Eko Adri Wahyudiono

Saya hanyalah seorang guru biasa. Jika bukan pengajar pastilah pendidik dalam tugasnya. Bisa jadi adalah keduanya. Namun, jika bukan keduanyapun, saya pastilah ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cinta dan Balap Liar
suasana balap liar . image dokpri

Cinta dan Balap Liar

Di bawah langit malam yang bertabur bintang, Nanda duduk termenung sendirian. Menurut Nanda malam ini bintang-bintang bersinar lebih terang dari biasanya. Begitupun dengan bulan yang berbinar lebih benderang. Diamatinya langit malam hari ini dengan mimik wajah yang sulit untuk diartikan.

Malam ini merupakan malam yang menyakitkan untuk Nanda. Bagaimana tidak? Tepat satu tahun lalu di malam ini, di tempat yang sama, Jeffrey menyatakan cinta padanya. Namun sayang Nanda tidak menerima cinta Jeffrey, justru Nanda menolak mentah-mentah ajakan Jeffrey untuk berpacaran dengannya.

Alasan Nanda tidak mau menerima cinta Jeffrey waktu itu karena dirinya dan Jeffrey sudah berteman dekat sedari kecil. Nanda tidak mau merusak pertemanan mereka, Nanda takut jika ia akan kehilangan Jeffrey.

“Kenapa? Apa karena keadaan ekonomi keluarga kita yang jauh berbeda?” tanya Jeffrey pada waktu itu, tentu Jeffrey juga butuh alasan mengapa Nanda tidak mau menerimanya.

“Bukan karena itu Je, aku hanya takut kehilangan kamu. Bagaimana kalo suatu saat kita putus? Aku tidak hanya kehilangan kekasih, tapi juga kehilangan sahabatku” jelas Nanda dengan suara bergetar dan kepala menunduk.

“Kita belum mulai apa-apa tapi kamu udah mikir putus, Nda?” tanya Jeffrey yang heran dengan jawaban yang diberikan Nanda. Bukankah jika masa awal pacaran yang dipikirkan adalah bagaimana cara menciptakan rasa nyaman satu sama lain, mencari kebahagiaan, kalau kata orang-orang adalah masa kasmaran.

“Aku cuma mikir kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kedepannya, Je” jawab Nanda dengan kepala yang lebih menunduk dari sebelumnya, dan sepertinya Nanda mulai menangis.

“Tapi gimana kalau ternyata kedepannya kita bisa hidup bahagia? Menuju ke jenjang yang lebih serius, setelah itu kita memiliki keluarga kecil yang hangat, yang bisa menjadi tempat untuk berpulang. Jangan cuma mikirin kemungkinan terburuknya aja Nda, pikirin kemungkinan baik kedepannya” jelas Jeffrey dengan serius dan penuh penekanan.

Nanda dilanda dilema saat ini, ia sulit berpikir untuk sekarang. Tidak bisa mengelak, tentu Nanda juga memiliki perasaan yang sama untuk Jeffrey. Mereka berteman dekat sedari kecil dan selalu melakukan apa pun bersama-sama, tidak mungkin jika ia tidak pernah terbawa perasaan dengan Jeffrey.

Terlebih perlakuan yang Jeffrey berikan untuknya tidak wajar jika hanya untuk status teman dekat. Tapi kembali lagi, Nanda tidak mau jika harus kehilangan Jeffrey jika suatu saat mereka putus. Lagipula dengan status seperti ini menurutnya tidak masalah, Jeffrey akan selalu berada di dekatnya dan begitupun sebaliknya.

Tapi tidak dengan Jeffrey, ia butuh kepastian ia tidak ingin digantung seperti ini. Namun Nanda tetaplah Nanda, Nanda yang selalu keras kepala dan ingin menang sendiri. Nanda selalu beranggapan jika apapun yang sudah ia putuskan sudah yang paling benar.

Akhirnya malam itu mereka berdua pulang dengan tangan kosong, tidak berubah status yang sebelumnya teman dekat menjadi sepasang kekasih. Malah sekarang mereka perang dingin. Tidak ada yang mau mengakhiri perang dingin ini, dan hal ini bertahan selama seminggu. Selama seminggu itu mereka tidak saling bertanya kabar, jangankan bertanya kabar.

Dan hari ini, tepat satu minggu berperang dingin dengan Jeffrey, Nanda mendengar kabar kalau Jeffrey akan turun arena malam ini. Ya, memang Jeffrey sangat sering balap liar, alasan ia melakukan hal ini karena uang yang ia dapatkan dari balap liar ini untuk menghidupi dirinya sendiri. Jeffrey tidak seperti Nanda yang sealalu dituruti jika menginginkan sesuatu. Sejak umur 8 tahun ia di tuntut untuk hidup mandiri.

Nanda tentu sangat mengkhawatirkan Jeffrey setelah mendengar kabar tersebut. Walaupun Jeffrey sudah sering balapan liar, tapi entah kenapa kali ini ada perasaan mengganjal. Dan akhirnya ia memutuskan untuk datang ke arena tempat Jeffrey balap liar. Baru ia memarkirkan mobilnya, sudah terdengar sirine mobil polisi yang bersahut-sahutan.

Kekhawatirannya semakin menjadi ketika ia mencium bau anyir di sekitar arena, lebih tepatnya di bawah pohon asam jawa yang dikerumuni banyak orang. Nanda pun menghampiri kerumunan tersebut, dan betapa terkejutnya setelah ia mengetahui apa yang terjadi. Jeffrey tergeletak dengan darah yang mengalir dari kepalanya, kondisinya sangat mengenasakn. Nanda hanya bisa mematung melihat keadaan sahabatnya saat ini.

“Dengar-dengar motornya di sabotase sama lawan mainnya malam ini” ujar seorang wanita di belakang Nanda.

“Ya ampun kasihan banget, langsung meninggal di tempat gitu” ujar seorang pria yang tepat berada di samping Jeffrey.

Suara bersahut-sahutan memenuhi gendang telinga Nanda, namun fokus Nanda tetap pada Jeffrey yang sekarang sudah tidak bernafas lagi. Bahkan Jeffrey kehilangan darah banyak sekali. Percuma jika Jeffrey di larikan ke rumah sakit, karena jelas-jelas Jeffrey sudah tidak bernyawa lagi.

Nanda merutuki kebodohannya, ia menyesal karena telah menolak cinta Jeffrey, menyesal karena berperang dingin dengan jeffrey. Tidak menyangka ternyata minggu lalu adalah pertemuan terakhir mereka. Banyak penyesalan-penyesalan muncul dalam diri Nanda. (A5E11 EAW7 MGT1611)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pikir dulu sebelum mengambil keputusan. Cerita yang keren mas.

16 Nov
Balas

Luar biasa pak eko penuh inspirasi dan mencerahkan

16 Nov
Balas

Sedih banget.Andai Nanda tahu.... Lanjut, Bapak. Salam sukses.

16 Nov
Balas



search

New Post