuk bertindak sebagai tempat curhat bagi anak didiknya. Guru yang cerdas emosi, memiliki kontrol diri saat dihadapkan pada permasalahan yang terberat sekalipun saat menghadapi anak didik yang bermasalah.

Guru yang cerdas emosi mau menjadi orang tua yang baik bagi anak didiknya. Juga mau menjadi sahabat yang menyenangkan bagi anak didiknya. Kelembutan guru memberi nasehat dengan kata-kata yang dipilihkan, disampaikan dengan hati yang tulus, dengan tatapan kasih sayang dan dengan bahasa yang simpel lagi tegas adalah ciri khas seorang guru yang cerdas. Anak didik adalah manusia kecil yang sedang berkembang. Guru memiliki kewajiban untuk membantu perkembangan anak didik tersebut. Mari bantulah anak didik kita dengan mengenalkan mereka berakhlak yang mulia. Mengajari mereka siapa Tuhan mereka, mengajari mereka dengan ilmu pengetahuan yang berguna kelak saat dewasa. Membimbing mereka mengenali diri mereka yang sedang tumbuh dan berkembang. Dampingi mereka tuntunan dan keteladanan kita selaku orang tua dan guru. Jangan biarkan mereka mencari jati diri mereka di tempat-tempat yang salah. tunjukkan mereka jalan yang benar sejak dini. Dengan demikian mereka menemukan kebenaran yang kelak mereka menjadi pewaris kita yang berbudi dan berkarakter.

Cerdas emosi berarti seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri dan emosi orang lain dan mampu untuk membahasakan dan memahaminya. Kecerdasan ini tidak serta merta diraih dengan mudah, seperti melalui faktor keturunan, tetapi perlu latihan dan pembelajaran yang terus menerus. Manusia adalah makhluk unik, maka emosi setiap orang juga unik dan berbeda satu sama lain. Begitu juga dengan anak didik, setiap anak memiliki keunikan sendiri. tugas gurulah untuk mengenali dan memahami emosi anak didik tersebut. Mengenali emosi anak didik adalah bagian dari kunci keberhasilan guru dalam tugasnya sebagai pendidik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post