Eka Karyanti, ST

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kartini dalam Berbagai Fashion

Kartini dalam Berbagai Fashion

Tanggal 21 April setiap tahunnya selalu diperingati sebagai hari Kartini. Yang digambarkan sebagai sesosok wanita Jawa yang berkebaya dan bersanggul.

Kartini yang di dalam buku-buku sejarah dikenal sebagai pejuang emansipasi wanita, membuka wawasan tentang pentingnya Pendidikan bagi seorang wanita.

Pada jaman itu wanita pribumi dianggap sebagai warga negara yang tidak perlu mendapatkan pendidikan, cukup menjadi seorang istri, mengurus rumah tangga, dan keluarganya.

Raden Ajeng Kartini yang kita kenal sudah berhasil memperjuangkan kaumnya. Terbukti dengan adanya kesetaraan gender di segala posisi pekerjaan dan pendidikan.

Bukunya yang terkenal adalah, “Habis Gelap Terbitlah Terang.” Yang merupakan kumpulan surat-surat beliau dengan temannya di negeri Belanda.

Untuk mempunyai daya juang seperti Kartini tidak harus berkebaya. Karena pada hakekatnya perjuangan Kartini ada pada semangatnya. Semangat untuk selalu melihat hal-hal yang positif dan semangat untuk selalu menentang hal-hal yang tidak sesuai dengan hati Nurani.

“Kartini-Kartini” masa kini sudah banyak yang menduduki posisi puncak/jabatan dalam suatu instansi. Mereka bebas berekspresi dan bersuara, dan suara mereka didengar.

Dalam dunia Pendidikan pun “Kartini-Kartini” yang tidak berkebaya sudah banyak yang menjadi professor. Mereka meneliti, menemukan sesuatu yang baru dalam ilmu pengetahuan, yang memberikan manfaat bagi orang banyak.

Di DPR ada keharusan menyediakan bangku sekian persen untuk para “Kartini” yang akan menyuarakan kepentingan rakyatnya. “Kartini-Kartini” tersebut berargumentasi dan beradu pendapat dengan para pria. Mereka berani menentang dan bersuara lantang.

Kalau kita membuka buku sejarah Indonesia, hampir di seluruh daerah ada “Kartininya.” Sebagai contoh dari Aceh, ada Cut Nyak Dien yang berjuang untuk mengusir penjajah dari tanah kelahirannya.

Cristina Marta Tiahahu, Nyi Ageng Serang, dan banyak lagi “Kartini-Kartini” yang berjuang untuk daerahnya masing-masing dan dengan fashionnya masing-masing.

Saya juga mempunyai “Kartini” yang telah berjuang melahirkan, membesarkan dan mendidik hingga menjadikan saya seperti sekarang ini. Kartini itu adalah ibuku.

Dan saya juga harus menjadi “Kartini” bagi keluargaku dan lingkungan tempat kerjaku.

Mari kita menjadi “Kartini-Kartini” dengan fashion kita masing-masing. Meneruskankan perjuangan awal yang sudah dirintis oleh Raden Ajeng Kartini.

“Kartini-Kartini” yang melek teknologi yang siap mengantarkan anak bangsa untuk menyongsong era digital.

Selamat Hari Kartini, 12 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

selamat hari kartini... selalu menginspirasi

21 Apr
Balas



search

New Post