Eko Adri Wahyudiono

Saya hanyalah seorang guru biasa. Jika bukan pengajar pastilah pendidik dalam tugasnya. Bisa jadi adalah keduanya. Namun, jika bukan keduanyapun, saya pastilah ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Perempuan Berisik
image from adobe stock

Perempuan Berisik

Semester awal di kelas 11 akhirnya dimulai. Sinar mentari perlahan mulai menyinari bumi. Suara berisik kendaraan yang berlalu lalang selalu menemani langkahku setiap pagi. Langkah kakiku perlahan mendekat dan mulai memasuki ruangan yang akan kutempati 1 tahun kedepan.

Rasa penasaranku muncul ketika melihat seorang perempuan yang sedang duduk di bangku depan dekat dengan pintu dimana aku berdiri. Dia terlihat sangat pendiam dan selalu menatap ke layar ponselnya. Tak lupa aku mengucap salam sembari masuk kedalam dan memilih meja yang ingin kutempati.

Namun tak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya saat aku memberi salam. Tak lama setelah aku duduk, datanglah temanku yang bernama Hana. Ia bertanya tentang perempuan yang duduk di pojok depan.

Sinta, siapa itu ? murid baru ?”

“ Entahlah, aku tak mengenalnya. Mungkin saja dia murid baru.”

Tak hanya aku dan Hana, semua orang juga penasaran dengannya. Bel sekolah berbunyi, tanda pelajaran akan segera dimulai. Terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke kelas. Pak Ari memberi salam dengan menggendong tas ransel dipunggungnya. Ia sudah mengetahui bahwa ada siswi baru.

Ia menyuruh siswi yang duduk di pojok depan tersebut untuk memperkenalkan dirinya di depan kelas. Akhirnya rasa penasaranku hilang setelah mengetahui namanya. Ia adalah Dita.

Ternyata pandanganku terhadap Dita salah. Belum ada waktu sehari ia sudah sangat akrab dengan teman sebangkunya yang bernama Putri. Mereka selalu pergi bersama kemana pun. Aku dan Hana sangat heran betapa mudahnya ia beradaptasi di lingkungan yang baru.

Namun kami juga merasa kagum akan dirinya. Hari demi hari, ia bertambah akrab dengan teman yang lain termasuk aku. Dia selalu tampak ceria, sangat bersemangat saat bicara, terkadang ia juga teriak-teriak tanpa alasan hingga menganggu banyak orang. Suara nya sangat melengking, hingga terdengar dari kejauhan.

Namun setelah beberapa bulan kami mengenalnya, ia tampak berbeda dari biasanya. Wajahnya terlihat pucat, dan tidak memiliki semangat. Dita menjadi pribadi yang mudah marah, dan mulai meneriaki temannya yang lain, hingga membuat kami merasa kesal terhadapnya.

Ia juga tampak asing dengan Putri, teman sebangkunya yang dulu terlihat begitu akrab. Saat aku dan Hana sedang duduk di dalam kelas, ia menghampiri kami sambil membawa sekotak bekal. Kami pun menyambutnya dengan baik dan mengajaknya berbincang. Di tengah pembicaraan Hana menanyakan tentang keberadaan Putri. Aku dikejutkan dengan reaksi Dita yang terlihat sangat kesal sambil membanting kotak bekalnya.

“Astaga kenapa kamu ? ” tanyaku

“ Jangan bahas Putri!! Aku gasuka.” Dita menjawab dengan penuh amarah.

Kemudian ia pergi ke luar kelas begitu saja. Hana berusaha menenangkanku. Banyak pertanyaan yang melintas dibenakku tentang sikap Dita yang begitu sensitif. Aku merasa sangat bersalah kepadanya karena telah membuatnya marah, namun aku juga merasa kesal dengan sikapnya yang berlebihan.

Tak lama kemudian, Putri berjalan di depanku. Aku pun langsung bertanya kepadanya tentang sikap Dita yang begitu sensitif. Namun Putri tidak memberitahuku tentang permasalahan yang sedang terjadi diantaranya. Rasa penasaranku begitu menggebu-gebu untuk ingin tahu permasalahannya lebih lanjut, tetapi Putri mencegahku untuk mencari tahu lebih dalam dan menyuruhku untuk menjaga jarak dengannya.

Sekarang, setiap kali bertemu denganku pandangan Dita berbeda dari hari-hari biasanya. Pandangannya menjadi penuh dengan amarah yang terpendam. Sikap Dita semakin menjadi-jadi. Ia selalu meneriaki teman-teman yang lain karena hal sepele yang tidak ia sukai. Dia sering mendapat masalah dan satu per satu teman mulai menjauhinya.

Sehingga ia tidak memiliki teman untuk bercerita. Keesokan harinya Dita tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Namun 1 minggu telah berlalu, Dita masih belum masuk sekolah. Semua temanku tidak ada yang mengetahui keberadaannya. Aku merasa sedikit cemas, walaupun sikap Dita seperti itu terhadapku, aku masih menganggapnya sebagai temanku.

Tak lama kemudian, Putri datang dan memberi tahu kepadaku tentang alasan Dita bersikap kasar. Namun tak sengaja Hana mendengar percakapanku dengan Putri dan berteriak, sehingga membuat temen-teman yang lain ikut mendengarnya.

“ Aku diberitahu oleh temanku, kebetulan dia teman Dita saat SMP. Sebenarnya seorang yang pendiam dan sempat menjadi bahan candaan oleh teman-temannya saat SMP. Ia bercerita bahwa dahulu Dita sangat sulit untuk bergaul dengan temannya. Sehingga saat ia masuk SMA ini, Dita merasa nyaman. Namun kepribadiannya berubah, karena rasa nyamannya. Dia merasa baik-baik saja sehingga ia dapat melakukan hal yang ia mau tanpa memikirkan temannya. Ia mudah marah dan sering meneriaki kita karena hal yang kita lakukan tidak sesuai dengan hal yang ia inginkan.”

“ Wahh begitu ternyata. Kok bisa ya orang yang semula pendiam jadi orang yang suka teriak-teriak? ” tanya Hana.

“ Ya, itu tadi. Mungkin dia merasa aman dengan kita, jadi dia bisa bersikap seenaknya. Mungkin itu sifatnya yang terpendam” Putri menjawab.

Aku sangat menyayangkan sikap Dita yang berubah. Tidak seharusnya ia bersikap seperti itu terhadap teman-temannya. Namun tidak seharusnya kita sebagai teman menjauhinya. Alangkah baiknya jika ia diberi tahu hal yang salah pada dirinya sehingga dapat menjadi pelajaran baginya. Aku berusaha membujuk teman-temanku untuk menjenguk Dita. Dan akhirnya mereka semua sepakat untuk menjenguknya.

Kini hubungan pertemanan kami dengan Dita kembali membaik. Ia tidak pernah berteriak kepada siapapun. Ia sering menghabiskan waktu dengan penuh canda dan tawa. Itulah pertemanan, jika ada masalah harus diperbaiki dan diselesaikan bukan untuk dihindari. (ABS7-LR19 EAW7 MGT91123)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kisah yang menarik. Sukses selalu Pak Eko.

09 Nov
Balas



search

New Post