Egi Syahrial

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Dua kali mati, Dua kali hidup kemudian kembali

Dua kali mati, Dua kali hidup kemudian kembali

Manusia adalah makhluk yang sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk yang lainnya, manusia dibekali pendengaran, penglihatan, hati dan akal. Bekal inilah yang membawanya pada substansi kehidupan, walaupun ada diantaranya yang tidak diberikan bekal itu secara sempurna. Kendatipun demikian mereka tetap diberikan potensi untuk bisa mengenal diri, tuhan dan ciptaan-Nya.

Seluruh potensi itu sekecil apapun akan bermuara pada titik yang sama yaitu fitrah manusia kembali ke hadirat-Nya, walaupun cara dan status kembali sebagai hamba-Nya berbeda-beda. Status kembali hamba kepada tuhannya digambarkan melalui hadis Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abi said berikut:

ألا إن بنى أدم خلقوا على طبقات شتى، فمنهم من يولد مؤمنا ويحيا مؤمنا ويموت مؤمنا. ومنهم من يولد كافرا ويحيا كافرا ويموت كافرا. ومنهم من يولد مؤمنا ويحيا مؤمنا ويموت كافرا. ومنهم من يولد كافرا ويحيا كافرا ويموت مؤمنا

Ketahuilah, bahwa keturunan Adam diciptakan dengan beragam tingkat atau keadaan. Diantaranya: ada yang lahir sebagai mukmin, hidup sebagai mukmin dan mati dalam keadaan mukmin. Sebagiannya lahir sebagai kafir, hidup sebagai kafir dan mati dalam keadaan kafir. Sebagiannya lagi lahir sebagai mukmin, hidup sebagai mukmin namun mati dalam keadaan kafir. Dan sebagian yang terakhir lahir sebagai kafir, hidup sebagai kafir namun mati dalam keadaan mukmin.

Dari penggalan hadis diatas dapat kita simpulkan bahwa keadaan manusia terbagi kedalam empat kelompok, yaitu:

1. Kelompok manusia yang lahir dari keluarga mukmin, hidup sebagai seorang mukmin dan mati dalam keadaan mukmin,

2. Kelompok manusia yang lahir dari keluarga kafir, hidup sebagai seorang yang kafir dan mati dalam keadaan kafir,

3. Kelompok manusia yaang lahir dari keluarga mukmin, hidup sebagai seorang mukmin namun diakhir hayatnya dia kehilangan iman sehingga mati dalam keadaan kafir,

4. Kelompok manusia yang lahir dari keluarga kafir, hidup sebagai seorang yang kafir namun ditengah perjalan atau bahkan diakhir hayatnya mendapatkan hidayah sehingga mati dalam keadaan mukmin.

Q.S Al-Baqarah (2): 28 satu diantara ayat-ayat Al-Qur’an yang memberikan gambaran tentang keadaan yang terjadi dan pasti dialami oleh seluruh manusia. Kendatipun setiap manusia bisa saja sama, mirip bahkan jauh berbeda dalam hal merasakan keadaan yang sudah Allah swt gariskan untuknya.

Keadaan ini berupa fase, dimana manusia akan merasakan mati, kematian, hidup dan kehidupan serta sejatinya akan kembali kepada pemiliknya yang hakiki yaitu Allah swt.

Keadaan matinya manusia, dilanjutkan dengan masa hidup yang sudah diatur kadarnya, kemudian setiap jiwa yang hidup pasti merasakan kematian, lalu dibangkitkan untuk menempuh kehidupan yang sesungguhnya, dan berakhir dengan kembali kehadirat-Nya, semua itu terpotret dalam ayat ini dengan tema: Dua kali mati, dua kali hidup kemudian kembali.

Adapun fase-fase yang akan dilalui oleh seluruh manusia adalah alam arwah, alam arham/ rahim, alam dunia, sakarat al-maut, barzakh, kiamat, baats, neraka/ surga. Semua materi itu akan disajikan dalam Alam Perjalanan Manusia.

Diawali dengan Q.S Al-Baqarah (2): 28 dengan tema ‘Dua kali mati, dua kali hidup kemudian kembali’ dan Q.S Al-Ghafir (40): 10-11 dengan tema ‘Pengakuan orang-orang kafir’, berikut pembahasannya.

A. Pengertian dua kali mati, dua kali hidup kemudian kembali

Mati, berakhir atau meninggal adalah satu sifat yang menggambarkan seseorang sudah tidak memiliki nyawa, tidak lagi baginya menyandang penyebutan hidup. Jika secara fisik tubuh manusia sudah tidak berasa lagi, karena kematian merupakan puncak dari rasa sakit dan nyeri yang tidak pernah dirasakan sebelumnya.

