Eko Adri Wahyudiono

Saya hanyalah seorang guru biasa. Jika bukan pengajar pastilah pendidik dalam tugasnya. Bisa jadi adalah keduanya. Namun, jika bukan keduanyapun, saya pastilah ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pantaskah Aku
dokpri

Pantaskah Aku

Disya adalah anak dari seorang penjual kue yang bernama Ibu Tari. Disya dikenal sebagai anak yang baik hati dan suka membantu ibunya membuat kue. Disya hanya tinggal bersama ibunya, karena ayahnya sudah meninggal sejak ia masih berusia lima tahun.

Meskipun hanya tinggal berdua saja, Disya mempunyai paman yang sangat peduli kepadanya. Semua biaya sekolah Disya ditanggung oleh pamannya, ia bernama Om Tio.

Suatu hari, tepatnya pada hari Senin Disya masuk ke sekolah. Saat itu selesai upacara, sekolah selalu memberi waktu 15 menit untuk literasi sebelum pembelajaran dimulai. Sya'qi yang merupakan ketua geng di kelasnya datang menghampiri Disya, dan berkata, "Hei Dis, ternyata kamu ini anak penjual kue ya?" Ucapnya sambil tertawa.

"Kok bisa sih anak penjual kue masuk ke sekolah favorit ini, padahal kalau dilihat dari tampang mukanya sangat lugu begitu hahaha," sambung salah satu anak dengan mengangkat dagu Disya. Disya hanya bisa terdiam, ia tidak menghiraukan perkataan temannya.

Di dalam kelas, Disya hanya termenung memikirkan perkataan temannya, "emangnya salah ya kalau ibu hanya penjual kue dan aku sekolah disini?" Kata Disya dalam hati. Disaat merenung tiba-tiba Disya terbangun dari lamunannya karena dipanggil oleh guru untuk mengerjakan soal matematika, akan tetapi ia tidak bisa mengerjakan akibat melamun saat guru menjelaskan.

Sang guru pun memarahi Disya dengan berkata "Mau dapat nilai dari mana kamu kalau begini? Kamu ini di sekolah favorit Disya, masa soal segampang itu tidak bisa?".

Perkataan guru tersebut membuat perasaannya sedih dan malu. Tak hanya itu Sya'qi and the geng juga mengejek Disya hanya karena tidak bisa mengerjakan soal matematika tersebut. Lagi dan lagi Disya hanya bisa terdiam dan bersabar, hingga air matanya menetes secara perlahan.

Bel Pulang berbunyi, Disya pun bergegas untuk pulang......

Setibanya di rumah, ternyata Om Tio sedang berkunjung ke rumahnya. Pada saat itu Om Tio melihat Disya yang matanya memerah. Om Tio bertanya kepada Disya, "kamu kenapa Disya, kamu habis nangis ya?" Tanya Om Tio.

"Aku selalu diejek teman-teman bahkan guruku saat di sekolah, emang apa salahnya kalau aku anak ibu yang berjualan kue? dan kenapa guruku merendahkanku hanya karena aku tidak bisa mengerjakan soal matematika?" Jawab Disya dengan melas.

"Enggak salah kok, semua memiliki kemampuan masing-masing tidak semua pelajaran harus kamu kuasai. Jadi setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda, contohnya kamu pintar dipelajaran Biologi tapi kamu kurang bisa memahami dipelajaran matematika maupun sebaliknya Dis. Kecerdasan seseorang tidak dapat dilihat dari pekerjaan orang tua ataupun latar belakang orang tersebut." Jawab Om Tio dengan tujuan memotivasi Disya.

Om Tio tidak terima akan hal tersebut, keesokan hari ia mengunjungi sekolah untuk melaporkan kepada wali kelas. Pada saat itu juga Sya'qi and the gang diperingati oleh wali kelas supaya tidak mengulangi perbuatannya. (F9-S28 EA-10 MGT21123)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sangat disayangkan jika itu masih terjadi pada generasi muda putih abu-abu.Semoga guru Matematika sadar dengan ucapannya.

02 Nov
Balas

Kadang para siswa tidak berpikir panjang sebelum berbuat ya pak Eko

02 Nov
Balas

Hal demikian, masih ada terjadi, pak. Salam sehat selalu

02 Nov
Balas

Kisah realita yang sering terjadi di sekolah. Salam sukses, Bapak.

02 Nov
Balas

Bahkan orang tua siswa masih ada yang suka protes pihak sekolah

03 Nov
Balas



search

New Post