Engkaulah sang pemahat arca
Sebait puisi untukmu
Yang bergelar ibu
Ibu
Dalam gundah,
Sering ku sebut namamu
Dalam pekik hidup ini
Sering ku peluk wajahmu
Dalam diam
Sering ku menangis pilu
Dalam doa
Tiada lengah ku sebut namamu
Saat bertemu dengan mu;
Sekejap ku simpan peluh ini
Ku ganti wajahku, sumringah
Tiada lain, hanya untuk melihatmu tersenyum
Ibu
Engkaulah sang pemahat arca
Sang pengukir yang tak pernah lelah
Sedihmu adalah nestapa bagiku
Bahagiamu adalah impianku
Ibu
Bolehkah kau bacakan dongeng malam ini?
Seperti waktu ku kecil dulu
Sampai ku tertidur dalam pelukmu
Hingga pagi datang menjemput malam
Ibu
Kini usiaku menuju senja
Tiada sesal yang teramat
Aku masih belum bisa membuatmu
Bahagia
Dibibir malam
Ku sembatkan doa
Dalam lantunan bait
UntukMu
Ibu,
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kata ibu begitu, sakral, saya tak membaca tulisan bentuk apapun terkait ibu, semoga ibu kita saat masih ada bisa berbakti kepadanya dan jika mereka telah tiada lantunan dan sedekah mengatasnamanya. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah
Amin, semoga bisa berbakti dan membahagiakan ibu pak...
curahan hati anak sholeh. bagus sekali Pak
Semoga bisa menjadi anak soleh...