Ekaningsih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Faceapp dan keaslian diri

Faceapp dan keaslian diri

Di masa pandemi ini , dengan himbauan pemerintah untuk "stay at home" banyak orang melakukan aktivitas di rumah saja. Work from Home, pembelajaran daring dan aktivitas dengan gadgetnya masing-masing (main game, chatting. Yang tak kalah menarik bahwa sekarang ini muncul aplikasi untuk mengubah wajah seseorang. Tentu hal itu bukan sesuatu yang baru. Sudah banyak aplikasi yang memuat wajah seseorang makin cantik atau sebaliknya, memperburuk wajah seseorang, juga ada.

Dengan "kegabutan" (= gagal buta yang artinya tidak melakukan apa-apa alias bengong) memakai istilah anak milenial, orang mengisi dengan gadgetnya salah satunya menggunakan aplikasi faceapp ini. Di aplikasi ini seseorang bisa membuat dirinya makin cantik dengan memilih medelnya, klik, lalu jadilah wajah cantik yang dipilih. Atau sebaliknya, memilih wajah menjadi tua, keriput. Sudah banyak orang di jagat media mengunggah foto mereka dengan aplikasi ini. Para artis juga warganet lainnya. Lalu berbagai macam komentar akan dituliskan juga tanda jempol yang artinya mereka suka terhadap foto itu. Ketika banyak komentar positif sudah barang tentu, bahagialah mereka. Puluhan jempolers juga tanda hati yang makin membuat popularitas mereka meningkat.

terhadap fenomena ini, saya akan merefleksikan sesuatu. Semua orang pasti suka dengan hal yang indah, menarik,cantik disertai dengan pengakuan dan pujian. meskipun itu hanyalah kepalsuan (tidak asli). Meski dengan kepalsuan itu mereka panen pujian dan popularitas.(pengakuan secara online) Rasanya aneh. Tapi itulah yang terjadi di dunia maya/ media sosial. Yang palsu justru dipuji. Berhadapan dengan ini, saya lalu merenungkan betapa keaslian seseorang, apa adanya, tulus, polos menjadi sesuatu yang mahal. Ketika seseorang menjadi apa adanya justru orang mendapat penolakan. Sangat penting sekarang ini orang bersikap wajar dan apa adanya, meskipun hal itu tidak mengenakkan. Namun ketika orang menjadi apa adanya justru hatinya akan tulus dan jujur. Sebaliknya ketika orang penuh dengan kepalsuan hidupnya juga penuh kebohongan. Mungkin aplikasi faceapp yang baru trend sekarang ini hanyalah permainan belaka. Tetapi baik jika kita bisa belajar, bahwa alangkah baiknya kita menjadi apa adanya dalam setiap situasi.Meninggalan kepalsuan diri , belajar menjadi diri sendiri, otentik. Kecantikan tidak melulu dari wajah saja (faceapp adalah aplilaksi mempercantik wajah) namun lebih dari situasi hati kita. Orang di sekitar kita mampu menilai kita sesuai kata hati mereka sehingga hidup kita bisa semakin memancarkan ketulusan dan keaslian diri kita. (Eka,guru agama katolik)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post