Ujian semester ganjil tahun 2024 di semua jenjang sekolah di penjuru tanah sudah mulai berakhir, termasuk juga di sekolahku. Saat ini, semua guru pastilah sedang disibukan dengan proses pengolahan nilai e-raport yang akan dibagikan pada pekan ketiga sebelum liburan akhir tahun.

Tidak terkecuali dengan diri ini yang harus memperhatikan proses asesmen untuk satu nilai terakhir pada setiap mata pelajaran. Semua itu tidaklah semudah membalikan telapak tangan ini.

Setiap guru harus memperhatikan semua aspek yang dinilai mulai dari kognitif atau pengetahuan, psikomotorik atau keterampilan dan afektifnya. Semua nilai itu harus digabung menjadi satu nilai dalam buku rapor anak didik.

Dibandingkan dengan asesmen pada Kurikulum 2013, setiap aspek akan berdiri sendiri dengan ada tiga penilaian yang akan dituliskan oleh guru sebagai bentuk feedback untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran pada setiap individu anak didik.

Bahkan pada penilaian afektif, ada 12 elemen yang harus dinilai mulai dari kejujuran, kreativitas, ibadah, inisiatif, disiplin, kesetiakawanan sosial dan banyak lainnya.

Hal itu membuat bapak ibu guru harus detail dalam mempunyai catatan khusus akan perkembangan setiap muridnya karena nilai angka pada raportnya adalah usaha mereka dalam penguasaan setiap materi pelajaran yang diterimanya dalam setiap satu semester.

Sedangkan, di sistem penilaian di Kurikulum Merdeka, ya terserah pada bapak dan ibu guru dengan menyatukan semua nilai anak mulai dari penugasan, project, ulangan harian, mid semester test, penilaian akhir semester, literasi, prestasi non akademis, portofolio, kerajinan, dan banyak halnya termasuk penilaian individu maupun kelompok.

Terus apa hubungannya dengan kaos kaki di kakiku yang mulai banyak lobang di jarinya?

Sebetulnya juga tidak ada sih! Hanya, rasanya, akhir-akhir ini, begitu banyaknya peristiwa yang terjadi pada profesi guru mulai dari kasus dituntut di pengadilan karena mendidik anak, kenaikan gaji yang belum jelas atau kenaikan tunjangan guru yang berembus setengah membingungkan membuat kepala guru menjadi sedikit pening.

Dengan tatapan sedikit nanar pada kaos kaki lobang yang aku pakai karena terlalu fokus mengajar dan mendidik justru mengingatkan ternyata sudah 6 bulan ini juga belum menerima notifikasi nada 'klunthing' untuk tunjangan guru yang masuk ke dalam akun rekeningku yang sudah mulai ingin menangis.

Namun, kondisi ini tetap disyukuri saja meskipun kaos kakiku telah berlobang. Minimal sirkulasi darah di telapak kaki ini lancar dan tidak berkeringat serta menimbulkan aroma yang tidak sedap karena udara panas lembab sebelum turun hujan.

Guru hanya menerima nasib dan pasrah setelah berusaha seperti halnya para murid yang akan menerima nilai angka yang tertulis pada raport mereka sebentar lagi.

Salam