EKA NURBULAN

Guru di SDN 10 Panai Hulu, Labuhanbatu, Sumatera Utara. Hobi menulis, membaca, dan menggambar. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
PACAR BAYARAN (Eps. 5)

PACAR BAYARAN (Eps. 5)

#Tantangan hari ke-13

#TantanganGurusiana

“Terima kasih Aisyah, entah apa jadinya laporanku, jika tak kamu bantu,” kataku sambil membuka-buka dan membaca laporan PTK yang diserahkannya padaku. Laporan dan flash disk-ku tertinggal ketika kejadian yang memalukan itu. Gadis ini telah menjadi penyelamatku. Perbaikan-perbaikan dalam laporanku begitu sempurna menurutku. Sekilas kulihat ia hanya menganggukkan kepalanya, menjawab kata-kataku.

Aku masih juga gugup untuk memulai pembicaraan. Entah mengapa bila di depannya aku begitu gugup. Padahal jika di depan gadis lain sikapku biasa saja. Perempuan mana yang tak mau denganku. Pekerjaanku guru PNS. Wajahku yang mirip orang India, alis hitam tebal, kulit sawo matang, tubuh tinggi tegap. Ganteng kan … hahaha.

Tetapi gadis di depanku ini cuek. Tak memperhatikan ketampanan yang kupamerkan. Dia asyik berkutat dengan bukunya. Aku bagai benda mati yang tak berarti. Arghhh. Aku mendengus kesal. Sifat lelakiku bangkit, aku harus bisa menaklukkan gadis ini. Lihat saja.

“Meongggg,” keheningan yang terjadi pecah. Seekor kucing hitam masuk dan meletakkan sesuatu di lantai.

“Tikus!” teriak Aisyah sambil melompat ke kursi. Akupun reflek ikut melompat. Benci sekali aku pada tikus, binatang menjijikkan itu.

Ternyata tikus curut yang di bawa Si Black tadi belum mati. Dia melompat ke kursi Aisyah, sementara si black mengejarnya. Aisyah melompat ke kursi sebelahnya, tikuspun ikut melompat, sedangkan aku masih terkejut oleh kedatangan tamu tak diundang ini. Aisyah melompat kearah kursiku. Sambil memegangnya, aku melompat ke lantai bersamanya. Aisyah berhasil lari. Aku berlari mundur melihat arah tikus, ketika kakiku tersangkut karpet. Aku jatuh telentang, dan merasakan sesuatu masuk ke dalam celanaku. Tikus sialan itu masuk dan naik ke pahaku, aku melompat-lompat sambil berteriak, sementara sang tikus tak mau melepaskan cengkeramannya.

Abah Juned keluar kamar diiringi Aisyah. Rupanya gadis itu melapor pada ayahnya.

“Tikus … tikus … !” teriakku histeris.

“Mana?!” Abah mengacungkan sebuah kayu.

“Masuk ke celana Bah!” jeritku.

“Buka … buka celananya!” bentaknya.

Tanpa menunggu perintah kedua, aku langsung membuka celana panjangku. Kulempar ke arah abah, dan ia memukulnya berkali-kali. Pahaku berdarah-darah bekas cakaran tikus itu. Tiba-tiba aku sadar, Aisyah.

Abah tertawa terkekeh-kekeh. Sedang Aisyah menutup mukanya dengan kerudung sambil memalingkan muka. Menyodorkan sebuah sarung yang kurebut dengan cepat. Kulihat Si Black bengong memandang ke arahku. Rasanya ingin kulempar saja kucing itu.

Tuhan, mau di taruh dimana lagi lah mukaku ini.

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Menghibur Bun...

27 Jan
Balas

Trims bu ima..

28 Jan



search

New Post