Kholifah, Menjadi Guru SMPN 1 Welahan Jepara karena Terinspirasi Seorang Tukang Becak
Beliau bukanlah manusia yang ditunjuk sebagai 'wakil' untuk menjadi pemimpin dan mengurusi serta merawat bumi ini, melainkan untuk menjaga keluarga tercintanya.
Jika yang istilah yang pertama di atas itu disebut 'Khalifah'. Sedangkan yang kedua itu adalah nama yang singkat namun bermakna dalam dari seorang guru cantik dan ramah, yaitu ibu 'Kholifah'.
Ibu Kholifah dilahirkan di Pemalang pada bulan April 1976 dan sehari-harinya mengajar mata pelajaran Prakarya, yang juga disebut Kewirausahaan di SMP Negeri 1 Welahan Jepara Jawa Tengah. Guru yang suka tersenyum ini alumnus dari Fakultas Teknik Jurusan PKK, UNNES (Universitas Negeri Semarang). Keren kan?!
Tidak keren juga sih! Gara-gara jurusan tersebut, beliau menjadi kesulitan untuk mengajar bila dikaitkan kebijakan Kemdiknas tentang linieritas pelajaran yang diampunya dengan tunjangan sertifikasinya. Mau tidak mau, beliau terpaksa harus bercapek ria untuk sering ikut relli Jepara-Jakarta hanya untuk mengurus hak yang harus diterimanya.
Memang kuliah di jurusan PKK itu berhubungan dengan Keluarga. Kegiatan seperti memasak, menjahit, merias diri atau orang lain. Lucunya di saat jadi mahasiswi, bu Kholifah pernah diberi nilai C oleh dosen mata kuliah tata riasnya karena beliau tidak mau bulu alisnya dicabut untuk praktik sebagai model saat dirias.
Meskipun demikian, beliau sering tersenyum lebar dan seolah-olah terlihat bahagia. Semua itu beliau lakukan semata untuk memberikan rasa aman dan tentram di hati orang-orang di sekelilingnya seperti keluarga dan para sahabat yang juga menyayanginya agar baik-baik saja.
Dari beberapa kisah perjalanan hidupnya, beliau sangat terinspirasi oleh kisah dari sosok almarhum kakeknya yang bekerja sebagai tukang becak namun selalu bisa menjadi motivator pendidikan yang hebat di hati ibu Kholifah. Bisa ditebak, dari kakeknya lah yang membuat beliau memilih menjadi guru.
Beliau juga pernah merasa kehilangan yang terdalam saat baru-baru ini "Pecut Semangat" dalam hidupnya berpulang ke Rahmatullah, yaitu ayah yang saat ini telah berada di Surga Jannah Allah SWT.
Entah mengapa, ibu guru cantik yang wajahnya mengingatkan pada Iis Sugianto, sosok penyanyi era 90 an ini sudah lama tidak menulis lagi. Bila diperhatikan, tulisan terakhirnya sekitar bulan April dan November 2023.
Bisa karena kesibukan beliau yang harus mendidik kedua anaknya yang cantik dan tampan. Apalagi keduanya sudah menjelang dewasa dan memerlukan perhatian lebih dari ibundanya.
Alasan lainnya, mungkin karena usaha mini marketnya yang awalnya untuk mendukung perekonomian keluarga, saat ini sudah berkembang pesat menjadi usaha utama disamping sebagai guru ASN.
Jadi merindukan artikel bu Kholifah yang berisi berbagai genre tulisan. Mulai dari puisi, kolom tentang perjuangan hidup, cerber, puisi dan opini. Uniknya pembaca tidak terasa untuk diajak mengikuti pendapatnya dengan sedikit ada nada protes pada permasalahan kehidupan yang ditunjukan pada kalimat-kalimatnya dengan bahasa yang apa adanya dan spontan tanpa ditutupi-tutupi melalui simbol bahasa.
Semoga ibu Kholifah bisa segera kembali ke jalan yang lurus dan benar di dunia literasi dengan secepatnya dalam keadaan sehat walafiat untuk menginspirasi orang lain.
Salam
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lho kok kayak Iis Sugianto... hahahaa
Kagum dengan tulisan nya pak
Suatu kiasan yang menawarkan ajakan untuk membaca lebih lanjut ulasan ini, siapapun akan betah membaca sampai di titik akhir bacaan. Salam sukses pak Eko
Saya belum pernah membaca tulisan Bu Kholifah. Semoga beliau eksis lagi.