Reinkarnasi
Pagi yang sangat cerah dengan suara burung berkicau merdu, ruang makan yang terisi gurauan sangat cocok dengan suasana pagi ini, tetapi tidak dengan Galang yang sibuk dengan isi pikirannya sendiri bahkan sekedar bergabung diruang makan pun dirinya sangat enggan.
Suara motor dan mobil menghentikan Galang dari lamunannya segera dia bergegas untuk keruang makan melihat apa yang tersisa dan hanya roti dengan isian telur, tanpa berpikir panjang ia segera menggambil roti itu karena jam masuk sudah sangat mepet.
Jam menunjukkan pukul 18.00, pintu utama terbuka dan yang Galang lihat kedua orang tuanya yang sedang memuji sang kakak. Galang dengan langkah lemasnya mendengar teriakan papanya memanggil, sedikit ragu untuk menoleh karena ia tahu panggilan itu bukan untuk sekedar menanyakan kabar mengapa dia pulang terlambat, tetapi amarah karena ia telah pulang terlambat dan menyebabkan tugas yang seharusnya dikerjakan tertunda
Detuman pintu terdengar keras, teriakan mulai menyauti tak sekali rintihan terdengar dan sekarang suara isakan pun muncul dari bibir galang setelah papa pergi. Ia hanya bisa menangis dan merintih sakit akibat ulah sang papa, tak berselang lama suara pintu terbuka, berjalan kearah Galang dan membantunya untuk berbaring dikasur.
Hening tak ada yang bersuara sedikit pun sampai Bastian, kakaknya memulai basa basi apakah adiknya sudah makan atau belum, dan yang ia dapatkan gelengan dengan rasa belas kasih ia segera keluar kamar dan mengambil makanan yang masih tersisa di meja makan juga beberapa obat
Kamar yang tadinya hening tanpa suara kini berubah menjadi tangis yang pilu, betapa terkejut adiknya telah dipanggil tuhan yang maha kuasa, kedua orangtuanya hanya bisa menyesal dan menyalahkan, tak terbayangkan mereka harus melihat anak bungsunya yang selama ini kurang ia perhatikan harus meninggalkan selama lamanya.
Alunan lagu yang sangat pelan membuat suasana cafe menjadi lebih nyaman, pandanganku tertuju pada orang yang berdiri dihadapanku, dia sangat amat mirip dengan adikku Galang, sorot matanya, hidungnya, hanya saja dia lebih tinggi daripada Galang. Apakah dia reinkarnasi Galang atau aku hanya berhalusinasi. (NM17RA24 EB10 MG71123)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Pak E.A.Wahyudiono. Salam literasi
Kadang kita sering melihat seseorang mirip dengan orang lain, ceritanya keren Pak Eko
Siip kisahnya, Bapak. Selalu ada pembelajaran apik. Salam sukses.
Mantap sekali