1 Jam bersama Ibu Iis Nuraeni (Penulis Buku Guru Di Minus Tujuh Derajat )

Hari Jumat Kliwon yang berkah ini benar-benar berkah yang luar biasa untuk saya,karena bertemu dengan seorang perempuan smart dan cantik bernama ibu Iis Nuraeni.Diawali dengan janjian via wa,saya bisa bertemu beliau pagi ini.Sekitar pukul 10.30 saya berangkat dari sekolah menemui beliau di tempat pengabdiannya sebagai ASN SMPN1 Kota Cirebon.Pertama bertemu saya langsung respect,ternyata beliau benar-benar orang yang sangat ramah,rendah hati dan bersahaja.Tidak terlihat ada rasa Kesombongan diri,bahwa beliau adalah seorang Penulis yang sudah dikenal luas karena Prestasinya sebagai Juara Guru Berprestasi tingkat Nasional 2016 dan banyak prestasi lain seperti seorang penulis handal yang patut diperhitungkan.Banyak buku yang sudah diterbitkan,salah satu bukunya yang saya tau adalah Guru di Minus Tujuh Derajat yang berisi tentang pengalaman salah satu bentuk perhargaan dari salah satu berbagai hadiah yang diterima sebagai juara guru Berprestasi tingkat Nasional 2016 yang mndapat hadiah berkeliling Eropa ke Belanda dan Belgia,shourtcout di 2 universitas:Windesheim Universiteit dan Leiden Universiteit,Luar biasa bukan??Masih banyak prestasinya yang tidak saya sebutkan satu persatu.Karena tujuan utama saya kesini juga karena ingin bisa lebih mempelajari dunia tulis menulis yang membuatnya jadi dikenal luas.

Beliau mempersilahkan saya masuk keruangan yang sejuk dan nyaman untuk ngobrol santai.Saya berterima kasih kepadanya karena sudah memberi waktu kepada saya ,karena saya tahu beliau cukup sibuk dengan kegiatannya.Diawali langsung dengan memberi selamat,support dan motivasi kepada saya katanya bahwa saya adalah salah satu guru yang luar Biasa karena guru yang berani Memulai untuk belajar Menulis.Duhh..saya malu,saya belum apa-apa saya masih nol makanya mau banyak sharing dengan beliau.Tapi disitulah “pembelajaran” yang saya dapat.Biasanya jika kita bertemu dengan seseorang yang dikenal khayalak ramai,ngobrolnya jarang memsuport lawan bicara terlebih dahulu,biasanya selalu mengawalinya dengan kelebihan diri dulu.Bu Iis ini sangat menghargai tamunya,selalu memotivasi lawan bicaranya.

Media Sosial Facebook adalah salah satu cara kita untuk belajar menulis,tinimbang menulis status yang kurang bermanfaat atau bahkan menyinggung perasaan orang,alangkah lebih baik kita jadikan sarana sebagai tempat kita menulis ,ucapnya.Jadikan Facebook sebagai Branding kita.Isi status facebook kita hari ini dengan tulisan-tulisan positif dan membangun. Kita memang belum menjadi baik,tetapi setidaknya kita belajar untuk menjadi Lebih baik.dari ruang terkecil saja dulu ,seperti keluarga.Anak-anak bangga dengan Ibunya karena prestasinya.Suamipun bangga dengan Peran kita sebagai Istri dan Ibu yang Smart.Suatu saat nanti seiring berjalannya waktu dan kontribusi kita untuk Ummat,kita pun akan dikenal dan dikenang orang.Sebaik-baik diri adalah yang bisa bermanfaat untuk orang lain.Tiadanya kita nanti masih ada jejak sejarah yang bisa dinikmati anak cucu dan orang lain.Teruslah belajar mencari ilmu dan meningkatkan kompetensi sebagi pendidik.Jangan terfokus untuk peningkatan karir saja,karena ilmu yang kita dapat bisa kita amalkan ditempat yang berbeda.Jangan rendah diri dengan cibiran orang,jadikan itu jadi cambuk motivasi.

Jangan merasa nyaman di Zona Aman,belajarlah untuk “out of the Box”ujarnya.Dengan menulis kita bisa meninggalkan jejak-jejak sejarah hidup kita.Karena buku/Tulisan kita merupakan Kartu Nama kita.Dengan menulis kita akan selalu belajar untuk memahami kondisi lingkungan sekitar.Jangan pernah takut untuk memulai,Belajarlah untuk berani menulis apapun itu,karena dengan banyak latihan menulis kita akan terbiasa dan semakin terasah tulisan kita.Karena seorang guru sejatinya juga bisa menjadi seorang penulis untuk inovasi pembelajarannya.Jangan diniatkan untuk menjadi dikenal,niatkan saja menulis untuk diri sendiri .Mungkin diantara tulisan yang kita tulis suatu saat nanti ada hal yang bermanfaat untuk orang lain.Menjadi contoh baik kepada orang lain jauh lebih indah ketimbang sebatas teori hanya memberi nasihat.

1 jam obrolan ini rasanya sangat singkat sekali,sayang beliau masih ada kegiatan lain.Buat saya 1 jam ini tidak bisa ditukar dengan berpuluh-puluh jam lain.Sangat menginspirasi, sangat memotivasi.Baterai untuk menulis jadi seperti dicharge lagi.jadi full 100%.Sampai Lupa kami tidak selfi berdua kebiasaan ibu-ibu yang sudah jadi trend,karena saking asyiknya ngobrol sebagi bukti bahwa saya bertemu dengan penulis hebat.Bertemu dan berada dilingkungan orang-orang yang penuh semangat dan selalu memotivasi ternyata membuat hidup kita jadi “move On” terus.ketika sedang down ada orang yang “mencolek” kita agar tidak lenyap semangat.Ibu Iis adalah seorang Ibu yang luar biasa,yang selalu penuh semangat dalam mengikhtiarkan sesuatu,lewat prestasinya Insya Allah dalam waktu dekat akan menjadi seorang Kepala Sekolah yang mumpuni yang bisa menebar virus-virus positif dilingkungannya.Tak pernah bosan ngobrol dengannya,sambil berkelakar ,”saya nanti jangan lama-lama ah menjadi Kepala Sekolah cukup 4 tahun saja,suatu saat nanti saya ingin berkontribusi lebih banyak ingin menjadi Mentri Pendidikan” selorohnya.Mari kita Aminkan doa beliau dan saya yakin melalui Doa dan Ikhtiar,cita-cita mulia ini bisa tercapai.Saya yang berada dilingkungan pendidik sangat butuh orang seperti Bu Iis.Masih banyak motivasi-motivasi beliau yang belum bisa saya ceritakan disini.Lain waktu mungkin saya akan membuat tulisan lagi bagian keduanya.Terima kasih Bu Iis,banyak pelajaran dari obrolan kami ini,Penuh Semangat,full motivasi dan Sangat menginspirasi.Siapapun bisa untuk menjadi penulis,penebar virus kebaikan.”BERANI MEMULAI untuk hal yang positif “,Penutup Pembicaraannya

Sagusabu Kota Cirebon,05 Januari 2017

Diiring hujan rintik-rintik 17.25

Echa Smile