Musik dengan irama beat, ditambah suara dentuman drum serta bass membuat suasana menjadi tegang sehingga aliran darah di urat nadi tubuh para guru, supporters dari para murid SMA 1 Magetan plus alumni, seolah-olah terhenti saat melihat sosok cantik pemain basket yang sedang bersiap untuk melakukan shooting.

Detik-detik itu sungguh menegangkan. Mengapa semua menjadi gelisah dan cemas? Itu pasti karena hormon adrenalin yang terpompa ke dalam aliran darah sehingga detak jantung menjadi 2 kali lebih cepat dari kondisi normal.

Bagaimana tidak, Malam minggu tanggal 27 Agustus 2022 pukul 19.30, Tim bolabasket Putra dan Tim bolabasket putri mampu menembus putaran final pada ajang MBD. Itu adalah Magetan Basketball Development yang dibidani oleh Perbasi Magetan dengan dukungan banyak sponsor tentunya.

Fitra Khoirunisa, adalah murid kelas 12 IPA 7 yang akan melakukan shooting pada keranjang di board lawan. Hal itu terjadi karena salah satu pemain basket lawan, yaitu SMA 2 Magetan telah melakukan pelanggaran di shooting area pada lantai yang umumnya berwarna hitam.

Saat itu selisih skor sangat tipis, yaitu 08 - 07 untuk Tim Smasa Magetan. Semua menahan nafas saat Fitra, murid tinggi dan cantik melakukan tembakannya. Gemuruh sorak penonton meledak karena bolanya meleset. Trio pelatih alumni Smasa Magetan, yaitu Pak Yuqa , Pak Abim dan Pak Septian harus ber-jibaku untuk memberikan coaching dengan berteriak keras serta berfikir cepat untuk mengatur strategi.

Pada kesempatan tembakkan yang kedua pun, ternyata gagal. Pupus sudah rasanya harapan ini. Apalagi melihat tim lawan yang semakin bersemangat untuk berjuang. Tiba-tiba satu pemain dari tim lawan melakukan kesalahan fatal yang sama lagi sehingga, Fitra lagi-lagi yang menjadi tumpuan harapan para anggota tim bolabasket, sekali lagi untuk melakukan dua tembakan sebagai hadiah dari wasit dan merupakan hukuman bagi tim lawan.

Mata kami para guru sebagai supporters dan para offisial serta pelatih hanya bisa berdoa. Tembakan pertama pada hukuman kedua ini juga meleset. Semua sudah pasrah sambil menunggu tembakan kedua. Lagi-lagi tembakannya meleset. Kami merasa sedih dan tidak percaya rasanya melihat semua itu.

Kekaguman saya, mungkin tidak ada yang memperhatikan, adalah beban psikologis Fitra saat gagal sangatlah tampak. Yakin dia merasa bersalah. Namun, hebatnya, semua rekan satu timnya, sama sekali tidak menyalahkan, memaki atau hilang semangatnya. Mereka satu persatu memberikan dukungan dengan tepukan bahu, atau gesture positif lainnya.

Jika Anda pernah mendengar lagu You Raise Me Up, itulah lagu yang pas akan makna untuk saling menyemangati saat ada rekan yang down. Akhirnya, teamwork tim Smasa Magetan masih solid dan bisa menambah skor menjadi 10 - 08 dari tembakan bernilai 2 skor. Sayang sekali, semangat yang berlebihan pada putaran menit terakhir, salah satu pemain dari tim Smasa membuat pelanggaran.

Dari 2 tembakkan ke papan gawang, pemain dari tim Smada Magetan hanya mampu menaikkan skor menjadi 10 - 09. Sungguh sangat tipis sekali peluang untuk menang bagi Timnya Fitra. Bila tim lawan mampu memasukkan bola, artinya Tim Fitra akan ketinggalan 10 - 11, maka bisa jadi Smada Magetan akan menjadi juaranya.

Itulah, kenapa kita tidak boleh patah arang dan putus asa, justru pada 1 menit menjelang putaran berakhir, salah satu pemain putri dari Smasa Magetan yang tidak terjaga mampu melesat dengan mendribling serta memasukkan ke keranjang lawang lawan. Sontak, luapan euforia kegembiraan para pendukung dari Smasa Magetan meledak semangatnya sampai bel waktu masa pertandingan berbunyi skor bertahan pada 12 - 09. Sungguh sangat tipis sekali selisihnya!

Selamat kepada Fitra Kairunisa dan semua anggota Tim bolabasket Putri Sma 1 Magetan. You are the real winners. Anda mengajarkan bahwa semangat pantang menyerah dan selalu berjuang telah dibuktikan. Ingatlah bahwa "We Are The Chosen One and We Are The Leaders, Not Followers"!