Eka Erawati

Guru SMPN 55 Surabaya ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Layanan Bimbingan dan Konseling Solution Focused Brief Counseling (Sfbc)  bagi pelajar kau

Layanan Bimbingan dan Konseling Solution Focused Brief Counseling (Sfbc) bagi pelajar kau

Layanan Bimbingan dan Konseling Solution Focused Brief Counseling (Sfbc)

bagi pelajar kaum marginal perkotaan selama Pandemi Covid 19

Oleh

Eka Erawati, S.Psi, M.si

Guru BK SMPN 55 Surabaya

Kaum marginal perkotaan adalah mereka yang tinggal di kota namun belum bisa mengakses semua fasilitas kota karena keterbatasan ekonomi, relasi sosial dan diaspora kedaerahan. Salah satunya adalah akses Pendidikan. Mereka bisa saja terbentur oleh faktor identitas kependudukan. Rumah dan tempat tinggal di daerah namun mencari nafkah di kota. Mereka tergabung dalam beberapa Kartu Keluarga di satu alamat yang sama.Kartu keluarga dipertahankan untuk mempermudah akses layanan seperti Kesehatan dan Pendidikan. Pada bidang Pendidikan mereka diuntungkan minimal anak-anaknya bisa sekolah secara gratis.

Namun dalam perjalanannya keluarga-keluarga tersebut mudah beralih dan berpindah tempat. Saat siswa-siswa ini ada kesulitan dalam proses belajar daring, guru kesulitan menghubungi mereka. Tak jarang si anak dititipkan pada keluarga induk di desa. Posisi anak tidak dibawakan gadget untuk persiapan belajar daring. Orangtua sulit ditemui karena berpindah kost/ kontrakan.

Tugas yang tidak mudah untuk bisa memberikan layanan yang terbaik bagi siswa-siswa dengan kondsi di atas. Tak sedikit dari keluarga-keluar kaum marginal ini juga ada masalah dalam rumah tangga mereka, tingginya kasus perceraian atau tidak bertanggung jawabanya salah satu pasangan pada kewajiban masing-masing berdampak pada konsi psikis siswa.

Perlu banyak pendekatan untuk bisa membantu mereka agar benar-benar bisa merdeka belajar. Mejadi pribadi independen yang bisa memisahkan masalah keluarga dengan proses pembelajaran.

Salah satu strategi yang sudah kami berikan pada siswa-siswa ini adalah menerapkan Teknik konseling yang berfokus solusi (Solution Focused Brief Counseling). Penelitian Saadatzaade & Khalili (2012) juga mengatakan bahwa Solution Focused Brief Counseling (SFBC) memiliki pengaruh positif terhadap prestasi akademik. Selain itu, pendekatan ini juga dipandang efektif untuk masalah yang berkaitan dengan akademik atau pun perilaku (Kim & Franklin, 2009). Berbagai masalah yang ditangani menggunakan Solution Focused Brief Counseling (SFBC) menunjukkan pengaruh yang positif. Oleh karena itu, peneliti memandang bahwa masalah berkaitan empati juga mampu untuk diselesaikan menggunakan Solution Focused Brief Counseling (SFBC)

Solution Focused Brief Counseling (SFBC) berusaha untuk membangun solusi dari konseli itu sendiri. Konseli dipandang sebagai pribadi yang mampu dan berkompeten dalam menemukan solusi yang paling efektif untuk permasalahan yang dimiliki. Menurut Brasher (2009) Ada beberapa teknik dalam Solution Focused Brief Counseling (SFBC): (a) coping questions, (b) exception-finding questions, (c) the miracle question, (d) scaling questions, and (e) task-development questions. Penjelasan dari kelima teknik tersebut antara lain:

a. Coping Questions

Teknik ini membantu konseli untuk mengabaikan kegagalan di masa lalu, dan mengingat-ngingat keberhasilan konseli. Konseli diajak untuk membingkai pandangan negatifnya menjadi positif.

b. Exception-finding questions

Teknik ini membantu konseli untuk memikirkan situasi saat masalah tersebut tidak separah saai ini. Contoh pertanyaan yang diberikan, ―Pernahkan situasi yang saat ini kamu alami tidak terjadi?‖. Apabila pertanyaan pengecualian diberikan, maka konselor dapat mengidentifikasi, apa, siapa, kapan, dimana hal tersebut terjadi.

c. The miracle question

Teknik ini mengajak konseli untuk fokus pada masa depan dimana konseli menginginkan kehidupan yang berbeda tanpa berkutat pada masa lalu. Pertanyaan ini membantu konseli untuk membayangkan kemungkinan yang terjadi di masa depan ketika masalahnya terselesaikan.

d. Scaling questions

Pertanyaan ini membantu konseli melihat sejauh mana progres masalah yang dialami. Mereka melihat apa yang telah dilakukan dan bagaimana mereka mengambil langkah tersebut.

e. Task-development questions

Rumusan tugas sesi pertama merupakan tugas yang diberikan konselor kepada konseli antara sesi pertama dan kedua

Tugas utama yang pernah kami terapkan adalah tahap miracle question. Pertanyaan ini bisa dilakukan secara on line lewa video call atau jika ada tidak ada fasiltas maka melalui home visit Atau kunjungan rumah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yang sangat bermanfaat.... Terima kasih sudah berbagi,, sukses selalu

07 Jul
Balas



search

New Post