Eko Adri Wahyudiono

Saya hanyalah seorang guru biasa. Jika bukan pengajar pastilah pendidik dalam tugasnya. Bisa jadi adalah keduanya. Namun, jika bukan keduanyapun, saya pastilah ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Dimensi Lain - Bagian 2 (Tamat)
dokpri

Dimensi Lain - Bagian 2 (Tamat)

Kano terbangun “Hanya mimpi...” gumam Kano. Ya, sekarang ia berada ditempat yang tak asing baginya. Kamar sederhana, tembok yang penuh dengan gambar-gambar buatannya, dan beberapa mainan kesukaannya. Ia beranjak dari kasur, dan menjalani kesehariannya yang membosankan. Saat disekolah, tiba-tiba ia teringat dengan mimpinya tadi malam “Andai itu nyata” gumamnya.

Bel pun berdering, anak-anak berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing dengan semangat, kecuali Kano. Karna ia harus les setelah pulang sekolah. Les selesai saat langit sudah gelap, tanda waktu sudah larut malam. Ia segera pulang, lalu membersihkan badan, dan bersiap untuk tidur.

Saat sedang berbaring di kasur, sekilas ia berharap mimpinya akan terulang lagi. Walau dunia itu sangat asing baginya, tapi dalam hati kecilnya ia sangat ingin tinggal disana. Setelah bergelut dengan pikirannya sendiri, Kano pun tertidur dengan lelap. “Kano bangunnn! Ayoo nanti kita terlambat!!” Kano pun bangun dan kaget dengan apa yang ada didepannya. “Silly? Aku disini lagi?” Kano heran. “Duh bicara apa sih, ayo hari ini ada festival yang dirayakan setahun sekali. Segera bersiap, aku tunggu didepan”.

Mereka telah sampai ditempat festival itu. “Ayo ikuti aku, kita hampir sampai ke arena Champion cup” ucap Silly buru-buru. “Hah? Champion apa?” jawab Kano kebingungan. Sekarang mereka sudah berada di arena yang disebut sebagai Champion Cup. “Ini dia peran utama festival ini, dan kau akan mengikutinya” ucap Silly bangga.

Terdapat orang-orang yang menaiki harimau, berpakaian besi, dan bersenjata. “Maksudmu aku akan mengikuti ini?”. “ Ya, kau sudah aku daftarkan untuk menjadi pesertanya, aku yakin pasti kau menang” jawab Silly dengan semangat. Tanpa sadar Kano menuruti Silly, dan sudah berada di baris peserta dengan pakaian yang sama seperti yang lain. “Kenapa aku mau-mau saja” gerutu Kano sambil menepuk jidatnya sendiri. Champion Cup, persaingan yang sangat ketat. Untuk memenangkan nya, harus melewati berbagai rintangan yang sulit. Dan pemenangnya disebut sebagai, Sang Champion.

“Eh kalian sudah tahu belum hasil Champion Cup tadi? Katanya sangat tak terduga loh.” “Ohiya, aku dengar Sang Champion tahun ini namanya Kano kan? Siapa itu? Aku belum pernah mendengar namanya.” Sekarang Kano menjadi pembicaraan orang-orang diseluruh festival saat ini. “Kau dengar itu, kau menjadi pemeran utama festival ini! Percaya kataku” ucap Silly kegirangan.

Sebaliknya, Kano masih menganga tidak percaya dan merasa semakin bersemangat setelah memenangkan Champion Cup yang seru baginya. “Sebaiknya kita menikmati festival ini, akan kutunjukan kau makanan-makanan lezat disini” ajak Silly. Kano dan Silly menikmati semua permainan dan beberapa makanan, tak lupa membawa beberapa aksesoris.

Malam itu terasa sangat panjang bagi Kano. Lonceng berbunyi, waktunya untuk pulang. Saat sesampainya di kapsul, Silly memberikan sebuah gelang yang indah. “Ini buatmu, aku juga memilikinya satu” sambil menunjukkan gelang yang lain dipergelangan tangan Silly. “Ini adalah simbol persahabatan kita, gelang ini akan bersinar jika salah satu dari kita berada dalam bahaya” ucap Silly.

Kano dengan senang memakai gelang tersebut. “Terima kasih, terima kasih banyak Silly, aku sangat-sangat-sangatt senang hari ini” ucap Kano yang tiba-tiba memeluk Silly. Silly kaget, lalu tersenyum dan membalas pelukan Kano. “Sama-sama Kano. Jadi, mana yang kamu pilih? Tetap disini atau kembali?”

Kano bangun dari tidur, ia kembali ke dunia aslinya. Perasaannya bercampur aduk, sedih, gusar, kecewa, dan sepi. Ia melihat jam yang berada di samping kasurnya yang telah menunjukkan pukul 3 malam.

“Apakah itu semua mimpi? Kenapa? Kenapa aku sesedih ini? Bila memang itu hanya mimpi, tidak bisa kah mimpi itu selesai sampai akhir. Aku mohon jangan terpotong ditengah-tengah seperti itu. Aku masih ingin disana lebih lama lagi” Isaknya dalam tangis. Ditengah-tangah tangisannya ia menyadari ada sesuatu yang bersinar, ternyata gelang yang berada ditangannya. Ya, gelang pemberian Silly. “Jadi, ini semua nyata?” (A1S29 EAW10 MGT141123)

Tamat

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Pak E.A.Wahyudiono. Salam literasi

14 Nov
Balas

Menarik ceritanya, Pak Eko. Salam sukses selalu.

14 Nov
Balas

Ceritanya menarik, ditunggu cerita berikutnya pak

14 Nov
Balas

Emh..imajinatif... Keren. Sukses, Mas.

14 Nov
Balas

mantap cerpenya, Pak. daya imajinasi yang luar biasa. Salam sukses.

14 Nov
Balas

Keren ceritanya. Sukses selalu Pak Eko.

14 Nov
Balas



search

New Post