Rasa sakit yang menghantarkan pada kematian menjadi jembatan untuk setiap jiwa yang bernyawa, tak terkecuali bagi seorang mukmin. Namun menjadi sebuah catatan penting baginya, bahwa kematian adalah jembatan yang bisa mempertemukan seorang hamba dengan tuhannya. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh baginda Nabi saw

الموت جسر يوصل الحبيب إلى الحبيب

Kematian adalah jembatan yang menghubungkan seorang kekasih pada kekasihnya

Syekh Nawawi mensyarahi lafaz al-habib yang pertama dengan seorang mukmin dan muslim yang sungguh-sungguh dengan pembuktian, seorang muslim bisa terjamin keselamatan dari lisan dan tangannya. Sedangkan al-habib yang kedua adalah Allah swt. Dengan demikian kematian bagi seorang mukmin adalah jembatan yang bisa menghubungkan antara diri dan tuhannya.

Lawan dari mati adalah hidup. Selama jasad dan ruh masih bersinergi, manusia masih terus ada, bisa bergerak sekehendak dan bekerja serta berkarya di dunia. Dunia merupakan tempat tinggal sementara, namun disinilah tempat manusia berbekal, dan sebaik-baiknya bekal adalah takwa.

Manusia menjalani kehidupan dalam keadaan dan dengan cara yang berbeda-beda, bagaimanapun keadaannya, rizki untuk keberlangsungan hidup sudah ditanggung penciptanya. Keberlangsungan hidup manusia bergantung satu sama lainnya, sehingga manusia disebut sebagai makhluk sosial.

Kebersamaan di dunia ini tidaklah berlangsung abadi, seluruh makhluk termasuk manusia di dalamnya terikat dengan ketentuan setiap yang bernyawa pasti mengalami kematian. Matinya hewan dan tumbuhan tidak memiliki perhitungan, tetapi kematian manusia pada hakikatnya adalah kembali ke hadirat-Nya untuk dihitung dan dipertanggungjawabkannya.

Tentang mati, hidup dan kembalinya manusia selanjutnya akan diuraikan dibawah ini.

1. Q.S Al-Baqarah (2): 28

كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ بِاللّٰهِ وَكُنْتُمْ اَمْوَاتًا فَاَحْيَاكُمْۚ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ) البقرة: ٢٨ (

2. Terjemah Q.S Al-Baqarah (2): 28

“Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan”.

a. Dua kali mati, dua kali hidup kemudian kembali

Jika diklasifikasikan alam perjalanan manusia dibagi kedalam tiga fase yaitu alam lampau, alam sekarang dan alam yang akan datang.

1. Alam lampau

Pada fase ini ada dua alam yang dilalui oleh manusia, yaitu:

a) Alam arwah, yaitu alam tempat atau masa yang dilalui seluroh arwah

b) Alam arham, yaitu alam tempat atau masa dimana roh akan menyatu dengan jasad. Alam atau tempat ini berada diperut seorang perempuan yang sedang mengandung janin atau calon bayinya, proses penyatuan ini terjadi pada masa kandungan 4 bulan. Masa kandungan yang paling sedikit adalah 6 bulan, yang paling lama adalah 4 tahun dan masa galib atau kebiasaannya adalah 9 bulan.

2. Alam sekarang

Pada fase ini manusia dikatakan hidup dan menjalani kehidupannya. Diawali dengan proses kelahiran sebagai seorang bayi, menjadi anak-anak, remaja, dewasa, tua hingga sampai menemui ajal dimasa tuanya, walaupun ajal itu sendiri tidak mengenal usia, waktu dan tempat. Ketika ajal sudah tiba, maka tidak bisa diawalkan atau diakhirkan barang sedikitpun. Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam QS. Al-A’raf (7): 34 berikut.

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ

“Setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Jika ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak dapat (pula) meminta percepatan”.

Fase inilah yang disebut dengan alam dunia, yang kita sekarang sedang berada di dalamnya. Dan menyertai setiap ajal adalah sakaratul maut, yaitu berpisahnya roh dengan jasad yang disebut kematian. Jika sebelum bersatunya roh dengan jasad disebut dengan mati pertama, maka berpisahnya roh dengan jasad disebut mati kedua. Mati kedua inilah yang sebagian ulama menyebutnya dengan kiamat sugra (kiamat kecil).

3. Alam yang akan datang

Setelah alam lampau dan alam sekarang kita lalui maka sampailah pada perbatasan antara dunia dan akhirat, dan bagi kita dimulai dari alam ini dan seterusnya maka disebut dengan alam yang akan datang yaitu alam barzakh, kiamat, baats, mahsyar (berhimpun), i’tha ul kitab (menerima kitab), hisab (perhitungan), mizan (timbangan), haudh (telaga), shirath (jembatan), surga dan neraka.

Wallahu a'lamu bishawab

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post