Eka Karyanti, ST

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Jerit Hati Sopir Ambulance

Jerit Hati Sopir Ambulance

Malam ini seorang sopir Ambulance sedang diwawancara secara on line di salah satu televisi swasta dalam acara MN.

Sopir Ambulance tersebut kebetulan mempunyai spesialisasi tugas mengurus jenazah-jenazah terlantar di DKI Jakarta.

Pembawa acara menanyakan banyak hal kepada sopir Ambulance tersebut, terkait dengan tugasnya di tengah pandemi Covid19.

Sopir menceritakan bagaimana lelahnya ia, ketika setiap menit harus menerima telpon yang mengabarkan adanya korban yang meninggal akibat wabah Covid19.

Korban yang meninggal biasanya dibawa ke pekuburan yang kadang-kadang mendapat penolakan dari warga sekitar. Jikapun tidak hanya beliau dan beberapa tenaga medis yang akan menguburkan.

Hal itu dikarenakan biasanya petugas gali kubur yang biasanya siap siaga di areal pemakaman enggan untuk berkontak dengan korban. Perasaan takut akan tertular membuat mereka enggan mengerjakan tugasnya.

Padahal sejak dinyatakan meninggal semua prosedur untuk pasien Covid19 sudah dijalankan. Tidak ada pihak keluarga yang boleh ikut menguburkan kecuali hanya melihat dari kejauhan.

Semuanya dilakukan oleh tenaga medis, pihak rumah sakit dan terkadang pihak keamanan pun harus turun tangan.

Banyak duka yang diutarakan oleh sopir Ambulance tersebut. Dalam sehari bisa puluhan yang meninggal akibat wabah Covid19.

Belum lagi jenazah-jenazah yang terlantar di jalan, yang tidak diketahui secara pasti penyebab kematiannya. Saat ini semuanya harus diperlakukan prosedur layaknya pasien Covid19.

“Apa yang ingin bapak ungkapkan terkait pekerjaan bapak sekarang ini?” tanya pembawa acara kepada sopir tersebut.

“PSBB sudah diberlaku tapi kenapa di jalan-jalan, di persimpangan jalan orang-orang masih tetap ramai?” mbak ...

“Kenapa mereka tidak mau tinggal di rumah sebentar saja.”

“Tidak kah mereka takut jika meninggal karena Covid19 tidak ada yang mengantar, tidak

ada yang mendoakan,” sopir Ambulance mulai terisak.

“Tolong ringankan pekerjaan kami,”

“Kami juga punya keluarga dan kami tidak mau terus-terusan seperti ini,” si sopir masih terus berkeluh kelah.

Mbak NN, pembawa acara tidak kuasa untuk menyela keluh kesah tersebut. Sambil sesekali menunduk dalam ikut merasakan lelahnya dan beresikonya pekerjaan sopir Ambulance.

“Tolong,…tolonglah dengarkan himbauan pemerintah untuk berdiam diri di rumah selama

14 hari,” Sopir Ambulan masih terus terisak.

“Kita belum tahu keadaan seperti ini akan sampai kapan,” mbak …

“Apakah bapak tidak telah setiap hari harus mengurus jenazah yang jumlahnya puluhan?”

“Lelah…,” tapi mau bagaimana lagi karena memang sudah tugas.”

Jerit hati si sopir mungkin tidak pernah ada dalam pikiran kita. Yang kita lihat dalam tayangan televisi hanya mobil Ambulance yang jalan membawa jenazah di dalamnya.

Kita lupa Ambulance tersebut ada sopirnya dan si sopir sama beresikonya dengan para tenaga medis yang merawat dan menangani jenazah akibat Covid19.

Kita yang masih sehat tinggal di rumah mungkin saja bete, bosan karena tidak bisa melihat dunia luar selain rumah kita. Tetapi kalau kita sehat banyak yang bisa kita lakukan dari dalam rumah.

Bergembira bersama keluarga masih mungkin kita lakukan. Kita tidak harus kontak langsung dengan para ODP dan PDP.

Tugas kita di dalam rumah hanya menjaga kebersihan diri sendiri dan keluarga, agar tugas mereka-mereka para tenaga medis dan jajarannya di luar sana tidak bertambah berat.

Tulisan ini selalu diakhiri dengan sebuah pengharapan. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah selalu berdaya upaya untuk menyalurkan bantuan kepada yang berhak.

Semoga setiap lelahnya dan pengorbanan para tenaga medis dan jajarannya termasuk para sopir Ambulance akan menjadi tabungan dengan balasan pahala yang setimpal.

#tantangan menulis hari ke 86#

#tantangan menulis MG 90 hari#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga segera berakhir Bu.

16 Apr
Balas



search

New Post