Eko Adri Wahyudiono

Saya hanyalah seorang guru biasa. Jika bukan pengajar pastilah pendidik dalam tugasnya. Bisa jadi adalah keduanya. Namun, jika bukan keduanyapun, saya pastilah ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Payung Senja
gambar dari pinterest.com

Payung Senja

Di sebuah perpustakaan sekolah yang sunyi, ada seorang wanita berambut panjang yang mengalir seperti sutra hitam, seringkali diikat dalam kepang longgar yang mengurai ke bahu. Mata hitam yang berkilau dengan kecerdasan dan kehangatan, mengisyaratkan di balik sorotannya. Serta memiliki postur tubuh yang ramping dan berkulit putih itu membuat dirinya lebih indah. Wanita itu bernama “Senja”.

Senja memiliki sifat introvert yang menjadikan perpustakaan sebagai pelarian dari kebisingan. Setiap hari ia menghabiskan waktunya di perpustakaan, membaca dan mengelilingi dirinya dengan dunia- dunia yang tercipta dari lembaran buku-buku yang mengisi di rak Perpustakaan. Tiap halaman yang dibacanya membawa dunia baru ke dalam hidupnya.

Suatu hari,sambil meraih buku di rak atas, matanya bertemu dengan sejoli mata coklat yang membuat detak jantungnya berdebar. Dia adalah seorang pria dengan postur tinggi, bahu yang lebar dan tubuh yang atletis. Kulitnya berwarna putih, dengan rambut coklat yang bergerak lembut oleh hembusan angin. Bibirnya terukir dalam senyum lembut yang membuat siapa pun yang melihatnya merasa nyaman. Pria tersebut bernama “Fajar”.

Seiringnya waktu mereka berdua sering bertemu di sudut-sudut perpustakaan yang sunyi, mereka mulai berbicara tentang buku-buku favorit, berbagi cerita yang mereka baca, menggali pengetahuan bersama, dan harapan-harapan mereka di masa depan.

Setiap hari, mereka bertemu di perpustakaan tersebut. Perpustakaan menjadi saksi bisu dari pertemuan mereka yang penuh canda tawa. Fajar membantu Senja membuka diri dari ketertutupannya, sementara Senja mengajari Fajar bahwa hidup adalah buku yang harus dibaca dengan penuh semangat.

Berjalannya waktu ke waktu Senja yang semula seorang wanita yang introvert, menjadi wanita yang lebih ceria dan penuh semangat di setiap harinya. Siswi yang duduk di bangku kelas 12 ini sekarang lebih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan, seperti: Olimpiade Matematika, Karya Tulis Ilmiah dan lain sebagainya.

Senja berkata pada dirinya sendiri “ini semua berkat Fajar yang selalu menasehatiku untuk selalu menjadi pribadi yang lebih aktif “ ucap Senja.

Memang semua orang dapat berubah jika ia mau berusaha untuk merubahnya.

Bel pukul 15.00 telah berbunyi, tandanya pulang sekolah telah tiba. Fajar yang berada di kelas 12 Mipa 8 segera menghampiri Senja yang berada di kelas 12 Mipa 3. Tidak di sangka cuaca yang awalnya panas menjadi mendung, dan tiba-tiba hujan pun turun.

Hujan tidak akan menghalangi Senja dan Fajar pulang , mereka berjalan pulang bersama dengan payung yang sama. Di bawah payung itu, mereka membuat tawa bergema di sepanjang jalan.

Senja tiba-tiba terpeleset tetapi Fajar dengan sigap menangkapnya agar tidak jatuh. Senja tersentak, matanya sempat terpejam untuk beberapa saat sebelum akhirnya terbuka. Betapa terkejutnya Senja, ketika mendapati wajah Fajar berada tepat di depan mata. Benar-benar dekat, seperti terpaut beberapa sentimeter saja. Senja dapat merasakan aroma napas mint yang keluar dari mulut laki-laki itu.

"Ma..-makasih, Fajar," tutur Senja dengan wajah yang memerah padam, tampak malu.

“Nggak masalah aku selalu ada di sini untukmu,” jawab Fajar sambil tersenyum manis.Mereka melanjutkan perjalanan pulang, dengan suasana berbunga-bunga.

Suatu hari, Fajar datang kepada Senja dengan berita tragis. Dia diagnosis menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Senja merasakan kepedihan yang mendalam , tetapi dia tetap berada di sisi Fajar , mendukungnya melalui setiap rasa sakit dan kesulitan.

Saat Fajar semakin melemah, Senja akhirnya mengungkapkan perasaan padanya. Meskipun terkejut, Fajar tersenyum lemah dan memegang tangan Senja. Dia berterima kasih padanya karena selalu ada di sampingnya.

Fajar dengan senyuman tipis tersungging kemudian berkata, "Jangan lupakan ku, meski aku tidak ada di sini. Jagalah kenangan kita hidup dalam hatimu, sebagai bukti bahwa cinta kita abadi."

Senja pun meraih tangan Fajar dengan lembut sambil berbisik dengan nada lirih, "Aku tidak akan pernah melupakanmu. Kau adalah cahaya dalam hidupku, bahkan saat gelap merayap. Aku mencintaimu, selamanya.".

***

Beberapa bulan kemudian, Fajar pergi meninggalkan dunia ini , tetapi cintanya untuk Senja tetap abadi. Senja merasa kehilangan yang mendalam, tetapi dia tahu bahwa mereka memiliki kenangan indah bersama yang menjadikan kenangan sepanjang hidupnya.

Mungkin hakikat fajar dan senja pada umumnya memang selalu berlawanan. Antara terang dan gelap, antara pengawal dan pengakhir, tak bisa bersama dalam satu waktu. Namun mereka lupa, jika bagaimana pun takdir Tuhan mengatakan bahwasanya keduanya selalu saling membutuhkan. (O28-S34-EA7 MGT 21123)

~ Tiada Fajar tanpa Senja, tiada Senja tanpa Fajar. ~

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post